Makanan yang sehat ternyata menjadi salah satu faktor penting dalam pembangunan. Dalam sebuah laporan nutrisi global tahun 2016 (Global Nurition Report 2016: From Promise to Impact ending malnutrition by 2030) bahwa saat ini setiap negara menghadapi tantangan kesehatan masyarakat yang serius. Dimana satu diantara tiga orang mengalami malnutrisi yang merupakan akibat dari kemiskinan, konflik, infeksi, kelebihan asupan gula dan garam, serta kurangnya asupan vitamin dan mineral. Gizi adalah platform untuk kemajuan dalam kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pemberdayaan perempuan, dan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan.
Di Indonesia sendiri, melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) dan juga Departemen Kesehatan (Depkes) terus berupaya untuk mengatasi malnutrisi baik melakukan intervensi langsung kepada penderita malnutrisi, maupun penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat. BKP misalnya, telah membuat program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP), Desa Mandiri Pangan (Demapan), penyuluhan pola makan 3BA, dan lainnya. Mesikpun hasilnya belum sampai ‘berhasil’ menangani masalah gizi di Indonesia secara keseluruhan. Namun, itu harus jadi perhatian kita.
Perubahan konsep pola makan “4 sehat, 5 sempurna” menjadi 3BA (Beragam, Bergizi, Berimbang) yang diperkenalkan oleh BKP ternyata masih belum familiar di tengah-tengah masyarakat. Buktinya, program ini tak se‘booming’ pola makan 4 sehat 5 sempurna. Orangtua yang hidup di zaman orde baru tentu sangat lekat dengan kampanye pola makan 4 sehat 5 sempurna. Padahal perubahan pola makan dari ‘4 sehat 5 sempurna’ diubah karena ada beberapa kesalahan. Misalnya, dalam pedoman 4 sehat 5 sempurna kebutuhan gizi semua orang disamaratakan. Yang kedua, susu bukanlah makanan penyempurna, namun salah satu pangan hewani yang juga ada aturan konsumsinya.
Sebelum muncul pola makan 3BA, ada juga PGS, yaitu pedoman gizi seimbang yang disosialisasikan menggunakan piramida madakan. Pola makan 3BA merupakan penyempurna dari PGS. Agar penyuluhan dan pendidikan gizi bisa diingat dengan mudah dan diimplemantisakan masyarakat, saya mencoba menambahkan huruf ‘H’ dan ‘T’, sehingga kita bisa menyebutnya H3BAT, atau bisa kita sebut makanan HEBAT. Sebelum saya menjelaskan apa itu makanan H3BAT, saya akan menjelaskan 3BA terlebih dahulu.
Apa itu makanan beragam?
Kita pasti sudah tahu kalau makanan di sekitar kita itu banyak sekali jenisnya. Di dunia ini tidak ada satu makanan pun yang memiliki kandungan gizi sempurna kecuali ASI, sehingga kita harus mengkonsumsi makanan yang beragam agar bisa memenuhi kebutuhan gizi, terutama pangan lokal yang tumbuh alami di Indonesia.
Pangan sumber karbohidrat misalnya tak harus selalu beras. Kita bisa menggantinya dengan kentang, singkong, talas, ubi, jagung, ketan, beras merah, gadung, jali, jawawut, umbi ganyong, atau makanan olahan seperti bihun dan soun. Bahkan di era modern saat ini, cukup banyak hasil olahan pangan lokal menjadi tepung-tepungan yang kemudian pemanfaatannya lebih beragam. Misalnya, tepung mocaf (modified cassava flour) menjadi bahan baku pembuatan mie, kue, atau lainnya.
Pangan sumber protein di Indonesia lebih beragam lagi, karena kekayaan maritim yang luar biasa sehingga jenis makanan laut bisa bermacam-macam. Protein hewani yang kita kenal yaitu ikan (air tawar dan air laut), daging (sapi, domba, kambing, kerbau, dst), telur (ayam, bebek, puyuh, dst), unggas (ayam, bebek, dst), udang, cumi, susu, dst. Protein nabati misalnya kacang kedelai, kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, tempe, tahu, oncom, dst.
Indonesia sebagai negara tropis, menjadi surga tumbuhnya berbagai macam sayur dan buah. Kita sudah tahu bahwa sayur dan buah adalah pangan sumber vitamin dan mineral. Buah-buahan di Indonesia bisa jadi langka di luar negri, karena hanya bisa tumbuh di daerah tropis. Contohnya, durian, manggis, kedondong, jambu air, rambutan, salak, duku, rambai, dan masih banyak lagi.
Apa itu makanan bergizi?
Setiap jenis makanan pasti memiliki kandungan gizi yang berbeda-beda baik dari jenisnya maupun jumlahnya. Zat gizi sendiri terbagi atas 5 zat gizi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Makanan yang kita makan sebaiknya memang bernilai gizi tinggi, bukan hanya memberikan rasa kenyang tapi sedikit nilai gizinya atau terlalu tinggi asupan lemaknya.