Mohon tunggu...
Aprillia Veranita
Aprillia Veranita Mohon Tunggu... Dosen - dosen keperawatan

membaca, musik, berpetualangan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penatalaksanaan Spinal Cord Injury

27 Juli 2024   12:40 Diperbarui: 27 Juli 2024   12:53 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penatalaksanaan Spinal Cord Injury

Aprillia Veranita

Spinal Cord Injury adalah kerusakan pada sumsum tulang belakang atau saraf di ujung kanal tulang belakang yang dapat terjadi karena berbagai penyebab, seperti pukulan atau potongan tiba-tiba pada tulang belakang yang umumnya disebabkan oleh trauma eksternal. Lebih umum terjadi pada laki-laki daripada perempuan. SCI mengakibatkan gangguan fungsi sensorik dan motorik di bawah tingkat lesi, yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Masalah kesehatan ini dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan fisik, mental, hingga kematian dini (Babar et.al., 2022). Penyebab kematian dini terkait dengan kurangnya aktivitas fisik atau monilitas yang dapat menyebabkan komplikasi sekunder seperti penyakit kardiovaskuler dan gangguan pernafasan.

Cedera pada sumsum tulang belakang, dapat mempengaruhi berbagai fungsi tubuh yang vital. Beberapa dampak yang dapat terjadi meliputi: refleks sumsum tulang belakang (spinal cord reflexes), Syok tulang belakang (spinal shock), pernapasan (breathing), Syok neurogenik Pengaturan perubahan suhu tubuh, Hiperreflexia otonom. Orang yang berisiko tertinggi terhadap kondisi ini adalah mereka yang mengalami SCI di level di atas T6 (Toracal 6). Hyperreflexia otonom sering kali muncul setelah syok tulang belakang dan bisa menjadi kondisi serius yang memerlukan penanganan medis segera.  

Penatalaksanaan cedera sumsum tulang belakang melibatkan stabilisasi tulang belakang sebagai tindakan utama. Rehabilitasi memainkan peran krusial, terutama dengan fokus pada minggu dan bulan awal pasca cedera. Pasien dapat belajar memperoleh informasi lebih lanjut mengenai harapan pemulihan, peran terapis dalam rehabilitasi, serta mendapatkan saran lain untuk memandu proses pemulihan mereka. Prinsip penanganan awal sering kali serupa, baik di pra-rumah sakit maupun di rumah sakit, dengan menerapkan prinsip Trauma Life Support yang memprioritaskan survei primer ABCD (Airway, Breathing, Circulation, dan Disability) untuk memulihkan tanda-tanda vital dan melakukan survei sekunder. Penanganan non-operatif meliputi berbagai metode seperti penggunaan ollars, soft collars, semirigis collars, four poster braces, tongs, halo ring, beds, dan obat-obatan. Tindakan operatif diperlukan ketika terdapat defisit neurologis atau tanda-tanda fraktur yang tidak stabil pada pasien dengan cedera multiple, seperti yang terlihat pada hasil MRI.

Mobilisasi yang optimal setelah cedera tulang belakang (SCI) merujuk pada kemampuan untuk bergerak dengan aman dan tanpa hambatan. Mobilitas merupakan elemen kunci bagi kesejahteraan dan kemampuan individu, yang telah terbukti berperan penting dalam manajemen diri, meningkatkan kualitas hidup, memperkuat harga diri, dan memfasilitasi reintegrasi sosial. Penelitian oleh Godeschalk-Hertig, A., Gemperli, U., Arnet., & et al. (2018) menegaskan bahwa pemulihan mobilitas setelah cedera tulang belakang merupakan salah satu prioritas utama bagi individu yang baru mengalami SCI.

Keterbatasan mobilitas yang dialami di lingkungan rumah dapat menghambat aktivitas sehari-hari individu, berdampak pada manajemen diri mereka, mengurangi partisipasi atau integrasi dalam lingkungan rumah, serta mempengaruhi hubungan sosial dan keterlibatan dalam komunitas.

Daftar Pustaka

Babar, I., Musa, M., Ali, b., Farooqe, U., Hussain, A., & Rehman, U. (2022). Level of physical activity and its association with depression among chronic spinal cord injury patients at a paraplegic centre in Peshawar. IBEROAMERICAN JOURNAL OF MEDICINE, vol.4, n4, p.206- 211,http://dx.doi.org/10.53986/ibjm.2022.0037.

Godeschalk-Hertig, A., Gemperli, U., Arnet., & etal. (2018). Availability and need of home adaptations for personal mobility among individuals with spinal cord injury. The Journal of Spinal Cord Medicine, 41(1): 91--101.doi: 10.1080/10790268.2017.1308995.

Goetz, L. L., Ottomanelli, L., Barnett, S. D., Sutton, B., & Njoh, E. (2018). Relationship between comorbidities and employment among veterans with spinal cord injury. Topics in Spinal Cord Injury Rehabilitation, 24(1), 44--53. https://doi.org/10.1310/sci16- 00047

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun