Mohon tunggu...
AQIMUDDIN AKBARJAWI AL-AS'ARI
AQIMUDDIN AKBARJAWI AL-AS'ARI Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sedang menjalani kuliah S1 jurusan Ilmu Komunikasi di UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fakta tentang Perbedaan Kepribadian Laki-laki dan Perempuan

17 November 2013   14:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:03 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita dalam mengarungi bahtera kehidupan ini disertai oleh berbagai macam hal yang saling berpasang-pasangan. Ada siang akan terlengkapi dengan adanya malam, ada anggota badan kanan akan terlengkapi dengan hadirnya anggota badan yang berada di sisi kiri, serta masih banyak yang lain. Apabila diantara pasangan tersebut dapat berpadu dengan syahdu, maka keromantisanlah yang terpancar dari keduanya. Namun, apabila ada salah satu saja yang melepaskan dari peranya, tiada lagi keselarasan yang terjadi.

Hal itu juga berlaku antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan. Walau keduanya berbeda, tetapi mereka saling melengkapi dan mengisi. Ada anggapan, sifat kepribadian antara laki-laki dan perempuan berbeda kalau dilihat sekilas, hal itu memang benar adanya. Supaya tidak ragu, marilah kita perhatikan fakta yang ada.

Ada perbedaan yang terlihat kecil pada kepribadian keduanya, namun perbedaan itu ada secara konsisten. Laki-laki lebih aserfatif serta perempuan lebih cenderung submisif. Hal itu terlihat saat laki-laki pergi dengan pasanganya. Seorang laki-laki pasti selalu melemparkan kata-kata bujukan, ajakan serta secara aktif ingin mengendalikan suasana. Berbeda dengan perempuan yang hanya terdiam dan ikut dengan suasana yang dibuat oleh sang laki-laki. Jadi, perempuan cenderung hanya ingin tunduk dan patuh terhadap laki-laki.

Dibandingkan laiki-laki, perempuan lebih aggreebleness, extraversion dan conscien trousness. Aksi perempuan bisa dibilang minim daripada kinerja perasaanya. Perempuan seakan kebanyakan ikut-ikutan, serta mengalir ikut dengan irama yang ada. Tindakanya akan sangat berhati-hati dan sangat mempertimbangkan betul kata hati.

Namun. dalam hal penyikapan terhadap keterbukaan akan sesuatu yang baru keduanya tidaka ada perbedaan. Itu karena perbedaan kepribadian laki-laki dan perempuan cenderung ditemukan pada budaya yang egaliter daripada yang tradisional. Perbedaan kepribadian laki-laki dan perempuan pada budaya tradisional dipandang sebagai perbedaan peran, sedangkan budaya egaliter terkait dengan trait to fundamental attribution errors.

Masalah perhatian dengan lingkungan sekitar, laki-laki bisa dibilang punya rasa sosial yang tinggi, karena laki-laki cenderung agentic (menolong untuk memperoleh status, menolong dalam kelompok, pertolongan heroik). Laki-laki seakan membuka penuh pintu-pintu penghubung dengan dunia luar. Berbeda dengan perempuan yang cenderung komunal (perhatian terhadap individu). Agak memerlukan pertimbangan yang keras seorang perempuan keluar dan bersentuhan langsung dengan dunia sekitar. Perempuan akan lebih banyak menghabiskan banyak waktu menyendiri di rumah dengan kegiatan yang berfokus pada diri mereka sendiri.

Baik laki-laki dan perempuan akan memberikan aksi pertolongan hanya saat situasinya selaras dengan peran gendernya. Jarang ada yang memberikan pertolongan kepada orang lain yang saat situasi tidak sesuai dengan peran gendernya. Alasan menolong antara laki-laki dan perempuan juga terdapat perbedaan. Apabila seorang perempuan tidak menolong di saat situasi yang selaras dengan peran gendernya, maka bagi perempuan akan merusak hubungan dengan seseorang. Bagi laki-laki hal tersebut dapat mengancam maskulinitas.

Ada anggapan yang menyatakan bahwa perempuan dipandang lebih empatik dan penolong. Faktanya perempuan lebih empatik terutama kalau pengukuran dilakukan dengan self-reports. Apabila dilakukan pengukuran dengan observasi (ekspresi wajah/ observasi orang tua dan guru) perbedaanya semakin kecil. Laki-laki dan perempuan percaya bahwa perempuan lebih empatik, sehingga sangat dimungkinkan terjadi distorsi saat melakukan self-report. Saat dilakukan pengukuran secara fisiologi diantara keduanya tidak ada perbedaan. Perbedaan baru akan terlihat pada target dewasa daripada anak-anak. Empati yang ada pada laki-laki dan perempuan akan sama saat berhadapan dengan anak-anak.

Sebenarnya masih banyak fakta yang belum tersingkap dalam tulisan kali ini. Hal itu menjadikan bukti yang nyata bahwa laki-laki dan perempuan adalah dua insan yang saling melengkapi. Serta walau mereka berbeda tetapi mereka tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sikap saling pengertian dan menghargailah yang menjadi dasar untuk menciptakan sebuah keselarasan yang indah antara keduanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun