Aku bisa bilang apa?
Di otakku ini aku hanya bisa berpikir bahwa rasa sakit ditiap deburan hatiku adalah hasil tuain cinta untukmu.
Bahwa aku selalu menutup rasa marah dan kesal rapat-rapat walau kau tidak mengizinkan matamu menatap sebentar ke arahku.
Bahwa aku tidak perlu merasa meminta kau juga mengucapkan "Aku cinta padamu" saat kukatakan "aku cinta kau, Im".
Aku bisa bilang apa?
Aku takut sekali.
Takut rasa kecintaanku yang besar padamu ini berubah menjadi ke-Tidakperdulian yang benar-benar.
Aku takut tidak perduli walau kau sangat menyakiti hatiku dengan sifat kekanak-kanakkanmu.
Aku takut tidak perduli walau kau berkali-kali merusak janji yang kau buat sendiri.
Aku takut benar-benar tidak perduli kau yang tidak perduli padaku.
Aku bisa bilang apa, Im?
Kau bahkan tidak menelpon untuk mengucapkan "Selamat Ulang Tahun, Sayang" dan aku masih saja memaklumi dengan perasaan cinta yang benar-benar untukmu.
Aku bisa bilang apa, Im?
Kau yang membiarkan aku menunggu di stasiun berjam-jam, dengan keyakinan pada hatiku bahwa kau pasti akan menyempatkan waktu berhargamu sebentar saja untuk menemuiku.
Kau tidak datang. Tapi aku sangat sayang kau, Im. Aku bisa bilang apa?
Atau kau saja yang bilang?
Kau bilang saja, "Pergilah, aku tidak pernah memikirkanmu dihidupku barang sedetik pun."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H