Mohon tunggu...
Aqeela AynunnisaPurwanti
Aqeela AynunnisaPurwanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UPN "Veteran" Jawa Timur

Mahasiswi jurusan Teknologi Pangan Angkatan 2023

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Implementasi Nilai Cinta Tanah Air Melalui Pengembangan Pangan Lokal Berbasis Teknologi Pangan

21 Desember 2024   16:38 Diperbarui: 21 Desember 2024   16:44 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstrak

Implementasi nilai cinta tanah air dapat dilakukan melalui perkembangan pangan lokal berbasis teknologi pangan, yang berperan penting dalam meningkatkan ketahanan pangan nasiona. Indonesia sebagai negara dengan kekayaan sumber daya pangan lokal yang melimpah, memiliki potensi besar untuk mengurangi ketergantungan pada impor pangan dengan memanfaatkan produk-produk lokal. Namun, perubahan pola konsumsi Masyarakat dan rendahnya daya Tarik terhadap pangan lokal menjadi tantang tersendiri. Generasi muda dengan pemahaman teknologi dan semangat bela negara dapat memainkan peran kunci dalam mengembangkan pangan lokal melalui inovasi berbasis teknologi pangan.

Pendahuluan

Ketahanan pangan merupakan salah satu fondasi utama dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kedaulatan suatu negara. Menurut Hariyadi (2021), ketahanan pangan tidak hanya berkaitan dengan ketersediaa bahan pangan, tetapi juga kemampuan suatu bangsa untuk memanfaatkan potensi sumber daya pangan lokal. Indonesia sebagai negara yang sebagian besar penduduknya bekerja dalam bidang pertanian atau agraris, tentunya memiliki keanekaragaman sumber daya pangan yang melimpah, seperti umbi-umbian, sagu, kelor, sorgum, dan berbagai jenis tanaman lokal lainnya. Walaupun mempunyai aneka ragam tanaman yang dimiliki, pemanfaatan pangan local masih jauh dari kata optimal. Menurut penelitian, Indonesia masih banyak melakukan atau ketergantungan terhadap impor pangan seperti gandum dan beras, sehingga hal ini berdampak pada ketahanan pangan nasional dan kedaulatan ekonomi (Zuhry dkk., 2022).

Di sisi lain, perubahan pola dan selera konsumsi Masyarakat akibat globalisasi juga menekan posisi pangan lokal. Penelitian menyatakan bahwa penyebab penurunan ketahanan nasional terhadap pangan lokal disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu globalisasi, gaya hidup yang hedonism dan juga konsumtif, rendahny daya tari terhadap pangan lokal, banyaknya produk pangan impor karena lebih menarik dengan harga yang lebih murah dibandingkan produk lokal, budaya (makanan) yang fanatik dari luar, kurangnya sosialisasi dan edukasi mengenai pangan lokal sehingga pengetahuan tentang pangan lokal masih minim, hingga kurangnya promosi pangan lokal. Selain itu, Generasi muda memiliki peran yang penitng dalam mendorong industry pangan, namun generasi muda masih minim kesadaran tentang pentingnya keterlibatan mereka dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional (Defri dkk., 2022). Hal ini membutuhkan pendekatan dengan strategi yang baik, seperti integrasi nilai bela negara dalam Pendidikan teknologi pangan, kampanye publik, hingga peran pemerintah untuk penguatan mendukung pengembangan pangan lokal (Yudha dkk., 2023).

Dengan demikian, mengintegrasikan nilai bela negara ke dalam pengembangan pangan lokal berbasis teknologi pangan dapat menjadi Langkah signifikan untuk mengatasi masalah ketahanan pangan Indonesia. Penggunaan teknologi pangan untuk mengolah sumber daya pangan lokal tidak hanya mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi juga mempromosikan identitas nasional, menngkatkan kesejahteraan petani lokal, dan menumbukan kebanggan terhadap produk dalam negeri. Oleh karena itu, tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelaskan bagaiamana nilai cinta tanah air dalam bela negara dapat diimplementasikan melalui pengembagan pangan lokal dengan menggunakan teknologi pangan, serta peran generasi muda dalam mencapai kedaulatan pangan yang berkelanjutan.

Metode Penelitian 

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi literatur. Studi literatur adalah salah satu metode penelitian yang dilakukan dnegan meninjau, membandingkan, dan menarik Kesimpulan dari berbagai sumber artikel yang relevan, baik itu artikel-artikel penelitian sebelumnya maupun buku-buku yang mendukung topik penelitian tersebut (Firdha dkk., 2021). Metode literatur ini bertujuan untuk memahami konsep niali cinta tanah air, implementasi teknologi pangan, serta kaitannya dengan penegmabangan pangan lokal sebagai Upaya untuk mewujudkan ketahanan pagan. Dengan metode studi literatur ini diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif dan mendalam terkait integrasi nilai bela negara dan teknologi pangan dalam pengembangan produk pangan lokal di Indonesia.

Hasil dan Pembahasan

Implementasi nilai cinta tanah air untuk mengembangkan pangan lokal Indonesia dapat dimulai dari diri kita sendiri untuk lebih berpihak terhadap pangan lokal yang kemudian dapat diedukasi ke Masyarakat sekitar. Hal ini didukung oleh penelitian oleh Defri dkk (2022) yang menyatakan bahwa Individua tau kelompok yang bekerja di bidang teknologi pangan dapat berkontribusi dalam bela negara dengan cara mendukung dan mengembangkan pangan lokal Indonesia. Salah satunya adalah dengan berinovasi pada produk pangan Nusantara, selain itu mereka juga dapat memeberikan edukasi tentang potensi pangan lokal, seperti tempe yang kaya gizi, terjangkau, dan mudah ditemukan, serta rendang yang tahan lama berkat kandungan rempah-rempah antimikrobanya, menjadikannya makanan yang ideal dalam situasi darurat. Inovasi produk pangan lokal, seperti tempe atau rendang dalam kemasan kaleng, juga dapat meningkatkan daya tahan pangan sehingga siap memenuhi kebutuhan saat tejadi bencana alam atau situasi krisis lainnya.

Solusi lain dari generasi muda untuk mengembangkan pangan lokal adalah generasi muda dapat mengambil peran pentig dengan melakukan beberapa langkah strategis terutama untuk memberdayakan usaha pangan lokal skala kecil yang merupakan ciri khas utama dalam ekonomi pertanian Indonesia. Generasi muda dapat bekerja untuk menyelaraskan dan mengintegrasikan usaha pangan skala kecil ke dalam rantai pasok pangan (food suppy chain). Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong penggunaan teknologi digital untuk memperbaiki sistem distribusi dan mempermudah pemasaran produk lokal ke pasar yang lebih luas. Generasi muda, dengan kemampuan mereka dalam teknologi dan pemahaman akan tren pasar, dapat membantu usaha pangan skala kecil agar lebih terhubung dengan pasar global sehingga dapat meningkatkan efisiensi distribusi pangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun