Mohon tunggu...
AQIMUDDIN AKBARJAWI AL-AS'ARI
AQIMUDDIN AKBARJAWI AL-AS'ARI Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sedang menjalani kuliah S1 jurusan Ilmu Komunikasi di UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tugas Generasi Muda yang Harus Cepat Diselesaikan

1 Februari 2014   08:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:16 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bencana, musibah, cobaan serta ketidakteraturan kerap kali menghantui Negara kita ini. Banyak jiwa tak berdosa seakan pasrah menjadi korban keserakahan yang lain. Rasa simpati kepada sesama ada saat punya tujuan tertentu, tidak lagi tulus untuk meringankan beban sesama. Kepentingan politik, pencitraan dan lain-lain tidak jarang kita lihat sebagai tujuan tersembunyi para relawan yang membantu para korban.

Masalah moral yang belum tuntas, negeri ini dilanda efek rusaknya moral yang berakibat secara fisik dan non-fisik secara cepat. Segelintir orang yang punya pemikiran moral yang kurang baik, akan meberikan imbas negatif kepada orang-orang serta lingkungan sekitarnya. Banyak orang yang bisa dibilang tidak tahu apa-apa, tiba-tiba menjadi korban akibat kerusakan moral segelintir orang.

Generasi muda Indonesia mempunyai pekerjaan yang sangat banyak, tidak hanya masalah non-fisik, tetapi juga fisik. Hal yang harus dikerjakan paling awal adalah memperbaiki moral para penduduk negeri ini. Sulit rasanya untuk memperbaiki moral para penduduk yang sudah memangku suatu jabatan, hal itu dikarenakan mereka sudah masuk dalam sebuah system. Yang mana system tersebut seakan memaksa orang-orang di dalamnya mengikuti sistem yang jelas-jelas terdapat banyak titik rapuhnya.

Perbaikan moral paling efektif dilakukan pada generasi muda dengan memperbaiki sistem pendidikan dan memandang pendidikan bukan suatu kewajiban, melainkan menjadi sebuah kebutuhan. Selama ini para pelajar mengenyam pendidikan hanya sebagai pelepas kewajiban saja. Sehingga kualitas tidak menjadi bahan pertimbangan lagi. Dengan mengejar pendidikan yang berorientasikan pada kualitas bukan kuantitas, mutu pendidikan di Indonesia akan segera bangkit dari keterpurukan.

Langkah selanjutnya dalah menentang segala bentuk kemapanan yang berpotensi memperapuh negeri ini. Banyak hal-hal yang sudah menjadi semacam kewajaran, tetapi secara sedikit demi sedikit melemahkan sendi-sendi Negara ini. Contohnya saja pendidikan yang berorientasikan pada hasil, bukan pada proses. Maka, secara tidak langsung pelajar dituntut mendapatkan hasil yang baik, tanpa ditelisik cara memperolehnya.

Jika Indonesia tidak ingin mempunyai nasib seperti Uni Soviet yang hampir mempunyai umur seperti Indonesia, maka generasi muda Indonesia harus segera berbenah dan mulai mandiri sehingga ketergantungan dengan pihak luar menjadi berkurang. Generasi muda kedepanya tidak hanya berkewajiban menimba ilmu saja, tetapi juga mengaplikasikan ilmunya untuk Indonesia. Walau apresiasi dari pemerintah kepada orang yang berprestasi masih minim, generasi muda harus bersabar. Kelak generasi muda saat ini yang akan menjadi pengganti para pejabat pemerintah. Hal itu akan membuat penghargaan kepada para orang berprestasi meningkat.

Tugas para generasi muda selanjutnya adalah membebaskan segala macam sumber daya alam yang ada di negeri ini. Seperti sudah kita ketahui, kebanyakan sumber daya alam kita ini dikelola dan banyak diambil manfaatnya oleh pihak asing. Para pejabat hanya bisa terdiam ketika para investor asing memberikan bagian kepada mereka. Akibatnya rakyat menjadi sengsara akibat pengambilan sumber daya alam secara berlebihan oleh pihak asing.

Minyak yang seharusnya dipergunakan untuk kesejahteraan rakyat, kini dikeruk oleh pihak asing. Kita malah membeli hasil minyak bumi sendiri. Minyak merupakan anugerah dari Tuhan yang manusia tidak bisa membuatnya. Manusia hanya bisa mampu mengolahnya. Hal itu menjadikan minyak itu milik pemerintah, dan seterusnya sampai pada milik rakyat. Seharusnya minyak bumi di Indonesia ini gratis, karena hakikatnya itu merupakan milik rakkyat.

Air juga demikian, mana bisa manusia bikin air?. Manusia hanya bisa mengambil dari beberapa sumber. Sama seperti minyak, air seharusnya harus gratis. Air merupakan karunia dari Tuhan langsung yang diberikan kepada rakyat melalui kuasa pemerintah. Namun saat ini, kita tidak sengaja dipaksa untuk membeli air yang kita punya sendiri melalui air kemasan yang beredar saat ini.

Banyak lagi sumber daya alam yang harus generasi muda bebaskan. Kalau keadaan seperti ini terus berlanjut, kita tak ubahnya seperti menumpang hidup di rumah sendiri. Sungguh hal yang sangat tidak pantas, negeri yang seharusnya dapat mensejahterakan rakyatnya, kini malah tunduk patuh pada para pihak asing yang hanya ingin mencari keuntungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun