Mohon tunggu...
Apritama Nur
Apritama Nur Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai

mahasiswa PTK 2013, hanya sebuah tulisan kecil tuk bangsa besar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

3 Dara: Pesan dari Wanita untuk Kaum Pria

25 September 2015   20:47 Diperbarui: 25 September 2015   21:11 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Cerita bermula dari 3 orang lelaki yang cukup berisi dan sering menghabiskan kekayaannya untuk bermain-main dan berhura-hura. 3 orang tersebut adalah Affandi (diperankan oleh Tora Sudiro), seorang bos sukses yang sudah beristri, lalu ada Jay (diperankan oleh Adipati Dolken), seorang desainer pengeksplor tubuh wanita dalam membuat karyanya, dan terakhir adalah Richard (Tanta Ginting), seorang playboy cap kadal yang sering LDR dengan pacar wanitanya.

Mereka bertiga adalah pebisnis yang sangat sukses dan kaya raya. Hidup mereka dihabiskan dengan pergi minum dan bermain wanita. Hingga pada suatu malam ketika mereka tengah berada di suatu diskotek, datanglah seorang pelayan wanita. Namun karena kebengalan mereka terutama Richard ditambah suara lucu dari Mel (diperankan oleh Ayu Shita), membuat mereka menggoda Mel, sang pelayan. Karena tak tahan digoda, Mel pun marah besar. Ia akhirnnya membuat kutukan kepada mereka. Kutukannya adalah mereka akan merasakan bagaimana menjadi seorang wanita yang sering digoda dan dianggap remeh bagi mereka bertiga.

Semenjak kejadian di diskotek tersebut, mereka bertiga merasakan keanehan pada tubuh masing-masing. Mereka mulai merasa menjadi layaknya wanita, seperti Affandi yang sering kepanasan, Jay yang mulai terganggu dengan pekerjaannya dalam mengeksplor keindahan wanita, dan Richard yang mulai merasa penasaran dengan setiap bunyi dering yang masuk di telpon genggamnya.

Berbagai masalah pun terus menghampiri mereka dengan perubahan yang mereka alami. Affandi yang bermasalah dengan istrinya, Jay yang sering bertengkar dengan pacarnya karena masalah pernikahan, dan Richard yang diputus oleh semua pacar-pacarnya. Karena kegelisahan mereka, mereka mulai mencari berbagai cara untuk mengobatinya. Bertemulah mereka dengan seorang psikiater cantik (diperankan oleh Rianty Cartwright). Psikiater tersebut pun mendengar berbagai keluhan yang mereka alami dan mencoba menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh mereka. Menurut sang psikiater, mereka bertiga terkena syndrome Gender Diasyphora. Adalah sebuah syndrome ketika seorang lelaki perlahan akan bersikap layaknya wanita dan jika dibiarkan mereka akan merubah diri mereka menjadi wanita seutuhnya.

Mereka pun mulai mencari dimana keberadaan Mel, sang pelayan kafe. Mulai dari bertanya kepada pemimpin yang mempekerjakan Mel, hingga ke tempat tinggalnya. Namun pencarian mereka juga tidak mudah. Hingga akhirnya si Richard menemukan Mel sedang bekerja di sebuah restoran cepat saji. Richard pun mengikuti Mel secara diam-diam ke tempat tinggalnya.

Affandi, Jay dan Richard akhirnya bertemu dengan Mel dan memintanya untuk mencabut kutukan yang telah diberikan Mel untuk mereka bertiga. Namun, ternyata Mel mengaku tidak pernah mengutuk mereka bertiga. Akhirnya mereka lega bahwa apa yang mereka rasakan selama ini bukanlah kutukan dari Mel.

Film ini cukup menarik karena tema bahasannya adalah sebuah tema yang masih tergolong tabu di masyarakat Indonesia. Tema tentang kekuatan perempuan, tentang emansipasi perempuan belum banyak yang membahasnya. Dan film ini seakan ingin mengangkat kembali hal tersebut. Ya mungkin memang seharusnya film ini ditayangkan ketika momen peringatan hari tentang wanita. Kekuatan lain dari film ini adalah adanya tambahan beberapa humor ringan yang terdapat di dalamnya, apalagi didukung dengan beberapa artis yang cukup terkenal seperti Tora Sudiro dan Rianty Cartwright. Sedangkan beberapa kekurangan yang masih menonjol adalah masih kurangnya acting dari beberapa pemain dalam film tersebut, serasa masih ada yang kurang natural dan sengaja dibuat-buat. Sang produser pun tampaknya belum bisa mengeksplor lebih dalam tentang tema yang cukup menarik ini. Jika ada penilaian antara 1-10, saya memilih di angka 7 untuk film ini. Cukup menarik untuk sekali ditonton, tapi sayangnya tidak untuk berkali-kali ditonton. Ya semoga bisa lebih baik lagi perfilman Indonesia. Majulah Film Indonesia!!!

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun