Mohon tunggu...
Aprilianti Astuti
Aprilianti Astuti Mohon Tunggu... -

Menyukai sesuatu yang belum pernah tau\r\n

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Regenerasi di Kongres PAN Belum Mendesak

12 Februari 2015   04:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:22 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) regenerasi adalah penggantian generasi tua kepada generasi muda, peremajaan atau pembaruan semangat. Sedangkan tradisi adalah adat atau kebiasaan turun-temurun yang masih dijalankan di masyarakat.

PAN adalah aset bangsa Indonesia yang lahir di era reformasi. Bahkan sejak beridri hingga sekarang PAN melekat dengan istilah partai reformis. Menurut KBBI reformis adalah orang yg menganjurkan reformasi atau orang yang mendukung reformasi.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa PAN mempunyai kebiasaan melakukan pembaruan semangat perubahan kearah yang lebih baik.

Pada tanggal 23 Agustus 2015 nanti, PAN akan berusia 17 tahun, ini usia menengah. Sejak berdirinya, PAN sudah melewati 3 kali Kongres. Kongres I tahun 2000 dilakukan di Yogyakarta menetapkan Amien Rais sebagai Ketua Umum dan Hatta Rajasa sebagai Sekjen.

Pada Kongres II tahun 2005 di Semarang terpilih Soetrisno Bachir sebagai Ketua Umum dan Zulkifili Hasan sebagai Sekjen. Sedangkan Kongres III tahun 2010 di Batam terpilih Hatta Rajasa sebagai Ketua Umum, Taufik Kurniawan sebagai Sekjen dan Drajad Wibowo ditetapkan sebagai Wakil Ketua Umum.

Perolehan kursi PAN di parlemen sejak pemilu tahun 1999 juga mengalami naik-turun. Pemilu 1999 memperoleh 34 kursi, Pemilu 2004 memperoleh 53 kursi, Pemilu 2009 memperoleh 43 kursi dan Pemilu 2014 memperoleh 48 kursi.

Sejak di pimpin Hatta Rajasa PAN mengalami kemajuan kenaikan perolehan kursi di parlemen. Masih dalam tradisinya, ke-tiga Kongres PAN selalu menghasilkan Ketua Umum secara aklamasi. Menurut KBBI, aklamasi artinya pernyataan setuju secara lisan dari seluruh peserta rapat.

Apakah aklamasi tidak demokratis? Tentu demokratis, Pancasila sebagai dasar negara kita juga turut mengaturnya yakni pada Sila ke–4 yang berbunyi. “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan”, artinya aklamasi menjadi bagian dari musyawarah untuk mufakat.

Meskipun tradisi regenerasi PAN sudah dicontohkan langsung oleh Amin Rais sendiri pada Kongres tahun 2005 lalu. Peserta Kongres pada saat itu meminta kembali Amin Rais untuk menjadi Ketua Umum, tapi Amin Rais menolaknya dan baginya tradisi regenerasi Ketua Umum PAN harus dimulai dari dirinya. Kalau waktu itu Amin Rais menjabat kembali sebagai ketum PAN tentu tidaklah elok karena Amin Rais sendiri sudah dua periode menjabat sebagai ketum PAN.

Bagaimana dengan Kongres PAN ke-4 ini? Apakah PAN perlu membuat tradisi baru? Amin tentunya pada waktu itu paham betul, jika dia menerimanya, simbol PAN sebagai partai reformis akan luntur. Kongres PAN ke-4 mendatang idealnya Ketua Umum PAN. Kongres PAN di Bali harus bisa menghasilkan Ketua umum yang punya visi agar kedepan PAN menjadi Partai yang  lebih modern.

PAN adalah partai reformasi dan partai kader, Kongres PAN ke-4 apakah melanjutkan trandisi regenerasi di PAN. PAN dilahirkan oleh kelompok intelektual, perdebatan didalamnya seharusnya juga begitu. Tim sukses dari ke dua kadidat calon Ketua Umum tidak perlu berpolemik di media dan saling menegasikan. Apalagi dengan komentar–komentar miring.

Amin Rais sebagai symbol moral PAN seharusnya menjaga diri, jangan sampai hanya gara–gara kepentingan sesaat (kontenstasi) malah membuat retakan–retakan baru di tubuh partai PAN.

Perdebatan yang seharunya dibangun adalah perdebatan visi misi calon Ketua Umum mana yang paling dibutuhkan oleh kader dan simpatisan PAN. Bukan mempertontonkan perdebatan yang tidak intelektual kemasyarakat kita.***

Salam kompasiana untuk kita semua...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun