Mahasiswa IPB University yang terbentuk dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata Tematik Inovasi (KKNT) Desa Doho Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, menggelar sosialisasi "Manajemen Kesehatan Hewan dan Waspada Antraks" yang dilaksanakan pada hari Sabtu (15/07/2023). Sosialisasi ini berkolaborasi bersama Kelurahan Sidokarto dan Dosen Pembimbing Lapang (DPL) yang sedang melakukan supervisi sebagai narasumber, Dr. Agr. drh. Ronald Tarigan, M.Si. Acara ini dihadiri oleh Kepala Desa Doho, Lurah Sidokarto, serta masyarakat sekitar Desa Doho dan Kelurahan Sidokarto yang memiliki hewan ternak yang dilaksanakan di Balai Kelurahan Sidokarto.
Desa Doho memiliki 7 dusun di dalamnya yang mana rata-rata penduduk di setiap dusunnya memiliki ternak sapi ataupun kambing. Â Sosialisasi ini dilaksanakan berdasar pada kebutuhan masyarakat sekitar terkait dengan kehidupan sehari-hari sebagai peternak dan petani. Tim KKN-T IPB 2023 Desa Doho menilai perlu adanya sosialisasi untuk kepentingan masyarakat dalam melakukan pemeliharaan hewan terkhusus mereka yang mempunyai hewan ternak di sisi rumah ataupun pekarangan rumah. Sosialisasi ini berisi pemaparan materi dan diskusi mengenai keresahan masyarakat Desa Doho terkait kesehatan hewan, penyakit, kebersihan kandang ataupun tentang hal lainnya yang masih berkaitan dengan hewan.
Materi pertama pada kegiatan ini disampaikan oleh drh. Ronald yang membahas mengenai pentingnya kesehatan hewan serta segala urusan yang berkaitan dengan perawatan hewan, pengobatan hewan, pelayanan kesehatan hewan, pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, penolakan penyakit, medik reproduksi, obat hewan, dan peralatan kesehatan hewan, serta keamanan pakan.Â
Tidak hanya itu, pada sesi kedua materi disampaikan oleh mahasiswa Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, Indi Amalia Nugraheni dan Selvia Nursela mengenai waspada bakteri antraks yang sedang ramai diperbincangkan. Antraks adalah penyakit infeksi bakteri yang menular dari hewan ternak dan manusia. Spora antraks yang berada di tanah bisa masuk ke dalam tubuh hewan ternak. Ternak yang terinfeksi bakteri antraks menunjukkan gejala demam tinggi, gelisah, sulit bernapas, kejang, rebah hingga kematian.
Pertemuan yang dilaksanakan pada hari Sabtu (15/07/2023) dengan masyarakat memiliki manfaat yang sangat dirasakan oleh masyarakat diantaranya keterkaitan masyarakat dengan penyakit antraks yang dimana sudah terjadi pada daerah Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait kesehatan hewan yang dimana menjadi pekerjaan sampingan, meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menilai hewan sakit dan hewan sehat sehingga jika terdapat hewan yang sakit masyarakat lebih sigap dalam menangani hewan tersebut, serta lebih memahami cara pencegahan hewan sakit.
Salah satu mahasiswa yang menyampaikan materi terkait antraks memberikan sebuah harapan besar kepada masyarakat, "Harapanku untuk masyarakat bisa jauh lebih memahami terkait kesehatan hewan sehingga dalam menangani hewan yang sakit sehingga tidak salah dalam penanganannya, kemudian juga mengetahui dan memahami bahwa kesehatan hewan itu penting karena kesehatan hewan memberikan sejumlah diantaranya dari sisi manajemen antara peternak dan perekonomian masyarakat, tak hanya itu manfaat dalam kesehatan hewan pun berpengaruh dalam sisi kesehatan antara masyarakat dan lingkungan" ucap Indi mahasiswa SKHB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H