Siapakah harapan penerus bangsa?
Bangsa yang terkenal dengan bineka-nya, negara yang dikenal dengan sebutan macan asia namun berubah menjadi julukan macan asia tertidur di era modern karena memiliki potensi menjadi negara adidaya. Nusantara yang menjadi julukan dan peninggalan nenek moyang dari kerajaan-kerajaan terdahulu dan sampai sekarang menjadi julukan khas bagi Indonesia. Lantas siapa yang menjadi penerus tonggak estafet kemajuan bangasa?
Bukan siapa lagi melainkan pemuda-pemudi Indonesia yang menjadi nahkoda selanjutnya. Mungkin akan terkesan bahwa seperti apa pemuda yang diharapkan bangsa? Apakah pelajar yang sekedara belajar, karena bangak pelajar yang belum mengerti eksistensi sebagai pelajar.
Bukan hanya akademik saja yang menjadi andalan, tetapi karakter dan kepribadian yang baik tentunya menjadi panutan. Beberapa karakter pelajar yang terpelajar sebagai harapan penerus bangsa diantaranya :
Akadimisi,pemuda yang yang berpendidikan sehingga pengetahuan intelektual bisa mengiringi pemuda dalam melaksanakan tugas sebagai penerus.
Religious,nilai dan norma dalam masyarakat akhir-akhir ini mulai terkikis seiring kemajuan zaman dan teknologi. Hingga akhirnya pemuda tidak lagi menghargai aturan dan beretika. Dikarenanya karakter agamawan yang mampu menyeimbangkan moralitas bangsa.
Disiplin,mungkin hal ini cukup sulit dijalani karena dengan banyaknya tugas wajib dan tambahan bagi pelajar. Tetapi hal kecil yang berdampak besar ini menjadi strategi jitu guna meningkatkan kinerja pelajar.
Inovatif dan kreatif,membuka jalan berfikir sehingga membuahkan hasil dalam berkarya merupakan karakter yang juga penting dimiliki pemuda sehingga bangsa mampu bersaing di kemjuan zaman nantinya.
Berjiwa Pancasila,sebagai penerus bangsa tentunya harus memiliki persiapan guna mengemban amanah bangsa, setidaknya mampu berjiwa pancasila yang didalamnya memiliki beberapa gambaran umum seperti : Sila pertama yang berorientasi pada keagamaan. Sila kedua yang memberi arti bahwa sebagai pemimpin harus berjiwa arif dan bijaksana. Sila  ketiga memiliki kesan bahwa manusia tidak lepas dari prinsip social artinya harus memiliki rasa persatuan. Sila keempat juga bisa disebut saling ketergantungan dengan orang lain dan tidak meninggikan ego diri masing-masing. Sila kelima dapat disebut sebagai mampu menempatkan sesuatu pada porsinya sehingga tidak ada ketimpangan.
Beberapa karakter harapan yang didambakan untuk pemuda sebagai nahkoda dalam mengarungi perjalanan zaman dan perkembangan dunia selanjutnya. Bukan siapa? Bukan dia atau mereka melainkan kita pemuda atau anda pemudi yang menjadi harapan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H