Rawamangun Concept (RC) kembali tampil dalam Festival Teater Jakarta Timur (FTJT) 2024. Kali ini RC menyuguhkan karya B. Soelarto dengan judul Domba-Domba Revolusi.
Ada yang terasa baru ketika menyaksikan pementasan RC kemarin malam (7/9). Pasalnya, RC kali ini membawakan naskah realis yang dieksekusi dengan apik oleh sang sutradara, Fajrin Yuristian.
Padahal sebelumnya, bisa dibilang komunitas teater ini identik dengan gayanya membawakan naskah-naskah surealis.
Semalam, para penonton pun dibuat hanyut dalam alur dan konflik cerita. Penonton diajak beromantis ria, tertawa geli, hingga menangis kecil menyaksikan para aktor memerankan perannya dengan baik.
"Yang membuat saya paling berkesan itu ketika sang perempuan telah membunuh dan memohon ampun kepada Tuhan demi mempertahankan martabatnya sebagai perempuan," ujar Felin, salah satu penonton yang baru pertama kali menyaksikan penampilan RC.
Menurutnya, meskipun tadi masih ada dua atau tiga kesalahan kecil dalam dialog, ia akan menyaksikan kembali jika RC lolos ke tahap selanjutnya.
Tentang Lakon DDR yang Dibawakan
Domba-Domba Revolusi (DDR) sendiri mengangkat latar era penjajahan dengan situasi politik yang genting. Naskah yang disutradarai oleh Fajrin ini lebih menampilkan sosok perempuan sebagai tokoh utama yang ingin keluar dari masa lalunya yang kelam.
Sang perempuan digambarkan sebagai sosok yang ingin mempertahankan dan memperjuangkan harkat dan martabatnya yang telah ia jaga bersama losmennya.
Sedangkan tiga pria lain digambarkan sebagai antitesis sang perempuan. Tiga pria itu (pedagang, politikus, dan petualang) digambarkan amoral, picik, dan pengecut.