KKN UNS 91 (14/8/2024) - Puluhan masyarakat Desa Berjo dan mahasiswa internasional UNS penuhi halaman posko KKN UNS Kelompok 91. Lantaran adanya pagelaran alit wayang kulit "Lakon Panakawan". Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka program kerja bertema kebudayaan serta memperingati HUT Ke-79 Republik Indonesia.
Pagelaran ini turut dihadiri oleh Ketua RW dan RT serta Dosen Pembimbing KKN yang membuka acara program kerja secara resmi. Dosen Pembimbing juga memberikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa dan antusiasme masyarakat. Acara ini dibuka untuk umum dan mendapatkan perhatian besar dari warga, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, termasuk beberapa mahasiswa internasional yang turut hadir dalam pagelaran.
"Acara ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana edukasi dan pemberdayaan. Saya sangat kagum atas antusias kegiatan malam ini, pagelaran lokal yang sederhana namun bisa dikatakan Go Internasional," tambah Yudi Rinanto, selaku Dosen Pembimbing KKN UNS 91.
Pagelaran ini bertujuan memberikan pengenalan kepada masyarakat, khususnya generasi muda, tentang kesenian wayang kulit yang merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya Jawa. Berdasar mini survei yang dilakukan oleh mahasiswa KKN, ditemukan bahwa banyak anak muda di wilayah tersebut belum pernah menonton pertunjukan wayang kulit. Tidak terdapat sanggar karawitan atau seni budaya Jawa sejenisnya. Maka dari itu pagelaran ini tetap dilaksanakan walau tanpa gamelan, namun antusias dan rasa menonton wayang kulitnya tidak banyak berkurang. Sebab, panitia mengakalinya dengan memanfaatkan teknologi audio, yakni dengan memutarkan rekaman gamelan.
Dengan lakon Panakawan, pagelaran wayang kulit kali ini menghadirkan cerita yang menyampaikan pesan moral tentang rasa nasionalisme dan pentingnya adaptasi namun menjaga budaya dalam era globalisasi. Pemilihan lakon ini juga menyesuaikan dengan momen peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, sehingga semakin relevan dengan semangat kebangsaan.
Dalam pelaksanaannya, selain wayang kulit juga dipersembahkan tari gambyong, campursari, dan kuis berhadiah sebagai bagian dari rangkaian acara yang semakin memperkaya suasana kesenian tradisional pada hari itu. Melalui pagelaran ini, banyak anak-anak yang mulai menunjukkan minat terhadap seni, dibuktikan dengan mengamati secara serius sewaktu pertunjukan kemudian menjawab dengan tepat saat sesi kuis berhadiah.
"Kami berharap acara ini bisa menjadi langkah awal bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih mengenal dan mencintai warisan budaya. Walau kegiatan ini digelar secara singkat dan sederhana, namun semoga bisa terkenang bagi kita selamanya" ujar Aida Frisqiana, Ketua Pelaksana dalam sambutannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H