Bissmillahirahmanirahim…
“Maha suci Allah yang menjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Majidil Aqsha yang Kami berkahi sekelilingnya agar Kami memperlihatkan kepadanya sebahagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. (QS. 17.Al-Isra’ :1)
“Dan sesungguhnya dia (Nabi Muhammad SAW) telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, di Sidratul Muntaha. Di dekat (Sidratul Muntaha) ada syurga tempat tinggal. (Dia melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh suatu selubung. Penglihatannya tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm:13-18)
Kedua ayat tersebut merupakan salah satu rangkuman dari peristiwa besar Islam yang mungkin sebagaian besar akal manusia sulit untuk mencerna kebenaran dari peristiwa tersebut tanpa dilandasi sikap iman yang besar. Peristiwa tersebut tidak lain adalah Isra’ Mi’raj yang dialami oleh nabi besar kita Muhammad SAW padamalam 27 Rajab tahun ke 12 kenabian. Secara istilah Isra’ memiliki arti berjalan di waktu malam hari, sedangkan Miraj adalah alat (tangga) untuk naik.
Mengenai pemahaman tentang Isra’ Mi’raj banyak kaum muslim yang masih memiliki perbedaan pandangan secara mendasar. Pemahaman anggapan pertama bahwa isra’ Mi’raj hanyalah sekedar perjalanan ruh, spiritual atau metaphor journey Nabi Muhammad SAW tidak dengan jasad fisik.Anggapan kedua adalah bahwa isra’ dari Mekah ke Bait’l-Maqdis itu dengan jasad atau physical journey. Sedang mi’raj kelangit adalah dengan jasad (fisik) dan dapat dijelaskan dalam ilmu yang dipahami manusia karena merupakan peristiwa nyata.
Zaman menuntut perubahan peradaban manusia untuk menjadi lebih baik secara tingkat intelegensi. Tuntutan zaman seperti inilah yang menjadikan manusia lebih bersikap kritis. Berbagai pemahaman isra’ mi’raj sebelumnya telah membuktikan bahwa sikap kritis akal manusia telah mengikut sertakan kepercayaan agama sebagai sumber perdebatan. Padahal Allah SWT telah melarang untuk tidak selalu berdebat terlalu jauh terkait dengan masalah agama.
Mahasiswa yang berperan sebagai social control tak lepas dari persepsi yang syarat akan tingkat intelegensi, inovasi dan kepekaan sosial. Dewasa ini, mahasiswa dituntut untuk selalu tanggap dan sadar apabila terjadi gejolak dari masyarakat. Dengan rasa peduli dan sikap sosialisanya, mahasiswa diharapkan mampu menjaga kestabilan sosial.
Perbedaan pemahaman terkait dengan peristiwa Isra’ Miraj, seyogyanya mahasiswa mampu menjadi penengah untuk menjadi penjelas sehingga mempermudah masyarakat untuk memahaminya. QS. 17.Al-Isra’ :1 dan QS. An-Najm:13-18telah menerangkan peristiwa Isra’ Mi’rajbahwa Rasulullah meninggalkan kaumnya di bumi untuk bepergianke Majidil Aqsha lalu ke langit ketujuh dalam waktu semalam atau ¾ hari. Hal ini sesuai dengan persamaan relativitas yang membahas mengenai struktur ruang dan waktu serta mengenai hal-hal yang berhubungan dengan waktu dan gravitasi.
Teori relativitas terdiri dari dua teori fisika, relativitas umum dan relativitas khusus. Teori relativitas khusus menggambarkan perilaku ruang dan waktu dari perspektif pengamat yang bergerak relatif terhadap satu sama lain, dan fenomena terkait.Diantara keduanya terdapat factor persamaan dan perbedaan didalam proses kejadian, persamaan kedua kisah yaitu keduanya membahas perihal perjalanan atau journey dari Bumi keluar angkasa lalu kembali ke Bumi. Selain itu keduanya membahas penggunaan factor speed atau kecepatan tinggi didalam pemberitaannya dan konsep mengenai perpisahan antara dua manusia (atau lebih) digunakan sebagai bahan pokok atau object pembahasan di dalam kedua cerita.
Pemahaman secara logika dalam peradaban saat ini memungkinkan seseorang berfikir bagaimana mungkin seorang manusia di Abad 14 silam dapat membuat sebuah cerita atau teori yang dapat dibuktikan didalam abad ke 20 dengan sedemikian detailnya. Dengan kata lain tidak mungkin Rasulullah SAW mencontoh teori Albert Einstein yang lahir sebelumnya.
Allah SWT telah menerangkan dalam Al Qur’an bahwa bangsa Malaikat dan jin dapat bergerak atau berpindah tempat dengan sangat cepat, bahkan banyak diantara mereka mampu berpindah tempat atau membawa sesuatu benda berat dengan hanya kedipan mata. Fenomena yang terjadi pada Malaikat atau jin tersebut dapat terjadi jika kecepatan mereka lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan cahaya. Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter perdetik (m/s). Kecepatan cahaya sampai saat ini masih diakui sebagai kecepatan yang paling tercepat dari kemampuan bergerak suatu benda apapun. Pertanyaannya, apakah ada seseorang yang mampu bergerak lebih cepat atau setara dari cahaya?
