Jurangmangu (03/10/2021), kegiatan KKN Tematik Tim II GNRM Universitas Diponegoro telah dilaksanakan selama 40 hari di Desa Jurangmangu, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. Kegiatan KKN ini mengusung tema "Program Pemberdayaan Kelompok Petani Kopi dalam Adaptasi Kebiasaan Baru melalui KKN Gotong Royong".Â
Berdasarkan pengamatan di Desa Jurangmangu, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, diperoleh bahwa potensi di Pemalang khususnya di Desa Jurangmangu merupakan salah satu Desa penghasil kopi.Â
Banyak kebun kopi yang yang masih belum dilakukan pengolahan produk secara maksimal untuk dijadikan bahan bernilai tinggi dan bermanfaat.Â
Dan mengingat pada saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19, pemerintah menganjurkan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, salah satunya yaitu anjuran untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.Â
Jadi untuk memanfaatkan potensi di Desa Jurangmangu pada saat ini yaitu hasil dari ekstraksi limbah ampas kopi akan digunakan sebagai penambah essence lalu di campur dengan bahan-bahan kimia pembuat sabun yang nantinya akan menghasilkan sabun cair bernilai tinggi dan memiliki banyak manfaat, supaya masyarakat selalu menjalankan protokol kesehatan yaitu salah satunya mencuci tangan.
Kebersihan tangan merupakan salah satu hal yang penting karena tangan merupakan bagian tubuh yang paling sering melakukan kontak secara fisik dengan benda-benda yang ada disekitar kita.Â
Program kerja pengolahan limbah ampas kopi yang digunakan sebagai aroma pembuatan sabun cuci tangan (hand wash) ini diharapkan dapat membuat masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan tangan dimanapun berada supaya terhindar dari penyebaran virus Covid-19.Â
Sehingga sosialisasi pembuatan sabun cuci tangan ini perlu dilakukan agar masyarakat mengetahui pentingnya menjaga kesehatan di masa pandemi ini.
Inovasi pembuatan sabun cuci tangan dari limbah ampas kopi dapat memberikan manfaat banyak sekali, disamping dari kandungan yang ada pada ampas kopinya, dengan memanfaatkan limbah ampas kopi ini dapat pula meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan.Â
Ampas kopi yang tersisa setelah ekstraksi tetap memiliki kandungan penting seperti kafein, asam organik, mineral, dan antioksidan walaupun tidak sebanyak kopi bubuk murni.