Mohon tunggu...
Aprilia Sukmawati
Aprilia Sukmawati Mohon Tunggu... Hoteliers - Penerima Beasiswa Unggulan Kemdikbud 2017

Penerima Beasiswa Unggulan Kemdikbud 2017 - D4 Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Program Magister Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kecanduan TikTok

19 November 2020   08:40 Diperbarui: 19 November 2020   09:04 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa hampir semua orang mengetahui TikTok. Tidak hanya dikalangan anak remaja, bahkan dikalangan orang tua pun banyak yang menggandrungi TikTok. Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan di TikTok, tergantung masing-masing orang yang menanggapinya. 

Bagi saya selain menjadi tempat untuk mencari hiburan TikTok juga menjadi sumber informasi yang mungkin saya belum pernah ketahui sebelumnya. Contohnya, saya mengetahui cara membuat daftar isi secara otomatis, cara membuat daftar pustaka yang lebih mudah dan banyak lagi. Semua itu sangat bermanfaat sekali buat saya yang khususnya sedang menjalani semester akhir ini.

Dari situ saya hampir setiap jam selalu menyempatkan diri untuk membuka aplikasi TikTok ini. Bukan semata mata tidak ada kerjaan tetapi ada sesuatu yang membuat saya tidak bisa meninggalkan TikTok. Saya pun bingung mengapa aplikasi ini begitu membuat saya candu. Tetapi selama apa yang digunakan dan dilihat tidak membuat efek buruk menurut saya tidak masalah. Tidak sedikit juga yang menjadikan aplikasi TikTok ini sebagai tempat untuk mempromosikan dagangannya. Bahkan karena hal ini saya teracuni oleh barang-barang TikTok yang lucu dan mempunyai harga yang affordable. Mungkin tidak hanya saya saja yang terkena racun-racun TikTok seperti ini tetapi masih banyak lagi yang mungkin lebih dari saya.

Menurut saya kecanduan TikTok bukanlah masalah bagi saya. Selagi saya bisa mengkontrol diri dan mempunyai batasan menurut saya it's oke. Balik lagi ke pribadi masing-masing. Kita boleh mengkritik tetapi tidak untuk menjatuhkan, setiap orang mempunyai pendapatnya masing-masing. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun