KAIN TENUN
SUKERARE LOMBOK TENGAH
Sukerare adalah salah satu nama Desa penghasil kerajinan kain tenun yang ada Di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Desa Sukerare berada sekitar 16 Km dari Bundaran Patung Sapi Gerung, atau dari Restaurant Ujung Landasan di jalan BayPas desa ini terkenal dengan kain tenun yang motifnya beragam, unik, dan indah. Banyak tourist baik lokal maupun mancanegara yang datang sengaja untuk melihat dan membeli kain tenun hasil masyarakat sukerare ini.
Kain tenun ini hanya di buat oleh kaum wanita saja, biasanya anak remaja yang baru masuk SMP sudah mulai diajari untuk menenun. Sepulang sekolah biasanya siswi SMP atau SMA mulai melakukan aktifitas menenun atau istilah sasaknya (Nyesek), ini adalah salah satu cara masyarakat untuk terus melestarikan budaya lokal yang ada di desa ini. Masyarakat Sukarare bisa dikatakan pandai melestarikan budaya kerajianan tenun ini karena sudah ratusan tahun budaya ini terus di lestarikan bahkan sudah banyak motif-motif baru yang dihasilkan.
Alat yang di pakai untuk menenun ini sangat-sangat tradisional, mulai dari alat untuk mendesain motif tenunan disebut “anek” alat ini terbuat dari kayu atau juga bisa mengunakan bambu, trus alat untuk menggulung benang namanya “ arah dan andir” alat inipun terbuat dari bambu dan juga kayu. Sedangkan alat yang wajib ada untuk melalukan proses tenun antara lain :
1.Batang
Batang adalah kayu tempat “jajak” di masukkan kayu yang di pakai biasanya yang ukurang 6 x 14 cm dan panjangnya biasanya 145 sampai 150 cm. jumlahnya dua batang.
2.Jajak
Jajak adalah tempat “tutuk” di letakkan jumlahnya juga 2 buah jajak ini berfungsi untuk penyanggga kiri dan kanan.
3.Tutuk
Tutukadalah kayu ukurang 2 x 10 cm dengan panjang 135 sampai 140 yang ideal. Alat ini berfungsi untuk menggulung benang yang sudah di desain motifnya.
4.Apit
Apit adalah dua belah kayu yang panjangnya 95 samapi 100 cm ini berfungsi untuk menjepit kain dan menggulung kain yang sudah di motif dengan penengol atau trudak.
5.Lekot
Lekot adalah alat untuk mengencangkan kain saat pengrajin mulai melakukan proses tenun, yang di pasang di bagian pinggang penenun dan kemudian di ikat di bagian kiri dan kanan dengan apit. Model lekot inipun di bentuk sesuai dengan ukuran pinggang si penenun agar memberikan rasa nyaman saat menenun.
6.Berire
Berire adalah alat untuk merapatkan serat kain yang ditenun, bentuk berire ini mirip dengan pedang, biasanya dibuat dari kayu yang kuat dan hitam atau istilah lomboknya (galih) ini juga biasanya bisa di pakai sebagai senjata saat laki-laki ngeronda malam di kampung.
7.Suriy
suriy adalah pemisah antara serat benang yang satu dengan yang lainya, modelnya seperti dua buah sisir yang digabung jadi satu jadi sisi atas dan bawahnya tertutup.
8.Penengol adalah alat untuk menggulung benang yang hendak dijadikan warna motif kain tenun, alat ini terbuat dari bambu
9.Pendiring adalah alat yang di gunakan untuk menggulung benang juga namun pasangan dari alat ini adalah “terudak” ini adalah sarung dari pendiring.
10.Gun adalah bambu-bambu yang di haluskan dan besarnya lebih besar dari lidi
11.Terakhir yaitu tali dan batu gantungan gun ini berfungsi untuk memudahkan saat pemisahan dan pemberian motif kain tenun.
Jenis-jenis kain hasil tenunan kaum wanita di desa ini antara lain :
1.Subahnale jenis ini di namakan subahnale di ambil dari bahasa arab yaitu “Subhanallah” dinamakan seperti ini karena dalam pembuatan motifnya sangat rumit sehinggga saat mendesain dan membuat motif kain ini pengrajinnya bilang subahnale sulit sekali. Itulah filosofis nama kain subahnale. Dan jenis kain ini juga ada beberapa diantaranya, Rincik, Kristal, subahnale baru. Haraga di pengrajinnya kisaran Rp 320.000 tapi ketika sudah di artshop harganya naik bisa menjadi Rp 800.000 sampai Rp 950.000 bahkan 1 juta rupiah.
2.Keker ini adlah kain tenun unggulan di samping rumit motif dan jumlah peralatan dan modelnya yang bagus membuat pengerjaan produksinya agak mahal sehing harga nya juag lumayan di pengrajin saja harqganay mencapai Rp 500.000 dan kalau di took bisa mencapai 1 sampai 1 juta setengah per kain.
3.Merak ini juga kain unggulan motifnya bergambar burung merak dan biasanya di hiasi dengan benang warna emas dan warna-warna lain harganya sama dengan keker
4.Keping kain ini tidak terlalu banyak motifnya karena kain jenis ini hanya memakai terudak saja artinya tidak terlalu banyak motif atau kembangnya tidak ada di pakai satupun penengol. Dan pengerjaaannyapun jadi lebih mudah dan cepat jadi pengerjaan orang yang sudah mahir bisa dikerjakan 1 minggu saja. Dan harganya kisaran Rp300.00 saja.
5.Rang-rang addalah jenis kain dengan motif yang baru-baru di desain kurang lebih 1 sampai 2 taun kemarin motif ini muncul dan pengerjaaan yang lumayan mudah sehingga proses penenunan lebih cepat dan harganya pula lebih murah kisaran harga di pengrajin berkisar Rpo 250.000 tapi aneh jika sudah masuk artshop harganya suka disulap jadi 2 sampai 3 kali lipat.
Bisnis songket di daerah ini bisa dikatakan bisnis yang menguntungkan ini bisa kita lihat dengan menjamurnya artshop di desa sukerare bahkan desa puyung saja yang bukan desa pengrajin kain tenun ini juga banyak membuka usaha kain tenun ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H