Rumus persamaan mathematic oleh Albert Einstein :
[caption id="attachment_339312" align="alignnone" width="150" caption="Rumus"][/caption]
Keterangan :
t’ = waktu benda yang bergerak
t = waktu benda yang diam
v = kecepatan benda
c = kecepatan cahaya
Persamaan rumus matematik oleh Albert Einstein tersebut dapat diterangkan bahwa perbandingan nilai kecepatan suatu benda dengan kecepatan cahaya, akan berpengaruh pada keadaan benda tersebut. “v” pada rumus menerangkan semakin dekat nilai kecepatan suatu benda dengan “c” sebagai kecepatan cahaya, maka semakin besar pula efek yang dialaminya yang ditandakan dengan “ t’ “ yang menerangkan perlambatan waktu. Hingga ketika kecepatan benda menyamai kecepatan cahaya( v = c ), bendaitu pun sampai pada satu keadaan nol. Demikian, namunjikakecepatanbendamelampauikecepatancahaya (v > c), keadaan pun berubah inilah yang telah direflesikan Buraq, hewan sejenis kuda bersayap sebagai kendaraan Nabi saat melakukan perjalanan Isra’.
Ketika memulai perjalanannya itu dari Masjid Alharam (Makkah), dengan daya kecepatan Buraq (v > c), dalam teori ini Nabi diibaratkan tidak mengarah kemasa depan namun kembali kemasa lalu. Melewati masa lalu itulah Nabi memberangkatkan perjalanannya. Hingga, seiring guliran-guliran waktu perjalanan itu, perjalanan pun melaju ketitik waktu saat beliau baru memulai. Hingga, kesan yang ada seolah- olah Nabi melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj hanyalah sesaat. Efek yang dialami bukan lagi perlambatan waktu, namun sebaliknya waktu menjadi mundur (t’).
Pembuktian bahwa teori relativitas benar adanya terjadi pada studi tentang sinar kosmis. Didapati bahwa di antara yang dihasilkan dari persinggungan partikel- partikel sinarkosmis yang utama dengan inti- inti atom Nitrogen dan Oksigen di lapisan Atmosfer atas, jauhribuan meter di ataspermukaanbumi, yaitupartikel Mu Meson (Muon), itu dapat mencapai permukaan bumi. Padahal partikel Muon ini mempunyai paruh waktu (half life) sebesar duo mikro detik yang artinya dalam dua perjuta detik, setengah dari massa Muon tersebut akan meleleh menjadi elektron.
Jangka waktu dua perjuta detik, satu partikel yang bergerak dengan kecepatan cahaya (+/- 300.000 km/dt) sekalipun paling- paling hanya dapat mencapai jarak 600 m. padahal jarak ketinggian Atmosfer dimana Muon terbentuk, dari permukaan bumi, adalah 20.000 m yang mana dengan kecepatan cahaya hanya dapat dicapai dalam jangka minimal 66 mikro-detik. Lalu, bagaimana Muon dapat melewati kemustahilan itu? Ternyata, selama bergerak dengan kecepatannya yang tinggi mendekati kecepatan cahaya, partikel Muon mengalami efek sebagaimana diterapkan teori Relativitas, yaitu perlambatan waktu.
Keterkaitan teori Relativitas juga telah dibuktikan pada peristiwa para Ashabul Kahfi yang tinggal didalam gua dengan firman Allah dalam Al Quran surat Al Kahf ayat 18 :
“Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka.” (QS 18:18)
“Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri’” yang berarti mereka didalam gua bergerak (digerakkan) dengan kecepatan. Hal ini sesuai dengan persamaan teori relativitas hasil pemikiran Albert Einstein. Adanya pembuktian- pembuktian tersebut, berarti Albert Einstein dengan teori relativitasnya secara langsung atau tidak langsung telah membuktikan bahwa kisah Al Qur’an tentang kisah “perjalanan Rasulullah SAW kelangit ketujuh dan kembali dalam satu malam” adalah benar. Terutama dalam segi dimensi waktu, dalam perhitungannya memungkinkan.
Apa yang menjadi hikmah dari Isra’ Mi’raj kaitannya dengan pembuktian SAINS adalah mahasiswa dapat menyadari pentingnya berfikir diluar kerangka saintek yang terbatas. Sehingga mahasiswa mampu berfikiran logis yang jauh lebih luas dan umum dari sekedar saintek materialis yang dangkal.
Dewasa ini peningkatan hubungan alam dengan Allah SWT sangat dibutuhkan dalam meneladani peristiwa Isra’ Mi’raj. Penghubung ke alam melahirkan SAINS danTeknologi yang merupakan sarana untuk kelangsungan hidup manusia. Sementara yang menghubungakan manusia dengan Allah adalah iman dan ibadah yang dapat meningkatkan kualitas derajat manusia. Karena beriman kepada Allah dan taat kepadaNya, melahirkan akhlak yang mulia. Inilah salah satu tujuan Allah SWT memperlihatkan fenomena Isra’ Mi’raj kepada umat Islam. Berdasarkan tujuan Isra’ yang memperlihatkan kebesaran Allah dan Mi’raj adalah mengenal, beriman, dan pendekatan diri kepada Allah SWT.
Adanya penjelasan tentang pembuktian Isra’ Mi’raj dengan peradaban pengetahuan dimasa kini, seyogyanya mahasiswa dengan berlandaskan kecerdasan inteletual mampu menjadi social control sebagai penengah dalam perbedaan pemahaman peritiwa Isra’ Mi’raj. Namun disamping penjelasan teoritis tentang pembuktian Isra’ Mi’raj berdasarkan Ilmu SAINS dan teknologi kiranya akan lebih baik mengikuti pendapat yang mengatakan bahwa : Seseorang harus percaya bukan karena ia tahu, tetapi karena ia tidak tahu.” Pendekatan yang paling tepat untuk memahaminya adalah pendekatan iman. Inilah yang ditempuh oleh Abu Bakar ra, seperti tergambar dalam ucapannya “Apabila Muhammad yang memberitakannya, pasti benarlah adanya.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H