Bulan Ramadan selalu menjadi momen yang dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Saat menjelang berbuka, ada kegembiraan tersendiri yang terasa berbeda di tengah-tengah kewajiban menjalankan ibadah puasa. Berburu takjil saat ngabuburit merupakan salah satu kegiatan yang menarik banyak orang. Tidak hanya mencari makanan dan minuman untuk melepaskan dahaga, fenomena ini juga menjadi saat-saat di mana orang berbagi kebahagiaan dan kebersamaan satu sama lain.
Kota Bandung terkenal dengan destinasi kulinernya yang banyak tersebar di berbagai tempat, terlebih lagi jika Bulan Ramadan tiba. Pada hari Selasa (26/03/2024) kemarin, Aku menjelajahi salah satu destinasi favorit untuk berburu takjil di Bandung bersama teman-teman kelasku yang terletak di Pusat Dakwah Islam (PUSDAI).Â
Pengalaman mencari takjil saat ngabuburit di Pusdai Bandung menjadi semakin seru dan berkesan. Atmosfer ramai dan penuh semangat menyambut waktu berbuka puasa terasa begitu kental di sini. Para pengunjung dari semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa dapat menikmati berbagai macam takjil yang disajikan para pedagang di sepanjang jalan PUSDAI.Â
Berburu takjil di Pusdai Bandung menjadi lebih istimewa karena berbagai macam takjil yang ditawarkan oleh para pedagang. Setiap tahun, berbagai jenis takjil baru dibuat, menambah keceriaan dan keunikan dalam pengalaman berburu takjil. Â Terdapat berbagai macam kuliner dari berbagai negara disana, mulai dari Corndog, Wonton,dan makanan yang baru-baru ini viral yaitu Gohyong dan Milkbun. Para pengunjung sampai rela mengantri demi mencoba menikmati takjil itu. Kehadiran berbagai macam takjil dari mancanegara itu menambah warna pada proses berbelanja takjil di sini.
Tetapi pada akhirnya Aku tidak membeli apapun yang sudah aku sebutkan diatas, ternyata Aku malah tertarik pada jajanan tradisional khas Sunda yaitu Cimol. Karena memang sudah lama Aku mencari jajanan itu dan belum menemukannya. Cimol sendiri merupakan singkatan dari "aci digemol", yang mengacu pada bahan utama pembuatannya, yaitu tepung aci atau tepung kanji. Keunikan takjil cimol terletak pada teksturnya yang kenyal dan renyah di luar, namun lembut di dalam.Â
Rasa gurih dari bumbu-bumbu rempah yang meresap membuat takjil ini memiliki cita rasa yang khas dan menggugah selera. Takjil cimol ini disajikan dengan taburan bahan tambahan berbumbu kering untuk menambah cita rasa dan kelezatan. Jajanan pertama yang saya beli ini dibandrol dengan harga yang sangat terjangkau, cukup dengan harga 5 ribu rupiah saja.
Akupun menanyakan beberapa pertanyaan kepada pedagang yang ramah itu. Setelah berbincang, pedagang itu menceritakan sedikit sejarahnya berjualan cimol. Sebelum bulan Ramadan tiba, Ia berjualan di sekitar Taman Lansia dan Museum Geologi. Dan pada kesempatan Ramadan kali ini, Ia berjualan jajanan ringan dan terjangkau ini setiap hari di PUSDAI. Hal yang membuat saya terkesan dari cerita pedagang cimol itu adalah ternyata Ia sudah berjualan cimol sejak 10 tahun lalu.
Setelah membeli cimol, akupun mencari takjil lainnya. Kali ini, Aku akan mencari takjil yang cukup berat untuk mengenyangkan perutku. Pilihan itu jatuh kepada Batagor Tenggiri. Sama seperti cimol, batagor ini terlihat legit dan menggiurkan. Tetapi hal yang membuat berbeda dari cimol ini adalah pedagang batagor tenggiri ini hanya berjualan saat momen-momen tertentu, seperti bulan Ramadan ini. Walaupun begitu, pengunjung banyak yang mengantri dan ingin mencoba takjil tersebut.Â
Batagor ini dibandrol dengan harga 20 ribu rupiah/mangkuk. Hal ini cukup membuat saya kaget karena biasanya aku hanya mengeluarkan 10-15 ribu ketika membeli batagor. Tetapi kebingungan itu terbayar karena ketika saat aku mencicipinya, rasanya memang sepadan dengan harga jual yang ditawarkan. Batagor ini menjadi salah satu batagor ter-enak yang pernah aku coba.