Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mengembangkan sumber daya manusia yang mengikuti ajaran Islam dan memiliki integritas moral,standar etika yang tinggi, dan pengetahuan yang mendalam tentang ajaran Islam.Â
Oleh karena itu, pendidikan Islam memegang peranan penting dalam mencetak manusia yang seimbang secara spiritual, moral, dan intelektual. Pendidikan Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga berakhlak mulia dan berkomitmen dalam menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan pendidikan Islam terbagi menjadi pandangan ontologis,epistemologis dan aksiologis.Â
*Secara ontologis, pendidikan Islam tidakhanya bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits saja, melainkan memadukan pemahaman literal teks dengan pemahaman material yang memadukan berbagai pendekatan keilmuan.
*epistemologis, nilai-nilai sosiokultural dapat diperhatikan dalam penyelenggaraan pendidikan Islam. Nilai-nilai tersebut dilandasi oleh nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sebagai bangsa timur yang ramah toleran, dan damai. Dengan demikian pendidikan Islam melahirkan generasi yang saintifik, humanis, religius, dan multikultural.
Ciri Tujuan Pendidikan Islam
Dalam ilmu pendidikan Islam dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan Islam selaras dengan misi agama Islam. Rumusan tujuan pendidikan Islam dikaji berdasarkan Al-Quran dan Hadits serta dilihat kepentingannya dalam konteks kekinian. Dengan demikian, pendidikan Islam bersifat dinamis dan berkembang serta merespon dinamika lokal dan global.
Taksonomi Tujuan Pendidikan Islam
Taksonomi merupakan suatu klasifikasi khusus berdasarkan data penelitian ilmiah terhadap hal-hal yang tergolong sistematis.
Taksonomi pendidikan diperkenalkan oleh Benjamin S. Bloom pada tahun
1956 M. Menurutnya, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain
(ranah, kawasan) dan masing-masing domain dibagi menjadi menjadi
bagian-bagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya masing-masing.
Taksonomi Bloom awalnya hanya mencakup ranah kognitif.Â
Kemudian dikembangkan oleh Kratwohl dan Anderson pada tahun 1964 M dan oleh
Collis dan Biggs pada tahun 1982 M, yang kemudian berkembang menjadi
ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.