Hallo teman – teman,
Perkenalkan saya Aprilliani Dwi Lestari biasa di panggil April, saya seorang mahasiswa ilmu politik unsiq ( Universitas Sains Al – Qur’an ) di Wonosobo, dengan slogan Kuliah Plus Ngaji Di Unsiq Aja!! Hehe, oke oke lanjut disini saya akan membahas soal organisasi, saya sebagai mahasiswa yang aktif dikampus saya juga mengikuti beberapa organisasi kampus, seperti Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik. Selain itu, saya juga aktif organisasi eksternal salah satunya yaitu PMII ( Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesi ) . Bagi Sebagian orang mungkin mendengar PMII sudah tidak asing lagi, karena hamper diseluruh daerah sudah berdiri organisasi PMII. Di Wonosobo itu sendiri PMII terlahir pada tahun 1990 yang sekarang diketua oleh sahabat kita Ahmad Nursoleh
Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dengan memanfaatkan sumber daya (dana, material, lingkungan, metode, sarana, prasarana, data) dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan bersama.
Mahasiswa merupakan manusia yang beruntung, bisa mengembangkan bakatkanya dengan arahan yang berbeda dengan pemuda lainya, didalam kampus ada beberapa proses pengembangan yang di lalui salah satunya adalah PMII, organisasi terbesar di Indonesia yang bisa mencetak kader dengan passion yang mempunyai ciri khas yang berkarakter. Organisasi PMII merupakan wadah yang luar biasa, wadah itu bisa di masuki apa saja, wadah itu bisa di masuki pemikiran, paradigma, bahkan wadah itu bisa saja berisikan sampah.
PMII ( Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ) merupakan organisasi gerakan dan kaderisasi yang berlandaskan islam ahlussunah waljamaah. Berdiri sejak tanggal 17 April 1960 di Surabaya dan hingga lebih dari setengah abad kini PMII terus eksis untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara . didirikan oleh 13 panita khusus untuk membantu mahasiswa dalam menyalurkan apresiasinya juga suara masyarakat terhadapa Ekosistim Politik/ Carut marut politik dan banyak problematika ideologi, serta permasalahn pemerintah dengan rakyat. Geneologi PMII bersangkutan dengan politik karena lahir dari Nadatul Ulama (NU) yang dahulunya merupakan partai politik.
Selain itu didalam Organisasi PMII ada wadah tersendiri untuk para perempuan yaitu KOPRI PMII atau Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Puteri sebagai sarana kader – kader perempuan untuk meningkatkan kualitas diri dan kapasitanya dalam berorganisasi hingga nantinya memungkinkan untuk berkarir.
Kopri PMII memiliki tiga fungsi yaitu, pembinaan, kepemimpinan, dan pergerakan, untuk menjalankan ketiga fungsi tersebut maka memerlukan kerja yang cukup ekstra dari seluruh komponen. Komponen tersebut mulai dari solidaritas kepengurusan dalam kerja – kerja ideologis Kopri, sinergis Kerja Kopri. Tidak hanya itu, kader – kader perempuan juga diberikan berbagai ilmu pengetahuan kesetaraan gender, bagaiamana seorang perempuan harus bisa menjadi garda terdepan, dan bagaimana agar seorang perempuan tidak hanya mengenal dapur, sumur, dan kasur, tetapi perempuan dapat berkarir dan juga berkarya untuk diri mereka sendiri.
Salah satu Kegiatan dari PMII yang pernah saya ikuti adalah Sekolah Advokasi dengan tema “ Ijtihad PMII dalam Membangun Gerakan Multisektor Berbasis Riset Partisipatif” yang diselenggarakan di gedung muslimat Wonosobo, selama 3 hari 2 malam. Pada kegiatan ini kita digodog dengan berbagai materi dangen narasumber yang memang sudah berkualitas dilapangan, dan juga merupakan para senior dari PMII wonosobo sendiri. Ada beberapa materi yang kita dapatkan yaitu :
- Struktur Masyakarat Memahami Kompleksitas Sosial
- Struktul Sosial dan Budaya Khususnya didaerah Wonosobo
- Memahami Relasi Masyarakat berdasarkan Gender
- Sistem Kapitalisme Global
- Advokasi Kebijakan Publik
Masih ada beberapa materi lain yang saya juga dapatkan, bagaimana langkah – langkah dalam mengadvokasikan sebuah problem yang terjadi, baik permasalahan lingkunga, sosial, dan juga permasalahan publik. Mengadosokasikan sbeuah permasalahan tidak selalu dengan demonstrasi, ujukrasa ataupun sampai melakukan tawuran, tapi ada beberapa media lain yang dapat digunakan dengan bijak. Salah satunya adalah dengan diskusi publik, baik dengan masyarakat sekitar, sesama mahasiswa, maupun dengan para legilatif dan eksekutif setempat agar dapat menjadi kemaslahatan bersama.
Dari sini saya memahami satu hal, bahwa semakin kita berproses dalam organisasi maka tidak hanya relasi yang terjalin didalamnya, tanpa kita sadari ternyata pola pikir dan kuliatas diri kita akan ikut berkembang ditambah lagi dengan ilmu pengetahuan yang kita dapatkan, memang terkadang teori yang kita ambil belum tentu sama dengan prakteknya tetapi hal itu dapat kita sikapi dengan baik asalkan sudah paham dan tau betul rintangan yang kita hadapi, bagaimana kita mencari sebuah solusi, dengan mengalisis lingkungan sekitar.