Mohon tunggu...
Humaniora

Bekalewang: Pengenalan Identitas Lingkungan Melalui Kearifan Lokal

6 April 2016   08:02 Diperbarui: 6 April 2016   08:08 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pulau Sumbawa adalah sebuah pulau yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Pulau ini dibatasi oleh Selat Alas di sebelah barat (memisahkan dengan Pulau Lombok), Selat Sape di sebelah Timur (memisahkan dengan pulau komodo) samudera Hindia di sebelah selatan, serta Laut Flores di sebelah Utara.

Bicara tentang pulau samawa/suku samawa jelas tak terlepas dari kearifan lokal yang telah tertanam didalamnya, kearifan lokal merupakan sesuatu yang berkaitan secara spesifik dengan budaya tertentu (budaya lokal) dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu (masyarakat lokal). Dengan kata lain, kearifan lokal bersemayam pada budaya lokal. Kebudayaan lokal mencakup tujuh unsur yakni bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi, dan kesenian. Namun demikian, sifat-sifat khas kebudayaan hanya dapat di manifestasikandalam unsur-unsur terbatas, terutama melalui bahasa, kesenian dan upacara.

Jika berbicara kuliner Sumbawa yang tidak kalah beraneka ragam dengan daerah lain di Indonesia. Di Sumbawa ada yang di kenal dengan singang, sepat, kemuq pria,rujak pelam, sira seping, goreng dan masih banyak lagi. Masakan tradisional akan sangat mudah sekali kita jumpai di tana samawa  jika diadakan acara adat seperti bekalewang (kegiatan masak memasak yang dilakukan secara besar-besaran ketika ada acara). Kegiatan bekelewang ini biasanya diadakan pada acara pernikahan, khitanan ataupun tujuh-bulanan. Dalam kegiatan ini juru masak atau tukang, di Sumbawa tukang ini didominasi oleh perempuan dan ini adalah hal yang lumrah. Mulai dari kegiatan menyiapkan bahan, kemudian meracik bahan, hingga memasak semua dilakukan oleh pihak perempuan.

Berkaitan dengan pendidikan Tradisi bekelewang dalam kebanyakan masyarakat suku samawa adalah tradisi yang mengajarkan manusia untuk hidup berdampingan dengan yang lainnya, bersosialisasi dan tenggang rasa dalam pergaulan sehari-hari jelas ada pada tradisi ini. Namun di sisi lain acara adat seperti bekelewang ini dapat diambil benang merahnya bahwa tradisi bekelewang mengajarkan khususnya kaum muda untuk memiliki sifat gotong royong, tanggung jawab, dan mengajarkan untuk tetap saling bersilaturrahmi. 

Gotong royong yang dimaksud dalam acara adat bekelewang yaitu ketika akan melakukan bekelewang yaitu orang yang akan melakukan acara baik pernikahan, khitanan maupun tujuh-bulanan akan mengundang ibu-ibu untuk membantu kegiatan bekelewang yang khususnya membantu menyiapakan makanan-makanan yang akan di hidangkan dalam acara, gotong royong pada acara bekelewang ini  untuk mengajarkan kita, bahwa hidup di dunia ini harus saling bahu membahu dalam menjalankan aktifitas kehidupan. 

Tanggung jawab maksudnya disini ialah ketika seseorang akan melakukan bekelewang maka ibu-ibu yang telah diundang telah mengetahui porsi masing-masing mengenai apa yang akan di kerjakan sesuai dengan kemampuannya. Maka dalam acara adat bekelewang ini di tuntut untuk memiliki rasa tanggung jawab atas hal yang telah di serahkan kepadanya. Tidak terkecuali dalam hal yang paling pokok yaitu menanamkan nilai silaturrahmi adalah hal yang paling penting, karena dengan terciptanya silaturrahmi yang baik maka terciptanya Suasana damai dan tertib dalam kehidupan.

Bagi masyarakat Sumbawa baik anak-anak maupun remaja acara bekelewang bukanlah hal yang baru, hampir semua orang, semua lapisan di Sumbawa mengetahui apa itu acara bekelewang. Pengenalan kearifan lokal bekelewang kepada generasi muda tentu menjadi hal yang sangat penting. Pengenalan identitas lingkungan melalui kearifan lokal menjadi suatu yang harus segera dibangun sedini mungkin. 

Maka jelas kebudayaan lokal Sumbawa sangat penting artinya dalam upaya membangun masyarakat Sumbawa. Kegunaan kearifan lokal tidak semata-mata diciptakan untuk memenuhi kebutuhan estetis, tetapi untuk memenuhi kepentingan-kepentingan yang didasarkan pada alasan religious, mitos, mata pencaharian,dan integrasi social.

Nilai budaya dan norma dalam kebudayaan lokal tetap dianggap sebagai pemandu perilaku yang menentukan keberadaban masyarakat Sumbawa seperti kebajikan, kesantunan, kejujuran, tenggang rasa, dan sebagainya.

Sejalan dengan perubahan social cultural yang sedemikian cepatnya, sebagian kearifan lokal yang menyimpan kearifan lokal telah tergerus oleh kebudayaan global. Oleh karena itu perlu adanya revitalisasi budaya sehingga warisan berharga tidak pula tergerus oleh ganasnya zaman.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun