Salak atau bisa disebut dengan Sala ini termasuk jenis palma dengan buah yang bisa dimakan. Dalam bahasa inggris disebut dengan snake fruit, karena bentuk dan tekstur dari kulitnya yang mirip dengan sisik ular. Salak memiliki banyak jenis, salah satunya salak pondoh yang manis dengan daging buah yang garing. Salak pondoh banyak dikembangkan populasi di lereng gunung merapi, salah satunya di daerah Turi. Salak pondok memiliki banyak jenisnya, salah satunya salak pondoh gading yang kulitnya berwarna keemasan dengan rasa yang sedikit asam tetapi memiliki banyak khasiatnya.
Turi menjadi salah satu daerah penghasil salak terbesar di Indonesia, maka dari itu salak tersebut dijual dalam negeri atau keluar negeri. Selain buahnya di jual, tetapi di Kecamatan Turi ini banyak masyarakatnya yang mengolah berbagai macam makanan atau minuman dengan berbahan salak. Aalah satu masyarakat dari Kalurahan Girikerto yang berhasil membuat bisnis dengan bahan dasar salak adalah Rini Handayani. Ia berhasil membuat sari salak dan olahan salak lainnya semakin dikenal banyak orang. Dari buah salak bisa mendapatkan omzet hingga ratusan juta.
Dari kisah inspiratif Rini Handayani, KKN Reguler UMY Kelompok 80 di Desa Banjarsari ini mengundang Rini untuk menjadi pemateri dan membantu masyarakat Banjarsari dalam mengolah salak menjadi minuman sari salak dengan kemasan yang sangat pas. Mayoritas warga Banjarsari adalah petani salak dengan beberapa diantaranya memiliki usaha olahan salak seperti jenang salak, dodol salak, manisan salak. Produksi sari salak di Banjarsari masih belum ada. Dari situ mahasiswa KKN UMY 80 mengadakan kegiatan workshop pembuatan sari salak bersama Rini Handayani.
Kegiatan ini dilakukan pada Minggu (1/9) yang bertempat di halaman Masjid Al-Ikhsan, Dusun Banjarsari, Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi. Dengan dihadiri oleh beberapa kelompok ibu-ibu dasawisma yang sangat antusias melihat dan mencoba ikut berpartisipasi dalam pembuatan produk sari salak. Dimulai dari pencucian salak dan pemilihan salak yang bagus di gunakan sampai ke proses pengemasan dengan menggunakan mesin press.
"Melihat antusias dari ibu-ibu yang sangat semangat membuat kami juga sangat senang untuk membantu para warga Banjarsari untuk mendapatkan ilmu baru dan produk baru yang bisa menjadi inspirasi produk yang bisa dijual untuk olahan salak," ujar Rizkan selaku Ketua kelompok KKN UMY 80.
--- A.S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H