Mohon tunggu...
KKN ITERA 16 Haduyang
KKN ITERA 16 Haduyang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kelompok 16 KKN ITERA di Desa Haduyang

Selanjutnya

Tutup

Money

Perjalanan Seorang Sarjana Teknik Menjadi Pengusaha Ayam Petelur

23 Januari 2022   13:49 Diperbarui: 23 Januari 2022   15:02 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai saat ini, pengusaha merupakan suatu pekerjaan yang paling menjanjikan. Di samping pergerakan dalam bekerja yang lebih santai dan tanpa adanya tekanan dari pihak luar, menjadi seorang pengusaha tidak membutuhkan latar pendidikan khusus. Artinya, setiap orang bisa menjadi pengusaha asalkan memiliki keinginan dan niat yang kuat. Hal inilah yang mendorong Bapak Nasrullah untuk beralih menjadi seorang pengusaha. Memiliki latar belakang pendidikan sebagai seorang sarjana teknik dan pengalaman kerja sebagai kontraktor, pengajar, dan pegawai di salah satu bank tak menyurutkan niatnya untuk banting stir menjadi seorang pengusaha.

Memiliki usaha peternakan ayam petelur yang berlokasi di Dusun Padmosari 2, Desa Haduyang, Kec. Natar, Lampung Selatan, banyak hal diluar dugaan terjadi dalam usaha ini. Naik turun dalam berwirausaha telah dirasakan Bapak Nasrullah. Namun, hal itu tidak membuatnya menyerah. Beliau justru semakin tertarik dalam mengembangkan usaha. Mengawali usaha pada tahun 2017 dengan bibit awal sebanyak 50 ekor ayam yang dipelihara di belakang rumahnya, saat ini usahanya telah berkembang dengan 1600-2500 ekor ayam dengan produksi telur 80% atau sekitar 1260-1300 butir perhari dengan  rata-rata 50kg perhari. Hal ini membuat Pak Nasrullah tetap terus menekuni usaha ayam petelur ini.

Rutinitas kegiatan yang dilakukan beliau dalam usaha ini adalah memberi makan ayamnya setiap 2 kali sehari, yaitu di pagi dan sore hari. Selain tumbuh kembang ayam, kesehatan ayam juga penting dan perlu diperhatikan. Oleh karena itu, Pak Nasrullah juga rutin memberikan vitamin setiap 2 minggu sekali. Produktivitas ayam dalam menghasilkan telur hanyalah 2,5 tahun. Setelahnya, ayam tersebut disebut ayam afkir dan akan dijual ke broker. Peluang kesuksesan usaha yang tinggi dinilai oleh Bapak Nasrullah dengan pandangan kebutuhan telur yang masih menjadi komoditas utama keluarga atau masyarakat umum. Hal ini dapat dihitung dengan kebutuhan atau konsumsi rata-rata perkeluarga 1kg per 2 harinya dengan total 4 anggota keluarga sehingga Pak Nasrullah mantap untuk berusaha ayam petelur. Saat ini, usaha ayam petelur bapak Nasrullah masih fokus dalam memenuhi kebutuhan telur masyarakat Desa Haduyang. Akan tetapi, dalam pendistribusiannya usaha telur Pak Nasrullah juga sudah mencapai Bandar Jaya, Lampung Tengah.

Dalam melakukan usaha peternakan ayam petelur, Pak Nasrullah tergabung kedalam komunitas PSBB Wilayah Lampung Selatan yang sumber informasi harga pakan, harga telur, virus dan penyakit serta penanggulangannya. Selain itu, komunitas ini berguna sebagai media bimbingan dalam melakukan usaha ayam petelur. Untuk mendapatkan bibit dan pakan, Pak Nasrullah bekerja sama dengan PT. Ciomas atau Japfa Comfeed yang sudah memiliki rekam jejak hasil produksi yang baik dan berkualitas.

Sebagai seorang entrepreneur, Pak Nasrullah sudah siap akan segala tantangan dan kendala yang akan dihadapi selama perjalanan. Hingga saat ini, sederet tantangan  yang pernah dan sedang dihadapi bapak Nasrullah adalah penolakan akan pendirian kandang atau ternak di pemukiman penduduk, modal yang dikeluarkan dalam budidaya yang tinggi, harga pakan yang terus menerus naik dan harga telur yang tidak stabil. Meskipun kendala yang dihadapi bersifat jangka panjang, hal tersebut tidak membuat Pak Nasrullah menyerah. Sampai saat ini, harapan terbesar beliau adalah mengembangkan usahanya menjadi besar dan mempelopori lingkungan sekitar untuk memulai usaha ayam petelur yang dimulai di belakang rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun