Mohon tunggu...
Aprilianti Astuti
Aprilianti Astuti Mohon Tunggu... -

Menyukai sesuatu yang belum pernah tau\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kader PAN Bukan “Boneka” Amin Rais

23 Februari 2015   04:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:41 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai Amanat Nasional (PAN) akan menggelar kongres pada 28 Februari hingga 2 Maret mendatang. Salah satu tujuan utama Kongres PAN yang akan berlangsung di Bali itu adalah untuk memilih Ketua Umum PAN. Kongres PAN itu diikuti dua kontestan Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan. Kalau kita amati mendekati kongres sebagian besar kader PAN di tingkat Provinsi dan Kabupaten lebih memilih Hatta Rajasa ketimbang Zulkifli Hasan.

Nampaknya dukungan kepada Hatta Rajasa bukan hanya berasal dari kader-kader PAN di daerah, melainkan juga mengemuka dari kader PAN ditingkat pusat. Bahkan, salah satu kontestan yang hendak mencalonkan diri sebagai Ketua Umum, Drajad Wibowo berbalik arah dan memberikan dukungan politik kepada Calon Wakil Presiden (cawapres) pada pemilu presiden (pilpres) 2014 silam.

Kalau dilihat secara ketokohan Hatta Rajasa juga bisa dibilang lebih senior dan mumpuni ketimbang Zulkifli Hasan. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan Hatta Rajasa menjadi pendamping Prabowo Subianto dalam pilpres 2014 silam.

Hatta Rajasa sanggup bersaing mengalahkan Ketua Umum DPP Golkar, Aburizal Bakrie, Ketua Umum PKS Anis Matta, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali. Selain itu  salah satu prestasi Hatta, dia bisa kalahkan banyak Ketua Umum dan duduk bersama Prabowo dalam pilpres lalu.

Pertarungan para calon Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan semakin panas. Saat ini posisi Hatta sebagai ketua umum PAN, diserang oleh kubu Zulkifli yang mengusung isu perubahan.

Memang posisi  Hatta Rajasa sebenarnya masih di atas angin karena ide perubahan yang diusung Zulkifli belum konkret. Kubu Zulkifli nampaknya masih harus butuh terobosan baru yang benar-benar tampil luar biasa jika ingin bertarung dengan Hatta.

Ide Zulkifli soal perubahan mungkin masih kurang jelas, dan kemungkinan malah bisa dipahami sebagai upaya membawa PAN keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) demi bergabung dengan partai pendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Jargon perubahan itu bisa jadi akan ditafsirkan untuk membawa PAN keluar dari KMP.

Kalau di lihat dari ketokohan bisa di bilang Hatta Rajasa sangat jauh di banding zulkifli Hasan,  apabila ukurannya adalah ketokohan, maka cukup berat bagi Zulkifli untuk bersaing dengan Hatta yang dikenal sebagai politikus dan komunikator ulung yang sangat pengalaman di birokrasi.

Masyarakat tentu lebih pintar menilainya sosok Hatta Rajasa adalah seorang negarawan, bagaimana Hatta tujukan pada saat pilpres yang lalu. Dari sisi prestasi, PAN di bawah Hatta juga dianggap mampu mendulang suara secara signifikan pada Pemilu Legislatif 2014 lalu dibandingkan pada 2009 saat masih dipimpin Soetrisno Bachir.

Hampir tidak ada cela bagi Hatta. Namun yang pasti, jika benar Zulkifli ingin membawa perubahan dengan mengeluarkan PAN dari KMP, 67 juta rakyat yang memilih Prabowo-Hatta pada Pilpres kemarin akan marah besar dan imbasnya tentunya kepada suara PAN 2019.

Selain itu bisa saja Zulkifli akan membawa PAN keluar dari KMP, karena yang dihadapi adalah Hatta sebagai petahanan sekaligus inisiator lahirnya KMP sebagai koalisi partai penyeimbang pemerintahan. Dengan tagline perubahan yang diusung kubu Zulhas, ada semacam sinyal bahwa Zulkifli akan melakukan perubahan besar dalam PAN.

Selain itu Peran Amin Rais yang sangatlah kental dalam suksesi kongres PAN juga harus di pertanyakan. Itu terlihat bagaimana memainkan kedinastiannya dengan mendorong Zulkifli Hasan sebagai calon Ketua umum yang juga besannya dan anaknya Hanafi rais sekjenya.

Atau barangkali bisa saja terjadi karena Hatta Rajasa sudah dianggap anak bandel yang tidak lagi nurut sama Amin Rais akan disingkirkan. Karena Amin menganggap kader-kadernya semua harus patuh menjadi 'bonekanya' dia.

Kalau itu yang terjadi maka celakalah sang deklalator demokrasi dan reformasi itu sejarah akan mencatat catatan buruk dihari tuanya, dengan melakukan kesalahan ke dua kalinya, seperti yang dilakukan saat kepemimpinan Soetrisno Bachir. diberikan aklamasi kalau ini sampe terjadi.

Kalau memang jika nanti Zulkifli Hasan menjadi ketua umum PAN yang akan terjadi adalah Zulkifli Hasan akan jadi bulan-bulanan lawan politiknya dan tersandera dengan kasus-kasusnya waktu menjadi menteri kehutanan. Apakah PAN akan menjadi PKS jilid 2 ketua umumnya ditangkap KPK tamat sudah suara PAN 2019. Ini harus menjadi catatan bagi para kader-kader PAN. Semoga Kongres PAN yang akan berlangsung beberapa hari lagi di Bali bisa menghasilkan Ketua umum PAN yang lebih baik.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun