BAB 1
”Suasana yang cerah pagi ini
berbanding terbalik dengan suasana hatiku yang buruk
seolah-olah awan hitam berkumpul menjadi mendung yang gelap
diikuti halilintar dan seakan-akan badai besar akan datang.
Ada suatu hal yang terpikirkan olehku
Mengapa aku bisa menyukaimu ?
Mengapa aku bisa mencintaimu ? dan
Mengapa aku bisa berpikir kaulah takdirku?
tapi aku tetap tak tahu jawabanya.
Karena kupikir
aku termasuk type orang yang tak akan tahu
apa alasan bisa mencintai seseorang
dan membenci orang yang kita cintai.
Sebagai kaum lelaki aku menyadari
banyak kesalahan yang kami lakukan kepada wanita
mungkin ini bisa dikatakan kesalahan terbesar kami
tapi sebenarnya kami cukup pintar untuk memilih
mana yang benar-benar kami cintai
dan kau adalah yang terpilih oleh hatiku.
Saat kau tak lagi bersamaku
entah mengapa aku masih belum bisa melupakanmu
padahal jelas-jelas kau yang melukai
tapi pasti ada suatu alasan
mungkin aku melakukan kesalahan tersebut
maaf maaf dan maaf
semua ini memang salahku
karena aku tak bisa mengertikanmu
bagi seorang pria ini adalah posisi yang sangat sulit
galau mungkin kata yang tepat menggambarkan keadaanku
melamun, patah hati, pesakitan, kesedihan, insomnia, sampai berpikir mati
tidak dengan mengakhiri hidup
tapi mati dengan romantis
sehingga 1001 adegan mati romantis terpikir di otakku.
Kadang-kadang aku berpikir
istri firaun saja tak pernah berpikir untuk meninggalkan firaun
walau kelakuan firaun sangat kejam dan biadab
Apakah aku lebih rendah dari itu ?
Sampai-sampai kau meninggalkanku
tapi ku rasa aku benar-benar lelaki yang berengsek.
Memang sudah lama kejadian itu
tapi aku masih belum bisa melupakanmu
setiap kali terdengar namamu
setiap kali teringat kamu
membuat dadaku slalu terasa nyeri
Ada apa denganku sebenarnya ?
Tidak ada yang salah denganku
tapi kurasa aku benar-benar mencintaimu.
Jujur meskipun mustahil
sampai saat ini aku masih berharap
bisa slalu bersamamu disetiap hariku
tapi aku yakin kita pasti dipersatukan lagi
walaupun di ruang waktu dan dimensi yang berbeda.
Meskipun kau tak lagi disisiku
kuharap
jangan memperlihatkan kemesraan dihadapanku
karena sampai kapanpun aku akan mencintaimu
mungkin bagimu aku hanya salah satu orang
dari sekian banyak pria yang pernah mencintaimu
tapi bagiku kau hanya satu-satunya dalam hatiku
entah butuh waktu berapa lama
tapi ku yakin aku membutuhkan waktu yang lama
untuk bisa tertawa mengingat kejadian itu.
Aku tahu selama ini aku terus melarikan diri dari masa laluku
kupikir sudah saatnya aku menghadapinya
karena itu aku butuh waktu
sementara aku mengatur kembali hidupku
aku benar-benar tidak bisa memikirkan hal lain
aku harus menghadapi diriku sendiri terlebih dahulu
sebelum aku bisa menghadapi orang lain.
Hidup ini berjalan terus
jangan pernah menyesali keputusanmu
aku tak ingin melihatmu bersedih
slalu bersikap ceria lah seperti dulu
carilah pengganti yang lebih baik dariku
yang bisa membuatmu bahagia
dengan begitu aku juga akan bahagia menjalani hari-hariku.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H