Mohon tunggu...
April Lia
April Lia Mohon Tunggu... Lainnya - Sesekali menulis, lebih sering membaca.

Penulis suka membaca kumpulan puisi karya Jokpin dan kumpulan cerpen Sir Arthur Conan Doyle.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Makan Bergizi Gratis, Soal Selera Anak dan Seruan "Bersyukur"

9 Januari 2025   12:21 Diperbarui: 9 Januari 2025   16:08 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PMBG di SMAN 9 Kota Bandung (Kolase foto dari Fb Muhammad Naufal).

Program Makan Bergizi Gratis (PMBG) sudah mulai berjalan sejak Senin (6/1) lalu. Namun, belum semua sekolah di daerah melaksanakan PMBG ini. Contohnya di Blitar, baik kota maupun kabupaten belum ada realisasinya.

Meskipun demikian, di grup Facebook warga setempat, sudah mulai ramai perbincangan tentang PMBG. Sebuah postingan seorang warga net tentang video seorang anak yang sedang dimintai pendapat mengenai makanan yang diberikan di sekolah mengundang komentar pro dan kontra terhadap kebijakan.

Banyak ditemui komentar warga net yang 'menasihati' untuk bersyukur dengan makanan yang diterimanya. Ada juga yang membanding-bandingkan zaman ia kecil dulu yang hanya makan dengan nasi dan lauk seadanya. Bahkan ada yang sampai mencela sang anak dengan kata kasar.

Tangkap layar komentar negatif warga net terhadap sang anak (Dokpri).
Tangkap layar komentar negatif warga net terhadap sang anak (Dokpri).

Meski sedikit, masih ada warga net yang menanggapi keluhan anak di video dengan nada positif, seperti memahami bahwa zaman sudah berubah, tidak semua anak memiliki selera yang sama, dan bukan berarti anak yang tidak suka masakan PMBG ialah anak yang tidak memiliki rasa syukur.

Tangkap layar komentar warga net (Dokpri).
Tangkap layar komentar warga net (Dokpri).

Bahkan ada pertanyaan yang muncul, mengapa menu di setiap sekolah berbeda? Hal ini menarik untuk dibahas lebih lanjut.

Sebenarnya, program makan bergizi gratis untuk siswa sekolah merupakan hal yang umum di beberapa Negara.

Contohnya saja di Korea Selatan. Di Korsel, program ini sudah berjalan sejak 1953 dan masih bertahan hingga sekarang.

Lantas apakah Korsel hanya berfokus pada makanan bergizi dan tidak peduli dengan selera anak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun