BAB 2
”Saat aku terpuruk
ada seseorang yang mengubah alur pikiranku
semangatku tiba-tiba sedikit kembali.
kau sama sekali bukan typeku
tapi entah type yang dulunya ku idamkan
tidak lagi menarik minatku
kurasa sekarang ini aku menginginkan
sesuatu yang dulunya bukan typeku.
Harapan yang muncul di tengah keputus asaan
impian yang bertahan di antara keraguan
cinta yang memberikan alasan untuk bertahan hidup
dan kaulah
alasanku untuk bertahan hidup.
Apa yang sesungguhnya telah kau lakukan
tapi kau tak perlu melakukan apa-apa
aku cukup hanya melihatmu
satu hari saja kau tak muncul dihadapanku
pasti aku akan uring-uringan
dan itu yang membuatku senewen.
Apakah aku mencintainya ?
Kurasa tidak dengan kondisiku saat ini
jikapun jawabannya iya aku tak akan mengakuinya
karena aku orang yang ahli menghindari suatu perasaan
perasaan tidaklah nyata jika aku tak mau menrasakannya
perasaan tidaklah nyata jika aku tak mau mengakuinya.
Tapi kejujuran adalah rumah bagi setiap kebahagian
meskipun sekarang kau belum menyadari keberadaanku
tapi aku sangat membutuhkanmu.
Kelak setelah aku telah siap
aku hanya akan bertanya
Apa yang harus aku lakukan supaya kau melihatku ?
Benar-benar melihatku ?
Ketika saat itu tiba berhati-hatilah
hati-hati jatuh cinta kepadaku
karena setelah ini ku akan membuatmu terkesan
dan ku yakin kau akan terpersona dengan diriku
maka kau akan mendapati dirimu yang akan slalu bahagia
setiap kali melihat dan mengingatku
dan tak ingin melewatkan sedetikpun tanpaku.
Satu hal yang ku inginkan darimu
kuharap kau percaya
percaya saat ku katakan ku ingin slalu bersamamu
percaya saat ku katakan ku ingin slalu berada disisimu
percaya saat ku katakan ku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu
meskipun tak ada hal lain yang bisa kau percaya didunia ini
namun percayalah kalau aku mencintaimu
mencintaimu sepenuh hati slalu slamanya.
Tapi kalau aku mengatakannya
Reaksi apa yang akan kau berikan ?
Apakah kau akan menerima pengakuanku ?
Apakah kau akan percaya padaku ?
Apakah kau masih akan menatapku seperti ini ?
Tersenyum padaku seperti ini ?
Atau apakah justru kau akan menjauh dariku ?
Meninggalkanku ?
Tapi aku tahu aku harus mengatakannya padamu
aku tak mungkin menyimpannya selamanya
aku tidak akan tahu sebelum mencobanya, bukan ?
bukankah lebih baik aku mengetahuinya dengan pasti
dari pada bertanya-tanya selama sisa hidupku ?
entah bagaimana reaksimu nanti setelah mendengarnya
aku hanya berharap satu hal padamu
jangan pergi dariku
tetaplah disisiku.
Sekarang aku harus menghadapi mimpi burukku
karena itu maukah kau menungguku
aku tidak akan menuntut banyak
aku juga tidak akan membebanimu
aku hanya memintamu menunggu
sampai aku menyelesaikan masalahku
aku sudah melihat batasnya
tunggulah aku sebentar lagi
sampai saat itu tiba
jangan pergi kemana-mana
tetaplah bersamaku. ”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H