Mohon tunggu...
April Lia
April Lia Mohon Tunggu... Guru - -

membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maling Kundang

8 Agustus 2024   07:30 Diperbarui: 8 Agustus 2024   07:45 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Maling Kundang adalah cerita rakyat Malaysia yang populer yang menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang sangat mencintai ayahnya. Ayahnya adalah seorang petani kaya yang memiliki banyak tanah dan ternak, tetapi ia sangat miskin dan tidak mampu memberikan apa pun kepada anaknya. Suatu hari, ayah Maling Kundang meninggal, dan anak itu sangat sedih. Ia memutuskan untuk mencari nafkah dan mencari tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan keluarganya.

Saat Maling Kundang bekerja di ladang, ia bertemu dengan seorang pria tua yang memberinya sebuah pohon ajaib. Pohon itu memberinya permintaan, dan Maling Kundang memohon agar ayahnya hidup kembali. Pohon itu memberinya sebuah pohon ajaib lainnya yang memberinya kekayaan dan kemakmuran. Maling Kundang sangat bahagia dan kembali pulang ke rumahnya.

Ketika Maling Kundang tiba di rumah, ia menemukan bahwa ayahnya telah meninggal dan bahwa keluarganya sangat miskin. Ia sangat sedih dan merasa bersalah karena tidak bisa membantu ayahnya. Ia memutuskan untuk mencari nafkah dan mencari tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan keluarganya.

Saat Maling Kundang bekerja di ladang, ia bertemu dengan seorang pria tua yang memberinya sebuah pohon ajaib. Pohon itu memberinya permintaan, dan Maling Kundang memohon agar ayahnya hidup kembali. Pohon itu memberinya sebuah pohon ajaib lainnya yang memberinya kekayaan dan kemakmuran. Maling Kundang sangat bahagia dan kembali pulang ke rumahnya.

Ketika Maling Kundang tiba di rumah, ia menemukan bahwa ayahnya telah meninggal dan bahwa keluarganya sangat miskin. Ia sangat sedih dan merasa bersalah karena tidak bisa membantu ayahnya. Ia memutuskan untuk mencari nafkah dan mencari tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan keluarganya.

Saat Maling Kundang bekerja di ladang, ia bertemu dengan seorang pria tua yang memberinya sebuah pohon ajaib. Pohon itu memberinya permintaan, dan Maling Kundang memohon agar ayahnya hidup kembali. Pohon itu memberinya sebuah pohon ajaib lainnya yang memberinya kekayaan dan kemakmuran. Maling Kundang sangat bahagia dan kembali pulang ke rumahnya.

Ketika Maling Kundang tiba di rumah, ia menemukan bahwa ayahnya telah meninggal dan bahwa keluarganya sangat miskin. Ia sangat sedih dan merasa bersalah karena tidak bisa membantu ayahnya. Ia memutuskan untuk mencari nafkah dan mencari tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan keluarganya.

Saat Maling Kundang bekerja di ladang, ia bertemu dengan seorang pria tua yang memberinya sebuah pohon ajaib. Pohon itu memberinya permintaan, dan Maling Kundang memohon agar ayahnya hidup kembali. Pohon itu memberinya sebuah pohon ajaib lainnya yang memberinya kekayaan dan kemakmuran. Maling Kundang sangat bahagia dan kembali pulang ke rumahnya.

Ketika Maling Kundang tiba di rumah, ia menemukan bahwa ayahnya telah meninggal dan bahwa keluarganya sangat miskin. Ia sangat sedih dan merasa bersalah karena tidak bisa membantu ayahnya. Ia memutuskan untuk mencari nafkah dan mencari tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan keluarganya.

Saat Maling Kundang bekerja di ladang, ia bertemu dengan seorang pria tua yang memberinya sebuah pohon ajaib. Pohon itu memberinya permintaan, dan Maling Kundang memohon agar ayahnya hidup kembali. Pohon itu memberinya sebuah pohon ajaib lainnya yang memberinya kekayaan dan kemakmuran. Maling Kundang sangat bahagia dan kembali pulang ke rumahnya.

Ketika Maling Kundang tiba di rumah, ia menemukan bahwa ayahnya telah meninggal dan bahwa keluarganya sangat miskin. Ia sangat sedih dan merasa bersalah karena tidak bisa membantu ayahnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun