Teori VSEPR
Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) adalah teori yang mengemukakan adanya tolakan pasangan electron pada kulit valensi pada molekul- molekul yang memiliki struktur electron seperti aturan Lewis. Teori VSEPR mulai diperkenalkan oleh Nevil's dan Herbert P pada tahun 1940 dan dikembangkan oleh Ronald G dan R. Nyholm.Â
Menurut Gillespie dan Nyholm, pasangan electron valensi atom mempunyai gaya tolak menolak (Gaya Coulomb) karena electron bermuatan negatif. Karena tolakan, pasangan akan menempati ruang sesuai dengan jenisnya, apakah pasangan bebas, atau pasangan terikat dalam bentuk ikatan tunggal, rangkap dua, atau rangkap tiga. Hal ini menunjukan bahwa teori VSEPR berkaitan dengan jumlah dari pasangan electron bebas dan jumlah pasangan electron ikatan yang ada di dalam senyawa tersebut untuk menentukan bentuk molekul yang terjadi.
Hibridisasi
Hibridisasi adalah gagasan tentang penggabungan orbital atom untuk membentuk orbital hibrida yang cocok dengan pasangan elektron untuk membentuk ikatan kimia. Hibridisasi menjelaskan bahwa setiap ikatan tunggal antara atom C memiliki jenis ikatan sigma () yang merupakan ikatan kovalen yang paling kuat. Hal ini terjadi karena adanya tumpang tindih orbital secara aksial (ujung orbital saling bertemu) yang memungkinkan elektron tunggal dari masing-masing atom C untuk berpasangan (terjadi pembagian elektron).Â
Teori  Ikatan Valensi
 Teori ikatan valensi adalah salah satu konsep awal dalam kimia kuantum yang bermula dari penelitian Heitler dan London pada tahun 1927 tentang ikatan hidrogen. Kemudian, Linus Pauling memperbaiki dan memperluas teori ini dalam jurnal ilmiahnya yang terkenal, "On the Nature of the Chemical Bond," pada tahun 1931.Â
Teori ikatan valensi membicarakan tentang bagaimana orbital atom logam dan ligan berinteraksi dalam membentuk ikatan. Menurut teori ini, ikatan pada ion kompleks terjadi karena ligan memiliki pasangan elektron bebas dan atom logam memiliki orbital yang belum terisi. Sidgwick menyarankan bahwa proses pembentukan ikatan kovalen koordinat memberikan kesempatan bagi ion pusat untuk mencapai konfigurasi seperti gas mulia, yang kemudian disebut sebagai nomor atom efektif.Â
Dalam pembentukan kompleks, Co(II) perlu menyediakan orbital yang kosong untuk menampung pasangan elektron bebas dari ligan yang terkoordinasi pada ion pusat. Selanjutnya, Linus Pauling (1931) memperbarui teori ikatan valensi untuk senyawa koordinasi, yang dikenal sebagai VBT, dengan memperkenalkan konsep hibridisasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H