Perkembangan zaman kini terus berlanjut dengan laju yang semakin cepat seiring dengan perkembangan teknologi. Hal tersebut tidak luput dengan berkembangnya media sosial dan internet yang membuat informasi dapat dengan mudah diakses oleh khalayak luas. Perkembangan teknologi informasi khususnya media massa memberikan dampak yang luar biasa terhadap kemajuan komunikasi dan teknologi yang canggih tidak hanya menyebarkan informasi dengan cepat, tetapi juga membantu penyebaran informasi tentang budaya di seluruh dunia.
Budaya yang sedang marak-maraknya di gandrungi kaum millenial sekarang ini yaitu K-Pop (Korean Pop). "Siapa sih generasi millenial yang tidak mengenal K-Pop?" Pasti kebanyakan remaja sekarang mengetahui tentang K-Pop. Budaya Korea yang masuk ke Indonesia ini sangatlah beragam, mulai dari segi makanan, serial drama, musik, perfilman dan masih banyak lagi. Tidak hanya memasuki negara Indonesia, budaya Korea ini juga meluas hingga dunia global. Karena segala hal yang berbau Korea kini sangat cepat sekali booming.
Berbicara mengenai budaya K-Pop, di Indonesia juga terkena demam akan budaya ini. Bahkan Indonesia menjadi salah satu negara yang jumlah penggemar K-pop nya terbesar di dunia. Hal ini mengandung dampak negatif dan positif tersendiri. Dampak positifnya akan membuka potensi besar untuk penjualan produk-produk K-Pop. Dengan para penggemar fanatiknya yang kerap kali mengoleksi merchandise K-Pop. Sebenarnya hal semacam ini bukan hal baru lagi di Indonesia. Akan tetapi, kehadiran grup baru yang menarik menjadikan bertambahnya banyaknya jumlah penggemar. Nah, dengan adanya tren K-Pop ini, maka peluang bisnisnya pun akan semakin terbuka lebar. Seperti salah satunya dengan berbisnis merchandise K-Pop.
Banyak pihak yang beranggapan bahwa penggemar K-pop sebagai orang yang tidak dapat melakukan apapun dan hanya bisa menghabiskan uang untuk membeli barang yang dikeluarkan idolnya. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak juga penggemar K-pop yang pintar memanfaatkan peluang dan menjadikannya sebagai ladang mencari uang. Peluang itu ditangkap oleh dua fangirl Kpop yaitu Nabila dan Maudy. Mereka membuka usaha pre-order berupa produk yang berbau K-Pop. Nabila sendiri merupakan penggemar K-Pop sejak dari kelas 3 SD.
Awal Merintis?
Awal mula mereka merintis bisnis ini pada tahun 2020 saat terjadi pandemi, modal awal dengan cara patungan yang masing-masing mengeluarkan modal sekitar Rp. 200.000. Mereka memanfaatkan media sosial, seperti : Shopee, Tokopedia, Instagram,Twitter sebagai tempat melakukan transaksi jual beli.
"Kalau untuk barangnya, kita menjual barang official yang kita dapat dari G.O, karena kita juga baru mulai. Rencananya kalau sudah mulai banyak yang beli kita bakal order sendiri dari web koreanya langsung" ungkap Nabila.
Sementara produk merchandise yang dijajahkan di toko mereka bukan hanya Fanmade Seperti photocard, tetapi juga menjual handbanner, keychain, postcard, sticker, album official juga photocard Standee. Mereka menginovasikan produk jualan dengan cara di edit setelah itu dicetak di percetakan lalu dibuat merchandise. Kalau untuk photocard, mereka mencari foto idol di media sosial seperti twitter setiap ada comeback.
"Sebenarnya dibukannya bisnis ini untuk mengisi waktu luang dikala pandemi tahun kemarin dan tepat saat itu saya sedang menunggu pengumuman masuknya kuliah. Daripada diam di rumahkan, makannya kita mulai melakoni bisnis dari kecintaan dengan K-pop. Alasan lain juga karena ingin memiliki pemasukan sendiri dan bisa nonton konser idola pakai uang hasil usaha sendiri" tutur Nabila.
"Penjualan ini ngga tentu perbulannya berapa, terkadang paling dikit biasanya dapat Rp. 400.000, paling banyak Rp. 900.000, tapi pernah juga dapet lebih dari itu. Karena ini usaha berdua jadi penghasilannya dibagi 2" ungkap mereka.
Bagi orang yang tidak mengenal K-Pop, pasti akan bertanya-tanya "bagaimana bisa hanya dengan berjualan merchandise k-pop tetapi dapat meraup untung ratusan bahkan jutaan rupiah?" alasannya karena loyalitas fans yang sangatlah tinggi. Fans rela mengeluarkan banyak uang hanya demi membeli printilan K-Pop grup idola mereka.