Mohon tunggu...
APRIYANTO
APRIYANTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Universitas Pamulang

Informasi pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini Audit: Laporan Kinerja Keuangan

21 Juni 2022   01:05 Diperbarui: 21 Juni 2022   01:08 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari perusahaan, karena laporan keuangan merupakan salah satu media utama yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangannya kepada pihak yang berkepentingan. Salah satu pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan adalah investor (Arsianto et al. 2013). Sebagai media komunikasi, laporan keuangan digunakan pihak yang berkepentingan sebagai cerminan untuk melihat kondisi perusahaan. Oleh sebab itu, dibutuhkan adanya pihak independen yaitu auditor yang bertindak untuk menilai kewajaran dari laporan keuangan perusahaan. Penilaian ini dilakukan untuk membuktikan apakah laporan keuangan telah mencerminkan kondisi perusahaan sebenarnya, sehingga keputusan yang tepat dapat diambil oleh pihak yang berkepentingan. Auditor akan memberikan opini atas hasil penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan. Auditor yang independen akan memberikan opini sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya (Susanti, 2013).

Ada satu prinsip utama dalam menganalisi laporan keuangan formal: Laporan laba bulanan sebaiknya tidak berisi hal-hal yang tak terduga. Informasi yang signifikan harus dikomunikasikan secepatnya melalui telepon, faks, e-mail, atau pertemuan pribadi segera setelah hal itu diketahui. Laporan formal menginformasikan kesan umum bahwa manajer senior telah mengetahui dari sumber-sumber tersebut. Berdasarkan informasi ini, ia dapat bertindak sebelum menerima laporan formal. Laporan formal tersebut adalah tetap penting. Salah satu manfaat utama dari laporan formal adalah bahwa laporan tersebut memberikan tekanan yang diinginkan pada manajer di tingkat yang lebih rendah untuk mengambil tindakan perbaikan atau inisiatif mereka sendiri. Laporan laba adalah tidak berguna kecuali laporan tersebut mengarah pada tindakan. Tindakan tersebut mungkin terdiri dari pujian atas kerja yang telah dilakukan dengan baik, saran-saran untuk melakukan hal secara berbeda, “memproses,” atau tindakan ketenagakerjaan yang lebih yang lebih drastis. Tetapi, tindakan-tindakan ini tidak dilakukan untuk setiap unit bisnis setiap bulan. Selama bisnis berjalan baik. Pujian adalah yang paling diperlukan, dan kebanyakan orang tidak mengharapkan untuk memperoleh pujian secara rutin.

Analisis laporan keuangan merupakan satu bagian penting dan terintegrasi dari analisis bisnis. Analisis bisnis itu sendiri adalah proses mengevaluasi prospek dan risiko ekonomi dari suatu entitas bisnis atau perusahaan. Analisis yang dilakukan di dalamnya termasuk analisis lingkungan bisnis, analisis atas strategi yang diterapkan perusahaan, analisis posisi perusahaan (positioning), serta analisis kinerja keuangan perusahaan. Analisis bisnis sangat diperlukan untuk proses pengambilan keputusan berbagai aktivitas usaha, termasuk di dalamnya pengambilan keputusan investasi, kredit, penilaian perusahaan dalam proses penawaran saham perdana/IPO (Initial Public Offering), restrukturisasi perusahaan, dan pengambilan keputusan oleh manajemen dalam menjalankan roda perusahaan.

Dengan melakukan analisis laporan keuangan, semua pihak yang berkepentingan akan mendapatkan informasi yang lebih akurat atau dapat diandalkan untuk kepentingan pengambilan keputusan. Mereka tidak akan bertumpu hanya pada asumsi subyektif dan intuisi semata. Dengan demikian hasil analisis laporan keuangan mampu mereduksi unsur ketidakpastian yang dihadapi oleh para pengambil keputusan.

KINERJA KEUANGAN

Orientasi terhadap laba juga yang mendorong perusahaan, perusahaan selalu memikirkan strategi dan cara untuk memperoleh laba yang besar demi kelangsungan dan kemajuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengantisipasi segala resiko yang terjadi, perusahaan harus menguasai informasi dengan menggunakan metode - metode yang tepat untuk menganalisa keadaan perusahaan. Akan tetapi aspek kinerja perusahaan jugamerupakan hal yang penting selain dari laba. Sebab laba yang besar bukanlah ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efektif. Dengan demikian maka yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah tidak hanya cara atau usaha untuk meningkatkan laba, namun yang lebih penting lagi yaitu usaha untuk mempertinggi kinerja perusahaan merupakan tugas utama seorang manajer untuk selalu mempertahankan stabilitas, pertumbuhan dan prestasi laba yang dapat diandalkan dengan investasi, serta membuat pihak perusahaan mampu menerapkan suatu strategi agar perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan mendorong kearah kemajuan perusahaan. Kinerja suatu perusahaan berhubungan dengan bagaimana suatu perusahaan mengelola sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan keuntungan yang akan meningkatkan kemakmuran perusahaan. Kinerja tidak hanya sekedar masalah laba yang besar saja tetapi juga berhubungan dengan efektifnya suatu perusahaan dalam mengelola bisnisnya.

Menurut Irhan Fahmi (2011:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Alat ukur yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan beberapa rasio yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Leverage/ solvabilitas, Rasio Aktivitas, RasioProfitabilitas/Rentabilitas danRasio Penilaian.

Pentingnya penilaian kinerja keuangan perusahaan menurut Munawir (2006:31) adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih. 2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. 3) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 4) Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.

CV Karunia Jaya merupakan perusahaan menengah yang bergerak dibidang real estate dan berdiri pada awal tahun 2009 sampai dengan sekarang ini. Dalam menjalankan kegiatan operasinya CV Karunia jaya membeli sebidang tanah dari masyarakat dengan luas tertentu, lalu mematangkannya dan membuatnya dalam bentuk kavlingan lalu menjualnya kepada masyarakat secara eceran, dengan cara mencicil maupun membayar tunai. Berdasarkan laporan keuangan CV Karunia Jaya dapat diketahui bahwa kinerja keuangan yang terjadi di CV Karunia Jaya selama tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 dari laporan laba rugi pada tahun 2015 sampai 2016 penjualan meningkat signifikan yang menghasilkan laba juga meningkat secara signifikan.

Dari laporan neraca pada tahun 2015 sampai 2016 pada aset lancer dan tetap meningkat. untuk total kewajiban pada tahun 2015 sampai 2016 juga meningkat secara signifikan.Pada penelitian ini rasio yang digunakan hanya tiga kategori yaitu rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Berdasarkan keterangan diatas, pendapatan atau laba perusahaan mengalami peningkatan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2016, Namun dari segi utang juga mengalami peningkatan. Sebab itu pendapatan atau laba yang besar bukan merupakan suatu ukuran kinerja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun