Mengedukasi sejak dini kepada buah hati, mengenai kondisi yang terjadi pada kita secara gamblang, jujur, terbuka dan apa adanya.
Ada rasa malu, sungkan, dan bingung ketika pertama kali harus menjabat sebagai single parents. Khuususnya ketika anak-anak saya bertanya tentang Ayahnya. Namun mau tidak mau, kita harus jujur kepada mereka, karena itu yang ingin mereka dengar.
Ceritakan yang sebenarnya, dengan bahasa yang mudah mereka pahami. Bahwa Ayah dan Ibu sudah berpisah, rumahnya pisah, Ayah tidak lagi bersama kita. Jadi, kalau Kakak dan adek mau minta sesuatu, Mimi juga harus hitung-hitung uang dulu, kira-kira ada uang yang cukup tidak yaa di dompet? Karena sekarang yang bekerja untuk mencari uang Cuma Mimi, berbeda dengan kondisi waktu dulu. Uangnya banyak karena yang bekerja ada 2 orang. Sekarang Kakak dan ADek kalo mau minta sesuatu Tanya Mimi dulu yaa, apakah Mimi ada uang untuk itu..
Parents, kita seringkali meremehkan pemahaman buah hati kita. Kita merasa mereka tidak akan mengerti kondisi kita. Atau kita berpikir mungkin sebaiknya mereka tidak memahami kondisi sebenarnya, biarlah mereka di menara gading yang tidak mendapatkan informasi berarti.
Penting bagi buah hati mengetahui secara terbuka apa yang dialami orang tuanya. Hal ini menyangkut kehidupan mereka juga. Ketika buah hati kita sudah dapat memahami kondisi kita, pasti juga akan lebih mudah melangkah untuk saling membahagiakan.
Â
dapat dilihat juga di www.binarparenting.com