Dilansir oleh Liputan6.com, Los Angeles pada Sabtu (19/12/2015), salah satu personel band Stone Temple Pilots, Scott Weiland ditemukan tewas dalam keadaan tidur di kamarnya ketika melakukan tur di Bloomington, Minnesota. Menurut pemeriksaan medis, kematian sang vokalis ini disebabkan oleh campuran obat yang dikonsumsinya yaitu kokain, alkohol dan ekstasi. Keterangan dari polisi setempat mengatakan bahwa tidak ditemukan adanya bukti keberadaan kokain dalam bus tur bandnya, namun berdasarkan kesaksian dari penggemar menguatkan hasil pemeriksaan medis pria yang meninggal pada 3 desember 2015 ini ternyata memiliki kecanduan jangka panjang terhadap narkoba.
Setelah membaca artikel yang memuat berita ini, maka pasti akan timbul pertanyaan seputar interaksi yang terjadi antara ketiga zat tersebut, apalagi zat-zat ini dikonsumsi secara berkepanjangan oleh korban.
1. Ekstasi
Ekstasi atau Methylenedioxymethamphetamine (MDMA) yang biasa juga dikenal dengan nama Inex, XTC, Dolphin, Black Heart, Gober, dan lain-lain merupakan jenis psikotropika golongan 1 yang bukan termasuk obat karena dapat menyebabkan ketergantungan yang tinggi. Ekstasi pada dasarnya merupakan agen stimulan yang memiliki efek halusinogenik, beredar dalam bentuk pil yang berwarna-warni yang dibedakan oleh ”cap”. Biasanya ditelan, tetapi Ekstasi juga bisa dihancurkan kemudian dihirup.
Ekstasi biasanya digunakan dalam terapi depresi, narkolepsi dan pengatur nafsu makan karena efek stimulan pada sistem saraf pusat (SSP). Selain itu, ekstasi juga mempengaruhi sistem adrenergik yang memacu reseptor secara tidak langsung melalui pelepasan norephineprine.
Efek umum yang terlihat pada penggunaan ekstasi adalah perasaan nyaman, senang dan percaya diri yang berlebihan namun kadang tidak terkontrol, mual dan muntah, berkeringat dan dehidrasi.
Ekstasi juga berefek dalam peningkatan denyut jantung, suhu tubuh dan tekanan darah.
2. Kokain
Kokain di klasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan heroin karena memiliki efek adiktif. Saat ini kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan karena efek penyempitan pembuluh darahnya juga membantu. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan kokain adalah euforia yang berlebihan, sehingga seringkali digunakan untuk mengatasi depresi. Kerja kokain serupa dengan ekstasi, dalam hal memperkuat kerja norpehineprine yang dapat menstimulan reseptor adrenergik sehingga menimbulkan efek takikardi, hipertensi, dilatasi pupil dan vasokontriksi perifer.
3. Alkohol
Alkohol merupakan agen depresan yang dapat mengurangi aktivitas otak dan sistem saraf. Efek langsung yang sering timbul adalah pergerakan badan yang tidak terkendali, pandangan kabur, bicara tidak jelas, serta mual dan muntah. Efek berbahaya penggunaan alkohol jangka panjang yaitu kerusakan hati dan otak, berkurangnya daya ingat, ketidakstabilan kerja jantung dan aliran darah, depresi, hingga menyebabkan kematian pada kasus overdosis atau kombinasi dengan obat stimulan lainnya.