krisis ekonomi yang serius, terutama mengenai terjadinya inflasi dan penurunan daya beli terhadap masyarakat. Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam waktu tertentu di suatu Negara. Disaat terjadinya ketidakpastian ekonomi seperti sekarang, banyak masyarakat merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Inflasi bukan hanya angka yang dapat ditemukan dalam laporan statistik. Tetapi persoalan nyata yang harus dihadapi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, Harga konsumsi yang terus merangkak naik memaksa banyak masyarakat untuk mengubah pola hidupnya, terutama masyarakat kelas menengah kebawah, harus berjuang lebih keras lagi untuk mempertahankan hidupnya.dengan meningkatnya harga pangan, energi, dan kebutuhan lainnya merupakan dampak terbesar pada masyarakat yang berpenghasilan rendah. Masyarakat yang tadinya bisa menikmati hidupnya yang lebih nyaman kini harus melakukana berbagaia penyesuaian bahkan untuk kebutuhan paling mendasar sekalipun. Sementara itu, pada kelompok menengah keatas, tekanan inflasi mulai terasa, meski intensitasnya lebih kecil dibandingkan kelompok lainnya. Â Â
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami serangkaianMengapa Inflasi Terjadi di Indonesia?Â
Inflasi di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal, yang berada di luar kendali kita. Faktor internal seperti harga pangan, energi, dan barang konsumsi lainnya berperan penting dalam menentukan tingkat inflasi. Bencana alam yang kerap melanda berbagai wilayah di Indonesia juga mempengaruhi stabilitas harga. Rusaknya saluran distribusi akibat banjir atau gempa bumi seringkali menyebabkan harga naik. Sementara itu, faktor eksternal seperti harga minyak, kebijakan moneter, dan ketidakpastiaan ekonomi juga mempunyai dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, inflasi di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Pertumbuhan ini tidak hanya dirasakan masyarakat kelas menengah, namun juga dirasakan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Inflasi bukan hanya sekedar angka dalam laporan ekonomi, namun dampaknya nyata terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari, mulai dari kenaikan harga pokok hingga biaya transportasi yang semakin tinggi. Masyarakat yang sebelumnya dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan pokonya, semakin merasa tertekan akibat kenaikan harga yang terus menerus. Â
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi pada November 2024 mencapai 0,30% (month to month/mtm). Dari Indeks Harga Konsumen (IHK) pada oktober sebesar 106,01 menjadi 106,33 pada November, penyumbang inflasi terbesar bulan ini adalah kenaikan harga bahan baku seperti pangan dan energi hal ini sangat dipengaruhi oleh ketidakstabilan harga di pasar global. Misalnya, ketidakpastian harga minyak bumi seringkali mempengaruhi harga komoditas dan transportasi.
Dampak Inflasi Terhadap Daya Beli Masyarakat
Salah satu dampak inflasi yang paling terasa adalah menurunnya daya beli pada masyarakat. Ketika harga barang dan jasa terus meningkat, masyarakat terpaksa mengeluarkan lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Sementara pendapatannya cenderung tetap atau bahkan stagnan. Situasi ini memaksa banyak masyarakat untuk mengubah kebiasaan dalam konsumsinya. Contoh nyata dampak inflasi terhadap daya beli adalah kenaikan harga pangan. Pangan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi setiap individu dan seiring dengan kenaikan harga pilihan menjadi sulit . misalnya, kenaikan harga pangan memaksa keluarga dengan anggaran terbatas terpaksa memilih mengorbankan kualitas makan yang mereka makan demi menghemat uang, dan memilih bahan makanan yang lebih murah, meskipun terdapat perbedaan yang signifikan dalam kualitas dan kandungan nutrisinya. Bagi mereka yang memiliki jumlah keluarga yang banyak, keputusan seperti ini tentu menjadi dilema yang sulit, karena selain harus menghadapi biaya yang lebih mahal, juga harus mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan keluarga. Penurunan kualitas nutrisi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan dampak negatif jangka panjang, terutama bagi pertumbuhan pada anak. Selain itu, tekanan inflasi juga berdampak pada konsumsi barang tersier. Banyak keluaraga yang sebelumnya mampu menyisihkan dana untuk hiburan,liburan, pendidikan, dan tabungan kini harus mengurangi pengeluaran tersebut. Bahkan bagi masyarakat yang kelas menengah atas, inflasi menjadi alasan untuk berhati-hati dalam pengelolaan keuangan, baik untuk peengeluaran saat ini maupun untuk investasi jangka panjang.
Krisis Ekonomi dan Kesenjangan SosialÂ
Inflasi yang tidak terkendali dapat menimbulkan dampak jangka panjang yang memperburuk kesenjangan sosial. Kelompok miskin yang sudah kesuliatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari semakin rentan dan sulit, sedangkan kelompok kaya cenderung lebih mampu bertahan dan beradaptasi. Ketimpangan ini kemungkinan besar akan menimbulkan ketidakpuasan sosial yang dapat mengancam stabilitas masyarakat secara keseluruhan. Seiring dengan menurunya kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah untuk mengendalikan inflasi, risiko ketidakstabilan politik dan sosial akan meningkat. Oleh karena itu, inflasi tidak hanya menjadi permasalahan ekonomi, namun juga merupakan permasalahan sosial yang perlu segera diatasi.
   Â
Upaya dalam mengatasi Inflasi di IndonesiaÂ
Pemerintah  Indonesia bersama Bank Indonesia  (BI) telah berupaya keras mengatasi inflasi dan melindungi daya beli masyarakat. Salah satu langkah utama yang diambil adalah kebijakan moneter, seperti penyesuaian suku bunga, yang bertujuan untuk mengendalikan inflasi. Kebijakan ini diharapkan dapat menurunkan  tingkat inflasi dengan  mengurangi permintaan, karena suku bunga yang tinggi membuat pinjaman menjadi lebih mahal dan mendorong konsumen untuk mengurangi  pengeluaran. Namun dampak dari kebijakan  tersebut tidak selalu  langsung dirasakan oleh masyarakat. Sementara bagi mereka yang terlanjur terdorong oleh harga yang semakin tinggi, dampak kebijakan ini  mungkin akan terasa  secara perlahan. Selain kebijakan moneter, pemerintah juga  harus fokus pada peningkatan produksi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan  terhadap barang impor. Ketergantungan pada impor,  khususnya bahan baku dan barang konsumsi, menjadikan Indonesia sangat rentan terhadap fluktuasi harga global. Dengan mendorong sektor manufaktur lokal, diharapkan harga barang lebih terjangkau dan stabil. Program untuk mendorong sektor pertanian,  perikanan dan industri manufaktur lokal  dapat menjadi solusi efektif  untuk mengatasi  permasalahan ini. Selain itu, program subsidi  komoditas dapat menjadi langkah penting untuk meringankan beban  kelompok yang paling  terkena dampak inflasi. Subsidi ini diharapkan dapat meredakan kenaikan harga yang terus  menerus dan membantu menjaga daya beli masyarakat.  Namun perlu diwaspadai agar program subsidi  tersebut tepat sasaran agar tidak  membebani APBN dan  memperparah permasalahan perekonomian di  kemudian hari.