Dia adikku.
Sosok rupa yang terlahir di malam purnama.
Siluet dari doa dan ucapan syukur,
mengalir deras, terjun bebas pada tangis tawa haru biru.
Dia adikku.
Bertemu tak harus sedarah untuk merekat.
Ikat kami pada batin,Â
lekat-lekat paham dan terus dekap,
hingga meluruh, meramu bagian.
Adikku,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!