Mohon tunggu...
Aprohan Saputra
Aprohan Saputra Mohon Tunggu... Freelance Writer and Layouter -

Tetap Berpikir Merdeka! -aku nge-kompasiana cari banyak teman, jadi yang mau follow akunku jangan ragu-ragu- Tabikpun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Balai Hantu Sumber Inspirasi Sugeng Haryono

18 Desember 2017   20:11 Diperbarui: 18 Desember 2017   22:05 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Sugeng Haryono

Sebagai program awal, Sugeng membuka bimbingan belajar gratis bagi siswa sekolah dasar kelas enam untuk meningkatkan kemampuan mereka menghadapi ujian akhir sekolah. "Biar tak lagi ada anak yang hanya menjadi korban dari kegagalan sebuah program terali kehidupan yang sangat mengekang langkah-langkah inovatif." ujarnya.

Sugeng aktif di situs social, facebook.  Kebiasaannya ini membawa hikmah tersendiri baginya. Ia memanfaatkan untuk memperkenalkan kegiatannya. Dari perkenalan dengan teman-teman di dunia maya membuat orang simpati dan ingin memberikan donasi. Saat itu ada nama akun facebook, Ariea Vitri, pertama kali perduli terhadap perpustakaan. Ia memberi buku koleksi pribadinya sebanyak 40 eksemplar. 

Gayung bersambut, Sholikin, sekretaris desa  juga turut membantu menambah koleksi buku dan biaya renovasi bangunan. Tanpa pikir panjang. Sugeng segera membeli alat-alat listrik dan cat.

Sugeng juga dibantu beberapa tenaga dari perangkat desa dan satu temannya.  Bahkan Suradi, sebagai guru bimbingan belajar Primagama ikut meluangkan waktu memberikan bimbingan belajar secara gratis. Bahkan tak jarang memberi konsumsi bagi anak-anak didik mereka.

Hari demi hari dilalui bersama di perpustakaan impian. Mereka membuat kegiatan menanam pinang dan jeruk nipis. Tanaman itu ditanam di sepanjang jalan depan perpustakaan. "Kepandaian dalam ilmu dan pendidikan serta keberhasilan dalam materi tidak akan ada gunanya bila tidak peduli dengan alam," begitulah cetus salah satu relawan, kata Sugeng.

Perpustakaan Keliling

Dari berdiam diri dan menularkan minat baca dikalangan masyarakat secara luas, Perpustakaan Ngeluri Ilmu mencoba mendatangi beberapa tempat-tempat warga. Sugeng membeli  gerobak bagasi kain. Gerobak Bekasi kain itu ia cantolkan di atas motor tuanya. Ia mulai mengelilingi tempat-tempat strategis di seputaran Desa Lebungnala. 

Seperti pos kamling, warung kopi, bengkel, dan gang-gang pemukiman yang padat penduduk tempat biasa masyarakat berkumpul. "karena hanya menunggu,merupakan hal yang sangat sulit untuk didatangi pembaca. karena masyarakat kita masih pasih untuk memahami tentang pentingnya datang keperpustakaan untuk membaca," ujar Sugeng.

Dengan motor tuanya itu, program perpustakan keliling yang diberinama Motor Pustaka Indpirasikuselalu diserbu pemustaka sampai kehabisan koleksi tanpa sisa. "Yang menjadi kendala kehabisan koleksi. Koleksi saya jadi kosong sekarang. Saya kesulitan dalam penambahan koleksi. Saya berharap ada suport sistem dengan penambhn koleksi dan ada sarana yang mendukung dari pemerintah karena motor ini motor tua dan banyak banget problemnya terutama mesin, Mas," terang Sugeng.

Awal terpikirnya ide perpus keliling ini menurut Sugeng,  "Masyarakat disini susah dalam mendapatkan buku bacaan , dan menurut saya semua masyarakat tua, muda, laki-laki, perempuan, kaya, miskin sama mempunyai hak untuk mendapatkan bahan bacaan."

Kini, kurang lebih Perpustakaan Ngeluri Ilmu berjumlah 200 anggota perpustakaan dan memiliki 486 koleksi buku. Perpustakaan keliling juga mendatangi sekolah-sekolah, taman pelajaran Al Quran serta keliling ke pelosok-pelosok. "Supaya lebih mengena karena kalau diam di Perpustakaan Desa Ngeluri Ilmu saja kurang mengena. Motor pustaka juga melaksanakan promosi kepada masyarakat agar peduli dengan masa depan anak bangsa yang berwawasan luas dengan program donor satu buku sama dengn sejuta harapan." jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun