Selain adanya kelompok radikalisme, faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya terorisme adalah naluri atau cara berpikir manusia itu sendiri. Kebanyakan manusia selalu menginginkan sesuatu yang instan, mereka berpikir jika sesuatu bisa diraih tanpa adanya usaha dan kerja keras yang lebih, kenapa harus dilewatkan. Dan didukung dengan sifat mudah terpengaruh atau tidak kuat pendirian.Â
Pada kasus penyerangan Mabes Polri, diduga pelaku menyerang polisi karena menilai bahwa polisi dan pemerintah itu thaghut, mereka menganggap ketika mereka memeranginya sampai titik darah penghabisan, maka itu adalah salah satu bentuk jihad dan jalan untuk masuk surga. Orang ingin masuk surga dengan instan, padahal yang harusnya dilakukan adalah beribadah dan berjuang di jalan kebenaran. Â
Kelompok semacam itu seringkali membenturkan antara agama dengan negara, sehingga sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Padahal kita ini sedang menjalankan dua peran sekaligus, yaitu sebagai warga negara Indonesia dan juga sebagai umat beragama. Dimana kedua peran tersebut seharusnya dijalankan secara bersama-sama, tanpa adanya ketimpangan diantara keduanya. Nilai-nilai kebaikan dari kedua peran tersebut seharusnya diimplementasikan dalam kehidupan yang rukun dan damai.Â
Dengan demikian rasa nasionalisme dan sifat religius akan tumbuh dalam diri, sehingga dapat menjadi warga negara dan umat beragama yang baik dan benar. Kita juga harus memahami bahwa Negara Indonesia adalah negara multikultural dengan beragam agama, suku, kebudayaan, dan juga adat-istiadat. Keberagaman ini bisa dibilang merupakan ciri khas yang tidak akan bisa diseragamkan. Daripada bertikai untuk menyeragamkan lebih baik mensyukuri dan menjalani keberagaman yang ada, sehingga terjalin persatuan dan kesatuan.
Dua kejadian terorisme yang terjadi belakangan ini dapat dijadikan sebagai refleksi bagi kita warga Negara Indonesia sekaligus umat beragama. Dari kejadian tersebut, seharusnya kita dapat mengambil hikmah dan juga pelajaran berharga.Â
Sudah sepatutnya kita menanamkan rasa nasionalisme dan keimanan yang kokoh pada diri kita agar tidak mudah terprovokasi, sehingga dapat menyebabkan terpecah belahnya negara ini. Karena pada dasarnya setiap agama mengajarkan kebaikan. Termasuk agama Islam yang mengajarkan tentang toleransi, menghargai perbedaan, tidak menyimpan dendam, hidup berdampingan dengan rukun.Â
Sebagai negara yang multikultural, kita harus bersatu untuk mempertahankan keberagaman yang sudah menjadi ciri khas Negara Indonesia. Daripada sibuk bertikai untuk menyeragamkan, lebih baik menjaga dan menjalani keberagaman yang ada dengan rukun demi tercapainya persatuan dan kesatuan. Kita harus bersatu untuk memberantas terorisme dan kelompok-kelompok radikal yang ingin memecah belah Indonesia. Kita satu, kita Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H