Mohon tunggu...
A Santoso
A Santoso Mohon Tunggu... -

bukan siapa siapa hanya penulis tak dikenal

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Plagiasi Afi dan Pedagang yang Tidak Jujur

5 Juni 2017   15:21 Diperbarui: 7 Juni 2017   15:56 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kasus dugaan plagiat Afi nihaya Faradisa yang hangat beberapa hari terakhir membuka kenangan sekitar satu tahun silam. Saat itu saya menemukan sebuah situs e-commerce yang dipenuhi ratusan tulisan plagiat (baca di SINI). Bahkan lebih dari seribu tulisan hasil plagiat, ditulis persis tanpa perbedaan titik koma, hanya dengan membuang penulis aslinya dan menambahkan situs e-commerce yang ingin didongkrak.

Plagiasi yang dilakukan Afi gemanya membahana, Afi tiba-tiba berada di antara pertarungan 2 kutub, menjadi pahlawan karena isi tulisannya, di sisi lain menjadi pesakitan yang dihujat karena plagiasinya. Sebetulnya benarkah masyarakat kita peduli dengan plagiasi sehingga banyak yang menghujat Afi? 

Bayangkan jika Afi yang hanya memplagiat satu tulisan dihujat oleh sedemikian banyak orang, berapa banyak yang akan menghujat pemilik situs e-commerce yang sudah memplagiat ratusan tulisan tadi? Belum terhitung kenyataan bahwa pemilik situs-situs tersebut orang yang memahami hukum plagiasi, seorang yang berpendidikan S2, magister dari universitas ternama, sementara Afi hanya anak baru lulus SMA yang hobi-nya menulis.

Ketika saya mencoba menelusuri kembali jejak-jejak tulisan plagiat yang dilakukan oleh grosirkita.com, grosir-kita.com, tasheejou.com, etnik-tas.com dan mordiva.com, serta tulisan-tulisan di facebook, hampir seluruh plagiasi tersebut sudah dihapus. Nomor handphone mordiva.com yang sebelumnya digunakan untuk mengancam saya pun sudah berubah. Demikian hal-nya akun Diah Melani di google plus, sudah menghapus seluruh tulisan plagiat mordiva.com. Menariknya nama Diah Melani kembali menjadi pilihan setelah sebelumnya menggunakan akun dengan nama Gyta Eka.

Dihapusnya tulisan plagiat tersebut tidaklah menunjukkan sebuah niat baik, tetapi lebih pada upaya menghilangkan jejak dari seorang dengan gelar master yang tidak memiliki moralitas. Pedagang yang tidak jujur yang berusaha untuk tidak kehilangan reputasi dengan menutupi ketidakjujurannya.

Lalu ternyata pedagang tidak jujur tadi masih dengan sangat santai berjualan tanpa ada yang menghujat apalagi meramaikan kasus plagiasinya di media sosial. Padahal nyata plagiasi itu dilakukan dengan sadar untuk tujuan komersil, tanpa sepengetahuan penulis asli. Suatu perbuatan yang sangat tidak pantas dilakukan oleh lulusan S2. 

Sedangkan Afi seorang anak SMA yang baru lulus kemarin, belum memahami hukum-hukum penjiplakan dicaci maki oleh orang karena kekhilafannya. Menjadi bukti bahwa hujatan plagiat pada Afi bukanlah karena plagiasinya, melainkan karena ada pihak-pihak yang terganggu dengan isi tulisannya.

Ah,... Padahal ketika hasil kerja keras penulis dimanfaatkan untuk kepentingan komersil tanpa seizin penulis, sakitnya tuh di sini.

(Yogya, 5 juni 2017)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun