Latar Belakang
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia pada era globalisasi ini, terutama perkembangan cyberspace. Istilah cyberspace pertama kali digunakan Gibson dalam cerita pendeknya di tahun 1982, “Burning Chrome”, untuk mengacu pada kenyataan virtual yang dihasilkan oleh komputer (Gibson 1986). Istilah ini kini menjadi istilah umum untuk menjelaskan berbagai jenis ruang yang dihasilkan oleh komputer—berbagai sistem informasi dan komunikasi, sistem kenyataan virtual (pengalaman audio/visual/sentuh yang dihasilkan komputer, kehadiran jarak jauh, dst.) (Kellner, 2010: 419). Ruang yang dihasilkan komputer lama-lama semakin meluas dan menciptakan berbagai komunitas di dunia maya yang berfungsi sebagai tempat untuk saling bertukar informasi ditambah sekarang banyak situs dan media sosial yang menerapkan sistem “share” untuk membagikan informasi secara instan.
Aliran informasi dan komunikasi bebas amatlah penting bagi sebuah masyarakat demokratis, sehingga demokrasi mensyaratkan bahwa semua peranti informasi dan komunikasi yang kuat dapat diakses semua orang. Tanpa aliran informasi yang bebas, warga masyarakat tak akan mendapatkan informasi yang cukup, dan tanpa akses pada berbagai forum diskusi dan debat publik, warga masyarakat sedang dikeluarkan dari dialog yang merupakan bagian inti dari demokrasi partisipatoris. (Kellner, 2010: 457)
Kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. (Munandar, 1995: 25). Kreativitas merupakan bagian dari usaha seseorang akan menjadi seni ketika melakukan kegiatan mencipta, namun kreatif yang dimaksudkan bukanlah mencipta sesuatu dari yang tidak ada tetapi menciptakan sesuatu yang fresh—yang tidak biasa.
Pembahasan
The term “meme” was coined by Richard Dawkins in 1976 to describe small units of culture that spread from person to person by copying or imitating.(Shifman, 2014: 2). Meme dianalogikan sebagai gen yang terus melakukan replikasi melalui suatu kebiasaan atau gagasan tertentu. Hal tersebut menyebabkan tejadinya suatu pola yang berulang-ulang sehingga akan membentuk sebuah pola kebudayaan dalam skala besar. Dalam konteks lain, meme dapat diartikan sebagai sesuatu yang tercipta karena adanya replikasi dan modifikasi dari sesuatu yang sudah ada.
Internet meme atau yang biasa disebut dengan meme (baca: mim) adalah sebuah konsep, ide, pemikiran atau karya lainnya yang digunakan di internet sebagai sarana komunikasi visual. Meme ini masih tergolong baru karena mulai populer sekitar tahun 2008 ketika seorang mahasiswa Universitas Hong Kong bernama Ray Chan membuat situs untuk berbagi konten menarik secara humor dalam bentuk video, foto, maupun teks. Dalam waktu yang singkat, situs buatan Chan berhasil dikunjungi oleh 70 juta orang setiap bulannya. Situs yang dimaksud adalah 9Gag. Hal tersebut awal mula dimana internet meme menyebar secara global di dunia internet, termasuk di Indonesia.
Bentuk komunikasi visual melalui internet meme memberikan dampak positif bagi netizen, yaitu salah satunya adalah dengan mengangkat isu-isu keseharian yang sedang terjadi di masyarakat akan membuat netizen lebih tanggap terhadap informasi yang dibagikan. Netizen menjadi lebih tau dengan berbagai kondisi yang terjadi di suatu tempat. Informasi tersebut disajikan dengan konsep yang menarik, ringan dan berisi sehingga pesan yang ingin disampaikan menjadi menyenangkan dan informatif.
Tidak hanya itu, meme menghadirkan topik lain yang lebih ringan seperti kejadian-kejadian yang dialami seseorang dalam kehidupan sehari-hari, seperti contoh-contoh dibawah ini.