Kandangan, 20 September 2024Â - Dalam upaya mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga, terutama minyak jelantah, mahasiswa KKN-MB IAIN Kudus mengadakan sosialisasi pembuatan lilin dari minyak jelantah di SDN 02 Kandangan Kecamatan Purwodadi, Kabupatrn Grobogan, pada hari Jum'at (20/9). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa KKN-MB Kelompok 104 IAIN Kudus bersama siswa-siswi kelas 3&4 SDN 02 Kandangan setelah senam pagi, mereka sangat antusias belajar cara mengolah minyak bekas menjadi lilin yang ramah lingkungan.
Sosialisasi ini bertujuan untuk mengedukasi anak-anak dan masyarakat  tentang pentingnya pengelolaan limbah minyak jelantah dan memberikan solusi kreatif berupa pembuatan lilin. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa KKN-MB 104 IAIN Kudus untuk memberikan pelatihan secara langsung kepada peserta. "Selama ini, minyak jelantah sering kali dibuang begitu saja dan dapat mencemari lingkungan, terutama saluran air dan tanah. Dengan sosialisasi ini, kami ingin mengajak masyarakat khususnya anak-anak SD untuk dapat mengolah minyak jelantah menjadi sesuatu yang bermanfaat, yaitu lilin," ujar Agung Purnama, selaku Kordes KKN-MB 104.
Dalam sosialisasi tersebut, peserta diajak untuk langsung mempraktekkan pembuatan lilin dengan bahan utama minyak jelantah. Minyak jelantah sudah disiapkan dari awal oleh tim KKN, kemudian Masing-masing siswa membuat kelompok dan setiap kelompok diminta untuk membawa gelas dari rumah masing-masing untuk tempat menaruh minyak jelantah yang nantinya akan dibuat lilin. "Sebelum proses eksekusi, minyak jelantah sebelumnya direndam dan diamkan terlebih dahulu selama 24 jam dengan arang. Panaskan minyak yang sudah direndam diatas panci, Â lalu tuangkan stearin setelah minyak mendidih dengan perbandingan 1:1 Kemudian ditambahkan pewangi dan pewarna untuk memberikan nilai estetika lebih pada lilin yang dihasilkan." Jelas Eka Maulana salah satu mahasiswa KKN MB 104 IAIN Kudus.
"Prosesnya sangat sederhana dan tidak membutuhkan alat khusus. Cukup dengan kompor, minyak jelantah, stearin , dan sedikit pewangi, dan pewarna jika dibutuhkan. kita bisa membuat lilin yang tidak kalah dari lilin komersial." Tambah Eka Maulana.
Siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ini menyambut baik sosialisasi tersebut. Mereka merasa mendapatkan pengetahuan baru yang bermanfaat dan bermanfaat jika sedang mati lampu, bahkan bisa juga untuk dijadikan peluang usaha. Salah satu murid, Chelsea, mengungkapkan rasa senangnya setelah mengikuti pelatihan ini. "Saya tidak pernah terpikir bahwa minyak bekas bisa dijadikan lilin. Ini benar-benar bermanfaat jika sedang mati lampu, juga bisa membuka wawasan baru, cocok kalau bisa menjadi peluang usaha keluarga"Â
SD 02 Bersama Mahasiswa KKN-MB 104 IAIN Kudus berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan dan menjangkau lebih banyak masyarakat. "Kami berharap semakin banyak orang yang sadar bahwa limbah seperti minyak jelantah bisa diolah kembali menjadi produk yang berguna. Dengan begitu, kita bisa mengurangi pencemaran dan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan lebih bijak" Tutup Agung Purnama.
Sosialisasi ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan dan mendorong masyarakat khususnya generasi baru untuk dapat berperan aktif dalam pengelolaan limbah rumah tangga secara kreatif dan ekonomis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H