Mohon tunggu...
Aqila Azzahra
Aqila Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah IPB University

Saya adalah seorang mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB Univeristy tingkat 3 yang tertarik dengan Penulisan Kreatif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Revolusi Konten Digital di Era Pandemi dan Perubahan Perilaku Online

25 September 2024   16:30 Diperbarui: 25 September 2024   16:44 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid-19 sudah mengubah banyak aspek kehidupan, salah satunya yaitu dari cara kita mengakses dan mengonsumsi informasi serta hiburan. Konten digital, yang mencakup berbagai jenis informasi dan hiburan yang disajikan dalam format digital dan dapat diakses melalui perangkat elektronik, menjadi sangat penting selama pandemi. Darmawan (2020) mendefinisikan konten digital sebagai segala bentuk informasi dalam format digital yang mencakup teks, gambar, video, dan audio yang dapat disebarluaskan melalui internet. Heryanto (2021) menambahkan bahwa konten digital juga mencakup aplikasi yang digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari bisnis dan pendidikan hingga komunikasi sehari-hari.

Sebelum pandemi, konten digital sudah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Namun, pandemi Covid-19 mempercepat adopsi dan konsumsi konten digital secara signifikan. Dengan diberlakukannya kebijakan pembatasan sosial seperti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), masyarakat dipaksa untuk lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Hal ini menyebabkan lonjakan besar dalam penggunaan internet dan platform digital. Laporan dari APJII (2020) menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat dari 175,4 juta pada 2019 menjadi 196,7 juta pada 2020. Ini mencerminkan perubahan signifikan dalam cara orang mengakses informasi dan hiburan selama pandemi.

Pandemi Covid-19 telah menyebabkan perubahan drastis dalam perilaku online masyarakat. Pembatasan fisik dan sosial memaksa orang untuk mengandalkan teknologi digital untuk berbagai keperluan, termasuk komunikasi, bekerja, dan mencari hiburan. Wahyu (2021) mencatat bahwa platform media sosial seperti TikTok mengalami lonjakan pengguna aktif harian yang besar selama pandemi. Media sosial kini berfungsi bukan hanya sebagai sarana hiburan tetapi juga sebagai alat komunikasi, edukasi, dan promosi bisnis. Misalnya, Sari (2021) melaporkan bahwa influencer dan selebriti lokal memanfaatkan fitur seperti Instagram Live dan TikTok untuk berinteraksi langsung dengan audiens mereka, dan live shopping menjadi tren baru dalam belanja online.

Perubahan dalam perilaku belanja online juga sangat mencolok. Sebelum pandemi, banyak orang lebih memilih berbelanja di toko fisik, tetapi pembatasan sosial mendorong pergeseran ke e-commerce. Rini (2021) menunjukkan bahwa belanja online meningkat hingga 87% selama pandemi, terutama untuk produk-produk kebutuhan pokok dan kesehatan. Platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak melaporkan lonjakan transaksi yang signifikan, sedangkan layanan pengiriman makanan seperti Gojek dan GrabFood juga mengalami peningkatan permintaan.

Sektor pendidikan mengalami transformasi besar dengan adopsi pembelajaran daring yang sebelumnya dianggap sebagai opsi tambahan. Hidayati (2021) menjelaskan bahwa siswa dan guru harus beradaptasi dengan penggunaan platform seperti Zoom dan Google Meet untuk pembelajaran jarak jauh. Orang tua juga semakin terlibat dalam mendukung anak-anak mereka menghadapi tantangan pendidikan berbasis teknologi, yang menambah dimensi baru dalam pendidikan di era digital.

Konsumsi hiburan digital meningkat pesat selama pandemi. Layanan streaming seperti Netflix dan Spotify melihat peningkatan signifikan dalam jumlah pengguna dan waktu konsumsi. Fauzi (2021) mencatat bahwa dengan banyaknya waktu yang dihabiskan di rumah, orang-orang mencari hiburan yang mudah diakses, dan Netflix serta platform lainnya mengalami lonjakan pelanggan di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Selain itu, media sosial seperti YouTube dan TikTok juga semakin populer, menandakan ketergantungan masyarakat pada teknologi digital sebagai sumber hiburan selama pandemi.

Perubahan ini mencerminkan adaptasi cepat masyarakat terhadap teknologi digital. Media sosial kini menjadi alat utama untuk menjaga hubungan sosial, dengan banyak selebriti, influencer, dan instansi pemerintah memanfaatkan fitur live streaming di Instagram dan Facebook untuk berkomunikasi langsung dengan audiens mereka. Tren ini menunjukkan betapa pentingnya media sosial dalam mempertahankan keterhubungan sosial di masa-masa sulit.

Namun, ketergantungan pada teknologi digital juga membawa tantangan baru. Salah satu masalah utama adalah dampak negatif terhadap kesehatan mental akibat terlalu banyak waktu di depan layar. Mafindo (2021) melaporkan adanya peningkatan penyebaran hoaks terkait pandemi selama tahun 2020, yang menciptakan kekacauan informasi di masyarakat. Meskipun teknologi digital menawarkan banyak manfaat, seperti akses cepat ke informasi dan hiburan, penting untuk menemukan keseimbangan dalam penggunaannya agar dampak negatif dapat diminimalisir.

Pandemi Covid-19 telah mempercepat transformasi digital dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam hal konsumsi konten digital dan perubahan perilaku online. Masyarakat Indonesia telah mengubah cara mereka bekerja, belajar, berbelanja, dan bersosialisasi dengan ketergantungan yang lebih besar pada teknologi digital. Perubahan ini mencerminkan adaptasi cepat masyarakat terhadap pembatasan fisik dan menciptakan kebiasaan baru yang mungkin bertahan setelah pandemi berakhir.

Untuk menghadapi revolusi digital yang berkelanjutan, literasi digital harus menjadi prioritas utama. Masyarakat perlu lebih sadar akan dampak negatif dari ketergantungan pada teknologi, seperti penyebaran hoaks dan masalah kesehatan mental akibat terlalu banyak waktu di depan layar. Oleh karena itu, peningkatan literasi digital harus menjadi perhatian pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas. Dengan literasi digital yang lebih baik, masyarakat dapat mengakses informasi yang akurat dan bermanfaat serta memanfaatkan teknologi dengan cara yang lebih bijak dan produktif. Menemukan keseimbangan dalam penggunaan teknologi akan membantu meminimalisir dampak negatif dan mengoptimalkan manfaat positifnya.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun