REVIEW BUKU "Orientasi ke Arah Pemikiran Filsafat Ilmu"
Oleh Aqidatul Izzah
Hai, disini saya akan menulis hasil review saya dari buku orientasi ke arah pemahaman filsafat ilmu, sebelumnya mohon maaf jika ada katak-kata yang kurang baik penulisannya, semoga bermanfaat.
Sejak hadirnya manusia didunia sebagai makhluk di bumi, sebenarnya mereka sudah dibekali oleh ALLAH S.W.T sebuah ilmu pengetahuan sebagai pedomannya agar bisa bertahan hidup dibumi hinnga saat ini, akan tetapi ilmu yang diketahui manusia hanyalah sebatas pemikiran manusia tersebut. menurut perspektif agama, ilmu bersumber dari sang kholiq.
Ketika menciptakan manusia tentu saja diberi bekal sebuah pengetahuan agar bisa mengkaji, meneliti, melakukan riset di dunia dll. Inilah gambaran umum, tentang asal mula pengetahuan manusia. buku orientasi ke arah pemahaman filsafat ilmu ini mengupas tentang ilmu filsafat, buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Mukhtar Latif, M.Pd cocok untuk kita-kita yang ingin mempelajari filsafat. Buku ini memiliki tiga belas bab, dan diterbitkan oleh Prenada Media Group.
Sejarah ilmu pengetahuan mulai dari zaman klasik hingga zaman modern, banyak sekali temuan para ilmuwan yang hingga sekarang belum terjawab, hal ini dikarenakan adanya Batasan ilmu pengetahuan manusia, padahal manusia telah menciptakan teknologi sekalipun yang lebih canggih dari computer, dan hingga hari ini masih saja terbatas kemampuannya.
Hasil dari keterbatasan inilah dikemukakan oleh Mohammad Baharun bahwasanya tidak semua masalah yang dipertanyakan manusia dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan, karenanya ilmu itu terbatas pada subjek, objek, dan metodologinya sendiri.masalah yang yang tidak dapat dijawab oleh ilmu, dapat dijawab dengan filsafat, karean ilmu filsafat bersifat alternatif. Disinilah agama hadir sebagai sintesis atas problema asasi ilmu dan filsafat yang tidak terjawab tuntas oleh akal pikiran manusia.
Menurut Endang Saifuddin Anshari, tidak semua persoalan bisa dijawab oleh agama, ada beberapa poin masalah manusia yang tidak ada jawabannya dari agama dikarenakan soal-soal yang tidak prinsipiel, seperti, kendaraan berjalan dari sebelah kiri atau kanan, soal perbankan dll, dan yang kedua adalah persoalan yang tidak secara tegas dibahas dalam al-quran dan sunnah yang bertentangan dengan akal manusia karena keterbatasan akal pikiran manusia. ketiga adalah rahasia yang tidak bisa dijangkau oleh akal pikiran manusia, seperti roh, alam ghaib dll.
Dalam konteks ini dapat disimpulkan kebenarannya, yakni: pertama, kebenaran haqiqi (kebenaran mutlak yang bersumber dari wahyu ilahi yang tidak dapat dijangkau oleh akal manusia atau ilmu pengetahuan manusia karena keterbatasannya akal pikiran manusia, kedua kebenaran ilmiah ilmu pengetahuan yaitu yang disandarkan oleh bukti yang riset dan penelitian yang empiris dan dikembangkan melalui berbagai studi metodologis (keilmuan yang bertolak pada kekuatan logika).
Secara umum dikenal ada tiga kriteria kebenaran ilmiah pertama, koherensi atau kebenaran yang bersifat konsisten pada argumentasi, dapat dipertanggungjawabkan dimanapun argument tersebut dikemukakan. Kedua, korespondensi suatu kebenaran yang sesuai dengan materi yang dikandung pada suatu kenyataan dan objek kenyataan, contoh asin, manis, tawar dan tidak bisa dibantah karena secara teori benar adanya. Ketiga, pragmatis teori kebenaran yang mendasarkan diri pada kriteria berfungsi atau tidak suatu pernyataan kebenaran dalam lingkup ruang dan waktu seperti wilayah, waktu, kelompok dll.
Filsafat yaitu Gerakan berpikir ditengah situasi konkret dan dinamis, berfilsafat berarti proses untuk menjadi bijakasana, intelektual, dan sosial menjadi membumi ditengah manusia lainnya. Dengan demikian berfilsafat menjadi dekat dengan kehidupan makhluk lainnya. Oleh karenanya filsafat adalah ilmu yang melahirkan ilmu-ilmu lainnya.