Mohon tunggu...
aqielarahma
aqielarahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya seorang mahasiswa yang enthusiast dalam kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Gentle Parenting Sebagai Solusi Ideal atau Jalan Menuju Generasi Rentan?

11 Desember 2024   09:36 Diperbarui: 11 Desember 2024   09:36 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, konsep gentle parenting semakin mendapatkan perhatian di kalangan orang tua dan pendidik. Dikenal sebagai pendekatan yang mengedepankan empati, komunikasi terbuka, dan pengertian, gentle parenting menawarkan cara baru dalam mendidik anak dengan tujuan membangun hubungan yang positif. 

Gentle parenting menekankan pentingnya memahami kebutuhan emosional anak, memberikan ruang untuk berekspresi, dan menghindari hukuman fisik atau emosional. Dengan pendekatan ini, orang tua berusaha untuk mengembangkan kepercayaan diri dan rasa aman pada anak. Dalam teori, hal ini bisa menjadi landasan yang kuat bagi perkembangan emosional dan sosial mereka. Namun, dalam praktiknya, ada risiko yang perlu kita waspadai.

Salah satu kekhawatiran utama adalah kemungkinan anak menjadi terlalu bergantung pada orang tua. Dengan terlalu banyak memberikan pengertian dan pengertian, anak mungkin tidak belajar bagaimana menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup. Ketika mereka dihadapkan pada situasi sulit di luar lingkungan yang aman, bisa jadi mereka merasa tidak siap atau bahkan cemas berlebihan. Dalam jangka panjang, ini berpotensi menciptakan generasi yang kurang tangguh dan lebih rentan terhadap tekanan.

Selain itu, gentle parenting sering kali membuat batasan menjadi kabur. Anak-anak perlu belajar menghadapi kegagalan, bersikap tegas, memahami konsekuensi dari tindakan mereka sendiri, dan kadang-kadang, batasan yang tegas diperlukan untuk membantu mereka belajar tanggung jawab. Jika kita terlalu fokus pada pendekatan yang lembut, kita mungkin mengabaikan pentingnya disiplin yang konsisten. Disiplin bukanlah tentang hukuman, tetapi tentang pengajaran nilai dan konsekuensi dari tindakan.

Penting bagi kita untuk mempertimbangkan keseimbangan antara empati dan ketegasan. Anak-anak membutuhkan pemahaman dan dukungan, tetapi mereka juga membutuhkan bimbingan untuk mengembangkan kemampuan menghadapi dunia yang kompleks. Salah satu cara untuk mencapai keseimbangan ini adalah dengan menggabungkan prinsip-prinsip gentle parenting dengan nilai-nilai ketahanan dan tanggung jawab.

Orang tua perlu berperan sebagai pendukung sekaligus pembimbing. Mengizinkan anak untuk mengalami kegagalan kecil dalam lingkungan yang aman dapat membantu mereka belajar dari kesalahan dan membangun karakter yang kuat. Dengan demikian, gentle parenting dapat dipadukan dengan elemen pengasuhan yang lebih tegas untuk menciptakan individu yang empatik namun tetap tangguh.

Dalam dunia yang semakin kompleks ini, gentle parenting menawarkan pendekatan positif dalam mendidik anak dengan penuh kasih sayang. Namun, kita tidak boleh melupakan pentingnya membekali generasi mendatang dengan pengembangan karakter dan keterampilan ketahanan anak. Dengan menemukan kebijaksanaan dan keseimbangan antara kelembutan dan ketegasan melalui pendekatan yang lebih holistik, kita dapat memastikan bahwa kita tidak hanya menciptakan generasi yang empatik, tetapi juga generasi yang kuat dan siap menghadapi dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun