Mohon tunggu...
Apriliana Ike Devitawati
Apriliana Ike Devitawati Mohon Tunggu... Guru - guru

menulis adalah hobi yang membuat hidup menjadi lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenalkan Konsep Sains pada Anak Usia Dini

28 November 2022   21:10 Diperbarui: 28 November 2022   21:13 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usia 0-6 tahun merupakan masa-masa emas yang menentukan tahapan perkembangan anak selanjutnya. Pada periode ini anak tumbuh dan berkembang dengan pesat. Pemberian stimulus yang tepat dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kemampuan anak dalam menguasai calistung merupakan kecenderungan indikator keberhasilan anak dari sudut pandang orang tua. Padahal, kebutuhan anak mengeksplorasi pengetahuannya lebih luas daripada hanya sekedar mengenal calistung. Anak usia dini yang aktif bergerak, mengamati, menanya serta mencoba berbagai hal perlu didukung oleh orang dewasa sebagai fasilitator yang menyediakan alat dan bahan serta lingkungan tempat mereka belajar.

Pembelajaran sains merupakan salah satu kegiatan yang memacu anak untuk dapat berpikir kritis. Anak diajak untuk mengamati dan mencari tahu tentang segala hal yang ada di lingkungan sekitarnya. Adapun menurut Mursid (2015:82) tujuan sains pada anak usia dini, antara lain:

1. Membantu menumbuhkan minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitarnya.

2. Membantu agar memahami dan mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

3. Membantu agar dapat mengenal dan memupuk rasa cinta kepada alam sekitar sehingga menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa. (https://educhannel.id/blog/artikel/pembelajaran-sains-untuk-anak-usia-dini.html )

Penerapan pembelajaran sains anak usia dini dapat dilakukan melalui kegiatan eksperimen sederhana, misalnya bagaimana arah aliran air? Sebagai fasilitator guru menyediakan berbagai alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan eksperimen seperti, 

1. Dua botol yang berbeda ukuran

2. Pipet/sedotan

3. Corong

4. Gelas aqua kecil

5. air

Kemudian Anak diajak untuk membuat alat pancuran menggunakan dua botol yang telah dilubangi dan disambungkan dengan pipet. Anak menghitung berapa gelas air yang harus dituangkan hingga air dalam botol satu dapat mengalir ke botol dua. Dalam proses air mengalir anak mengamati deras dan lambatnya aliran air. Melalui kegiatan ini anak juga dapat mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari tentang bagaimana cara memanfaatkan air dengan bijak?

Kegiatan eskperimen sederhana memang membutuhkan banyak persiapan. Namun, hal ini berbanding lurus dengan hasil yang diperoleh. Anak merasa senang mengikuti kegiatan. Mereka membangun pengetahuan dengan mencoba berbagai hal sehingga ilmu yang diperoleh akan tertanam lebih lama dalam benak mereka daripada ketika mereka hanya sekedar berperan sebagai penerima ilmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun