Mohon tunggu...
Aprilianti Astuti
Aprilianti Astuti Mohon Tunggu... -

Menyukai sesuatu yang belum pernah tau\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Presidential Scholarship,Terobosan Pendidikan Tinggi

1 Maret 2014   00:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:21 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bagi sebagian orang, kuliah merupakan kesempatan yang sangat mewah. Bukan rahasia lagi bahwa biaya masuk perguruan tinggi menjadi salah satu biaya yang menguras kantong. Tidak semua orang bisa menjangkaunya.

Kalau dulu orang yang mau sekolah keluar negeri harus berjuang dengan keras untuk memenangkan kompetisi dengan orang sedunia karena berharap semata-mata dari penyandang dana dari luar negeri, Mombukagakusho, DAAD, Stuned, ADS dan lain lain, dengan jumlah yang bisa lolos tiap tahun masih dalam hitungan puluhan atau mungkin ratusan, maka saat ini ribuan beasiswa di sediakan PEMERINTAH INDONESIA, dengan syarat MAU dan SERIUS.

Jika Anda lulusan sarjana yang ingin melanjutkan pendidikan S-2 maupun S-3 di luar negeri tapi terkendala biaya? Tidak perlu khawatir karena kini tersedia beasiswa Presidential Scholarship untuk mewujudkan keinginan tersebut. Belum lama ini Kementerian Pendidikan mengadakan Silaturahim Bidikmisi Nasional  dan baru pertama kali diselenggarakan tahun ini.

Presidential Scholarship merupakan program beasiswa prestisius atas inisiatif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang diberikan pemerintah Indonesia bagi warga negara Indonesia untuk menempuh jenjang pendidikan magister (S-2) dan doktor (S-3) di perguruan tinggi di luar negeri. Pendaftaran Presidential Scholarship angkatan pertama dibuka hingga 14 April 2014.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah resmi meluncurkan Presidential Scholarship, program beasiswa prestisius. Program ini merupakan inisiatif pemerintah untuk warga negara Indonesia yang ingin menempuh pendidikan magister (S-2) dan doktor (S-3) di perguruan tinggi luar negeri. Secara tidak langsung Presidential scholarship merupakan bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah terhadap pendidikan tinggi bagi generasi muda.

Saat silahturahmi bersama mahasiswa program Bidikmisi digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayan di Jakarta belum lama ini. Presiden SBY mengatakan bahwa, teruslah belajar dengan gigih. Negara menunggu karya dan pengabdian kalian semua untuk bawa Indonesia ke masa keemasan dan kejayaan.

Kabar baik ini tentu sangat dinanti masyarakat yang ingin menempuh  pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi  bagi yang berminat rencanaya pendaftaran serta manajemen pengelolaan Presidential Scholarship akan dilakukan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan).  Beasiswa ini baru ada tahun 2013 yang lalu hasil kolaborasi dari Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama,  tetapi langsung laris manis peminat, karena selain syarat administrasi yang wajar, beasiswa ini diberikan pada semua warga negara indonesia tanpa terkecuali, tidak harus pns, guru atau dosen.

Siapapun yang berminat silahkan mendaftar (dibuka tiap saat tanpa jadwal tertentu) dan berkompetisi.  Kabarnya nominal dari beasiswa ini relatif paling besar dibanding yang lain bahkan di banding beasiswa negara tujuan.  Dan sesuai dengan kesepakatan DIKTI dan LPDP tahun lalu, maka dosen ber NIDN tidak lagi diperbolehkan mendaftar beasiswa ini, tetapi dana untuk calon dosen (beasiswa unggulan?) diserahkan pengelolaannya ke LPDP.  Menurut saya relatif adil agar tidak terjadi overlaping program.  Tahun ini disediakan lebih dari 4000 beasiswa S2 dan S3 dalam dan luar negeri.

Sebelum mendaftar, calon pelamar Presidential Scholarship terlebih dahulu harus telah diterima di perguruan tinggi luar negeri yang masuk peringkat 50 perguruan tinggi terbaik di dunia. Mereka juga harus memiliki nilai TOEFL IBT minimal 94 atau nilai IELTS minimal 7.

Syarat usia bagi pelamar program magister, maksimal berusia 35 tahun, sedangkan pelamar program doktor maksimal berusia 40 tahun pada tanggal penutupan pendaftaran yaitu 14 April 2014.

Sementara beberapa bidang yang menjadi prioritas program studi dalam Presidential Scholarship adalah teknologi, energi, pangan, ekonomi, hukum, pertahanan, budaya, hubungan internasional dan ekonomi kreatif. Target peserta adalah 100 orang per tahun.

Calon pelamar Presidential Scholarship tidak perlu khawatir dengan uang saku karena, Presidential Scholarship bersifat penuh. Artinya, dana yang diperoleh mahasiswa mencakup biaya registrasi, administrasi, buku, tunjangan riset, biaya hidup, dan sebagainya. Selain itu, tidak ada ikatan dinas yang melekat pada peserta program tersebut.

Apapun yang terjadi dengan negaraku saat ini, entah itu banjir, konvensi capres maupun ramainya persiapan pemilu dengan kontestan mulai dari Professor Doktor sampai dengan janda artis seksi yang ketika tampil di televisi membuat alergi, Indonesia tetap bangsaku, dan Saya (belajar) bangga dengan bangsa ini.  Saya sedang bicara tentang kesempatan sekolah, tentang beasiswa baik S1, S2 maupun S3 di dalam dan luar negeri.

Kita sebagai warga Indonesia harus bangga, Kenapa! karena kita (harus) bangga sebagai Indonesia?! Karena sekolah dengan biaya (pemerintah) sendiri itu menandakan kita bukan bangsa miskin, (pemerintah) kita mampu membiayai sekolah dan hidup kita selama belajar, kita bukan bangsa peminta-minta (beasiswa) yang oleh sebagian orang seolah kita sekolah dengan bayaran kerja riset dengan profesor di negara tujuan, sehingga meskipun kita yang lembur siang malam di laboraotium, namun ketika tulisan kita dipublikasikan tak pernah ada kata Indonesia di dalamnya.

Karena sekolah sampai S3 dengan biaya (pemerintah) sendiri itu bergengsi karena  kita juga punya harga diri, apalagi kalau notabene nominal yang diterima tiap bulan lebih besar dari beasiswa dari negeri tujuan.  Di Jepang, tidak banyak orang asli yang bisa memperoleh beasiswa karena memang jumlahnya sangat terbatas, boro-boro menyekolahkan rakyatnya ke luar negeri, di dalam negeri saja kadang hanya dapat pinjaman yang di bayar setelah mereka lulus dan bekerja, untuk bebas dari hutang itu harus benar-benar berprestasi selama kuliah.

Melalui program dari pemerintah Presidential Scholarship, program beasiswa prestisius beasiswa bidik misi, beasiswa untuk S1,S2 bahkan sampe S3 ini memang luar biasa efeknya, di tengah mahalnya biaya kuliah kita bisa kuliah tanpa biaya sama sekali, gratis bahkan dapat biaya hidup 4 tahun penuh dan bagi yang berprestasi akan dilanjutkan untuk jenjang yang lebih tinggi.  Dan benar kata pak Menteri M Nuh, kita bisa kuliah dengan nol rupiah.  Jadi bagi yang berminat dengan beasiswa ini persiapkan diri sejak kelas satu SMA.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun