Mohon tunggu...
Aprilia Zilyanti Azzahra
Aprilia Zilyanti Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan

mahasiswa yang memiliki ketertarikan dalam penulisan mengenai isu ekonomi dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Giat 9 Unnes dan Desa Kedungwaru Kidul Bergandengan Tangan: Ubah Galon Bekas Menjadi Barang Layak Guna

3 Agustus 2024   12:54 Diperbarui: 3 Agustus 2024   12:57 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unnes Giat 9 Desa Kedungwaru Kidul/dok. pri

Sampah memberikan dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan. Sampah memiliki kaitan erat dengan pertumbuhan penduduk, peningkatan volume dan jenis sampah berhubungan dengan pola hidup masyarakat.  Berdasarkan data BPS pada tahun 2023, jumlah penduduk Indonesia mencapai 278,69 juta jiwa.  Pertumbuhan penduduk ini tentunya akan meningkatkan konsumsi dan berdampak pada tingginya jumlah sampah apabila tidak diatasi dengan baik. Setiap aktivitas manusia pasti akan menimbulkan limbah atau sampah yang jumlahnya sebanding dengan tingkat konsumsi terhadap barang yang digunakan  (Pratiwi, 2016 dalam Apriyani, Putri, dan Wibowo (2020).

Studi yang pernah dilakukan menjelaskan bahwa Indonesia termasuk negara yang turut berkontribusi menebarkan sampah plastik ke laut pada rentang tahun 2010-2025 (Lamb dkk, 2018 dalam Fitri dan Ferza, 2020). Sampah plastik merupakan masalah yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dan sulit terurai. Peningkatan plastik ini terjadi akibat kemudahan dalam penggunaannya, bahan plastik yang ringan, praktis, dan ekonomis menjadikan plastik sering dijadikan barang sekali pakai. Sampah plastik menempati posisi kedua setelah sampah makanan yang berkontribusi sebesar 19,2 persen terhadap tumpukan sampah nasional (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2024).

Salah satu langkah dalam mengurangi sampah plastik yaitu dengan melakukan pengelolaan sampah.  Adapun upaya pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara reuse, reduce, dan recycle atau disebut prinsip 3R. Reuse (menggunakan kembali) yaitu upaya yang dilakukan dengan penggunaan kembali sampah secara langsung baik pada penggunaan fungsi yang sama maupun fungsi lain. Reduce (mengurangi) merupakan upaya yang dilakukan dengan mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulkan sampah dapat dilakukan dengan mengontrol produsen dalam penggunaan kemasan plastik. Sedangkan recycle yaitu upaya dengan memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami proses pengolahan.

Maraknya penggunaan galon sekali pakai di kalangan masyarakat Desa Kedungwaru Kidul menjadi perhatian serius.  Sebagai bentuk sinergi antara akademisi dan masyarakat untuk mengurangi sampah galon, Mahasiswa Unnes Giat 9 berkolaborasi dengan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP. PKK) sebagai agen wanita Pancasila Desa Kedungwaru Kidul menyelenggarakan pelatihan keterampilan berdasarkan prinsip 3R.  Pelatihan ini  sebagai  upaya mengurangi sampah galon menjadi barang yang dapat dipakai kembali serta memberikan nilai ekonomis.  Selain itu, pelatihan ini tidak hanya berfokus untuk melestarikan lingkungan tetapi juga merangsang kreativitas para ibu. 

Kegiatan yang berlangsung pada Minggu, 7 Juli 2024 di Aula Balai Desa Kedungwaru Kidul ini menghadirkan Ibu Yati sebagai pelatih dan pembicara.  Beliau merupakan peraih juara 3 dalam lomba Krenova Kabupaten Demak.  Kegiatan ini dimulai dengan penyampaian materi dan dilanjut pelatihan secara langsung. Bu Yati memulai pelatihan dengan menjelaskan tahapan dan memberikan contoh pembuatan kerajinan kepada ibu-ibu PKK . Setelah itu, mereka diberikan waktu untuk berkreasi dengan kelompok masing-masing.  Dengan kreativitas yang tak terbatas, para peserta berhasil menciptakan berbagai produk unik seperti tempat sampah berbentuk hewan, pot bunga, tempat buah, dan masih banyak lagi. 


Praktik Pembuatan Kerajinan/dok. pri
Praktik Pembuatan Kerajinan/dok. pri

Harapan dari pelatihan ini masyarakat dapat mengubah sampah galon bekas menjadi produk-produk yang bermanfaat, sekaligus mengurangi beban lingkungan dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Selain itu, ibu-ibu PKK sebagai wanita agen Pancasila dapat berperan aktif dalam mengupayakan pelestarian lingkungan dengan mengurangi sampah plastik.  Kegiatan pelatihan ini juga diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi antar anggota PKK, menciptakan komunitas yang lebih solid dan saling mendukung. Kolaborasi antara Mahasiswa UNNES Giat 9 dan TP. PKK Desa Kedungwaru Kidul dalam menyelenggarakan pelatihan daur ulang telah menunjukkan semangat gotong royong yang tinggi.  Melalui pelatihan ini, terjalin hubungan yang erat antara generasi muda dan masyarakat desa.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun