Mohon tunggu...
AQIMUDDIN AKBARJAWI AL-AS'ARI
AQIMUDDIN AKBARJAWI AL-AS'ARI Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sedang menjalani kuliah S1 jurusan Ilmu Komunikasi di UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merapi Meletus Kembali

18 November 2013   11:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:00 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Boyolali, (18-11-2013) terjadi letusan dari gunung Merapi. Letusan terjadi akibat adanya gempa Tektonik yang berpusat di Ciamis.Warga Boyolali terkena abu dan pasir yang intensitasnya banyak meski abu vulkanik sempat menyentuh kota Solo juga.

Pagi ini, Senin (18/11/2013) sekitar pukul 05.30 WIB, gunung Merapi kembali meletus setelah sekian waktu berhenti beraktivitas. Letusan Freatik Merapi dipicu oleh adanya gempa Tektonik yang berpusat di Ciamis dengan 4,7 SR . Arah letusan kali ini mengarah ke arah timur gunung Merapi, sehingga warga di daerah Cepogo, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar bahkan Solo terkena dampak letusan tersebut. Kejadian letusan tersebut hanya terjadi satu kali dengan lama kira-kira satu menit-an, namun material pasirnya sampai daerah Boyolali. Hal itu berdasarkan pernyataan salah seorang warga yang berada di Kecamatan Cepogo, Hartini 16th, “Tadi letusanya lumayan besar dan cuma satu kali, tapi di daerah kaki gunung Merapi engak terjadi hujan abu”.

Daerah-daerah yang terkena material abu sekaligus pasir adalah Boyolali. Sedangkan daerah Sukoharjo, Karanganyar, Klaten dan Solo hanya terkena abu vulkanik saja. Walaupun letusan tersebut sudah terjadi, namun dari BPPTG menyatakan bahwa keadaan masih kondusif. Sehingga warga sekitar gunung Merapi diminta untuk tenang.

Arah letusan mengarah ke arah timur gunung, namun daerah kaki gunung tidak terkena dampaknya. Berbeda dengan daerah yang di kaki gunung yang tidak terkena dampak, daerah-daerah yang agak jauh dari gunung malahan terkena material gunung Merapi. Asap dari letusan mengangkasa hingga dua kilometer, membawa abu vulkanik, serpihan debu dan pasir akibat erupsi. Material gunung tersebut menghujani kawasan timur dan timur laut Merapi.

Kejadian hujan abu akibat letusan Merapi menyentuh kota Solo sekitar 06.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB. Peristiwa sampainya abu vulkanik membuat suasana mendadak berubah, sehingga membuyarkan konsentrasi pengguna jalan, baik yang ingin menuju ke sekolah, universitas, pasar, dan tempat tujuan lain di sekitar kota Solo. Material abu dari gunung Merapi menggangu pernafasan beberapa orang yang berada di wilayah yang terkena hujan abu vulkanik. Kegiatan gunung Merapi tidak begitu dapat diperhatikan karena kabut yang tebal. Sehingga abu vulkanik datang secara tiba-tiba karena tanda-tanda kurang begitu jelas. Di daerah Solo yang sempat gerimis, terlihat jelas abu menempel pada mobil setelah gerimis reda. Seperti yang dituturkan oleh seorang mahasiswi Yuni Ambarwati 19th , pukul 10.06 WIB, “tadi abunya menempel di mobil dosen saya, tetapi sekarang sudah reda”.

Sementara itu warga di sekitar gunung Merapi harap-harap cemas sekaligus trauma. Mereka berharap kejadian tahun 2010 tidak terulang lagi. Seperti yang diutarakan juga oleh Hartini 16th, “semoga kejadian tahun 2010 tidak terulang lagi”.Aktivitas hujan abu yang terjadi sebagai dampak erupsi gunung Merapi dikabarkan menipis dan sudah mulai berkurang. Kawasan yang terkena material abu adalah Kabupaten Boyolali.

Warga di sisi lain gunung Merapi terutama Yogyakarta bisa sedikit tenang. Hal itu dikarenakan arah letusan tidak mengarah ke tempat mereka. Namun kewaspadaan masih tetap dijaga jika sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Warga Umbulharjo yang sempat mengungsi, disarankan untuk kembali ke rumah mereka masing-asing. Hal itu tidak lain karena adanya pernyataan dari BPPTG yang menyatakan keadaan gunung Merapi kondusif hingga saat ini. Untuk sementara kecemasan mereka dapat tertahankan. Meski begitu kepanikan masih terpancar di wajah mereka saat tahun 2010 gunung Merapi meletus dengan dahsyat terekam dalam memori mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun