Mohon tunggu...
Apri Wulandari
Apri Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor

menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peran Media dalam Sukseskan Pemilu Damai Tanpa Hoax 2024

4 Januari 2024   17:50 Diperbarui: 4 Januari 2024   21:58 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu sudah semakin didepan mata, Tepatnya 14 Februari Indonesia menggelar pesta demokrasi 5 tahunan. Dan untuk pertama kalinya di Indonesia pemilih terbanyak di pemilu 2024 adalah Gen Z dan Milenial. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan DPT Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih.

Melansir dari Republika, berdasarkan hasil rekapitulasi DPT dari jumlah tersebut, terdapat sebanyak 66,8 juta pemilih dari generasi milenial dan pemilih dari gen Z juga mendominasi yaitu sebanyak 46,8 juta pemilih. Gabungan Gen Z dan Milenial punya peranan yang penting dalam pelaksanaan atau hasil Pemilu 2024.

Kedua generasi tersebut dikenal melek teknologi informasi dibandingkan Gen X dan Baby Boomer mestinya partisipasi aktif mereka dalam proses penyelenggaraan hasil pemungutan suara paling mendukung pelaksanaan Pemilu 2024.

Kesadaran mereka terhadap peran dalam pemerintahan dan partisipasi dalam Pemilu 2024 menjadi kunci untuk memaksimalkan bonus demografi ini. Meskipun memiliki kelebihan, Gen Z juga dihadapkan pada kekurangan, seperti individualisme, kurang fokus, ketidak kesabaran, dan emosi yang labil.

Survei Status Literasi Digital Indonesia pada 2022 yang dilakukan Kominfo juga mencatat gabungan generasi Y dan Z menggunakan internet lebih dari 6 jam per hari.

Fenomena ini menimbulkan perkiraan bahwa media sosial akan memegang peranan kunci dalam pelaksanaan Pemilu 2024. Dan juga menjadi media utama penyebaran disrupsi informasi. Disrupsi informasi juga akan menimbulkan risiko berbahaya dengan potensi terjadinya penyebaran informasi yang tidak benar atau yang biasa dikategorikan sebagai misinformasi, disinformasi, dan malinformasi. Pemerintah dan kandidat merupakan sasaran utama dari berbagai kampanye disinformasi. 

Menurut pendapat Werme (2016:14) mendefiniskan pengertian hoax sebagai suatu berita palsu yang mengandung berbagai informasi yang memang sengaja untuk menyesatkan orang-orang dan juga memiliki agenda politik. Menurut (Silverman 2015) hoax merupakan sebagai rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan, tetapi “dijual” sebagai kebenaran. Menurut Ireton, Posetti dan UNESCO 2018 mendefinisikan fake news sebagai berita palsu yang mengandung informasi yang sengaja menyesatkan orang dan memiliki agenda politik tertentu. Hoax bukan sekedar misleading alias menyesatkan, informasi dalam fake news juga tidak memiliki landasan faktual tetapi disajikan seolah-olah sebagai serangkaian fakta (Tapscott dan Don Matthew, 2013).

Seiring berkembangnya teknologi, Kedua generasi tersebut memanfaatkannya untuk mencari informasi yang valid dan terpercaya. Generasi yang berteman dengan teknologi saat ini, hendak berpikir secara (open minded) terbuka dan kritis, diharapkan agar dapat lebih bijak dalam mengolah informasi. Dari kelebihan tersebut mereka tentu membantu Indonesia untuk menemukan pemimpin yang terbaik.

Dewasa kini media sosial sangat berpengaruh dalam membangun opini publik adalah, dimana komunikasi publik terdapat media sosial yang dapat dijadikan sebagai penghubung antara komunikator publik atau bahkan politik dengan masyarakat. Sebagai saluran komunikasi publik, media sosial memiliki kekuatan memberikan pengaruh dan menentukan perilaku politik, karena media sosial dapat berperan dalam membentuk opini publik. Pengelolaan opini publik yang baik, memiliki peran dalam memenangi satu pertarungan untuk memperoleh pengaruh dari kalangan masyarakat. 

Media sosial juga sangat efektif digunakan sebagai media komunikasi khususnya dalam memberikan informasi dan menerima umpan balik dari khalayak. Umpan balik dari khalayak dapat mendekatkan dan merapatkan hubungan antara komunikator publik atau bahkan politik dengan masyarakat. Terlebih lagi penggunaan media sosial di kalangan masyarakat semakin populer dan berkembang, hingga ke pelosok pedesaaan. Sehingga dengan kemasan informasi yang baik, khalayak akan mudah memahami pesan- pesan politik yang disampaikan oleh komunikator publik. Pada akhirnya, melalui penyampaian pesan-pesan politik yang tepat dan dilakukan secara efektif akan mampu menarik simpati masyarakat sehingga mereka akan menerima maksud yang diinginkan oleh komunikator publik.

Peran media dalam pemilihan umum memegang peranan yang penting salah satunya untuk memberikan informasi valid selama proses pemilu berlangsung.  Peran rekan media tidak hanya memberikan informasi yang valid, namun memberikan edukasi dan pengetahuan masyarakat mengenai pemilu. Media juga akan memiliki peran sebagai pengawas pemilu. Peran media massa akan memudahkan masyarakat untuk melakukan pelaporan ke Bawaslu jika terdapat pelanggaran saat Pemilu berlangsung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun