Mohon tunggu...
Aqidha Nurul Mutmainnah
Aqidha Nurul Mutmainnah Mohon Tunggu... Guru - Guru BK - Pekerja Lepas Desain Grafis

Berkarya sesuai hati nurani, biarkan dia bebas berkelana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Proposal Kerajaan Halu

6 Februari 2020   10:08 Diperbarui: 6 Februari 2020   10:17 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Milik Pribadi

Kerajaan baru di jaman teknologi, nampaknya sedang halu. Sana-sini ada kerajaan baru. Apakah beberapa kerajaan baru itu juga saling bekerja sama? Pengikutnya kok bisa begitu banyak? Kok ya mereka percaya? Mengapa mereka mau berkorban demi bergabung dengan kerajaan halu itu? Iming-iming apa yang ditawarkan? Terlepas dari berbagai pertanyaan yang mencuat, tau kah kamu pelajaran apa yang bisa kita ambil? Apanya emang yang bisa di ambil? Mana ada? Halu nih orang. Sabar-sabar, saya jabarkan ya.

Awal mula terbangunnya kerajaan halu yang baru itu bisa saja dari serangkaian hal berikut ini

  • Impian/ latar belakang
  • komunikasi
  • tim inti
  • rencana
  • dana
  • anggota

Impian membangun kerajaan itu bisa dari satu orang atau beberapa orang yang memiliki tujuan yang sama. Hanya mereka yang berani yang mau merealisasikan mimpinya. Kemudian mereka komunikasikan tujuan-tujuan kepada orang lain untuk mendapatkan dukungan yang akhirnya terbentuklah sebuah tim. Memperoleh tim, bukanlah hal mudah. Jelas bahwa mereka mampu berkomunikasi dengan baik. Lalu bagaimana cara membangun kerajaan? Mereka membuat rencana dan aturan sebagai pedoman menjalankan kerajaan itu. Kerajaan juga butuh tempat, butuh atribut, butuh ritual, butuh dana agar kerajaan itu benar nyata adanya. Alhasil beberapa orang tertarik menjadi anggota kerajaan dengan tawaran bonus yang menjanjikan.

Kemudian apa yang ada di benak anggota kerajaan? Ragukah? Mantapkah? Jelas, pasti terselip keraguan di sana. Mana mungkin hasil yang besar diidapatkan tanpa usaha. Uang saja tidak menjadi jaminan untuk bisa kaya ataupun berhasil. Kita juga butuh ketekunan dan tekad yang kuat untuk bangkit dari kegagalan. Bukankah kita memiliki akal? Tajamkan. Bukankah kita juga memiliki hati? Niatkan untuk kebaikan. Kedua hal itu bisa membawamu ke mana pun kamu mau. Salam sadar!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun