Mohon tunggu...
Apriliana Limbong
Apriliana Limbong Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis Sosial dan Kemasyarakatan

Pegiat sosial di lingkungan sekitar. Pengagum SBY.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tidak Ada Demo Rusuh Selama 10 Tahun Terakhir

2 Juni 2014   17:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:48 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak era reformasi, Indonesia diwarnai dengan bermacam-macam demontsrasi besar, yang diwarnai kerusuhan dengan buntut korban jiwa atau harta benda. Biasanya, demo besar itu melibatkan sejumlah pihak yang tidak puas terhadap kebijakan tertentu. Masyarakat seringkali was-was menghadapi hari-harinya karena banyaknya demonstrasi yang terjadi, dan sudah pasti rawan dengan kerusuhan.

Tapi, apakah Anda merasakan perubahan dalam satu dekade terakhir? Saya merasakannya. Sekarang, sudah jarang terjadi demo anarkis, dengan jumlah massa besar dan mengganggu ketertiban umum. Sudah jarang sekali. Kalau mau ditelusuri dengan data, mungkin sejak SBY menjadi presiden, jumlah demo besar yang berakhir rusuh, terus berkurang. Bahkan dalam lima tahun terakhir, tidak ada demo besar yang berakhir rusuh dan mengganggu ketertiban masyarakat.

Demo demo yang biasanya berakhir rusuh melibatkan mahasiswa atau buruh, menentang berbagai kebijakan pemerintah. Coba Anda hitung berapa banyak kebijakan pemerintah dalam 10 tahun terakhir yang menimbulkan penolakan dari mahasiswa dan buruh? Nyaris tidak ada. Setiap 1 Mei misalnya yang biasanya diperingati sebagai hari buruh, tidak pernah lagi terjadi keributan besar. Hanya percik-percik kecil saja. Bahkan pada peringatan hari buruh terakhir tahun ini, buruh malah melakukan demo dengan sangat tertib. Mungkin juga karena hari itu sudah dijadikan sebagai hari libur nasional oleh pemerintahan SBY.

Kebijakan pemerintah tentang buruh memang belum 100 persen ideal. Namun, wadah-wadah komunikasi masih bisa berjalan. Buruh tidak harus lagi melakukan aksi demo yang berakhir rusuh, dengan mengorbankan banyak hal termasuk jiwa. Di sejumlah tempat masih terjadi demo dengan blokade jalan dan sejenisnya, namun tidak sampai meluas dan menjalar ke tempat lain. Angkat topi juga buat aparat keamanan (POLRI) yang berhasil menangani sejumlah demonstrasi panas menjadi demo yang biasa-biasa saja.

Yang perlu dicatat juga adalah bagaimana kebijakan kenaikan harga BBM (bahkan dilakukan berkali-kali) tapi tidak menimbulkan demonstrasi besar. Kita sudah tahu bahwa padamasa pemerintahan sebelumnya, setiap kali adakenaikan harga BBM, sudah pasti berbagai elemen masyarakat turun ke jalan. Sebagian berdemo dengan tertib, tapi sebagian lainnya berakhir dengan rusuh. Tapi pada masa pemerintahan SBY ini, meski BBM dinaikan beberapa kali, nyaris tidak terjadi gejolak berarti. Penolakan memang muncu di mana-mana. Tapi tidak ada satupun demonstrasi besar yang terjadi. Demo hanya sporadis di berbagai tempat dengan jumlah massa yang terbatas. Padahal provokasi tetap dilakukan sejumlah pihak, untuk mengajak masyarakat turun ke jalan. Provokasi tidak berhasil.

Ancama demo bukan hanya akibat dari penolakan terhadap kebijakan pemerintah, tapi juga dari pihak-pihak yang tidak menyukai pemerintah. Saya mencatat, sejumlah kelompok yang sejak awal membenci pemerintah, selalu mencari celah bagaimana mengganggu dan bahkan sampai mengancam menurunkan pemerintahan yang sah. Mereka melalui media massa menuntut presiden SBY mundur dan menganggapnya tidak becus bekerja. Pada beberapa kesempatan, mereka juga mengancam akan melakukan demonstrasi besar-besaran, yang... tidak pernah menjadi kenyataan karena tidak ada massa yang tertarik kepada ajakan tersebut. Ketika terjadi kerusuhan di sejumlah negara Afrika Utara dan Timur Tengah, kelompok ini juga – lagi-lagi lewat media massa – mencoba memprovokasi dan menularkan aksi itu ke Indonesia. Upaya mereka gagal.

Kenapa tidak ada demonstrasi besar dan rusuh dalam 10 tahun terakhir?
Menurut saya ada beberapa hal penyebabnya. Satu, masyarakat sudah makin sadar, bahwa demonstrasi semacam itu bukan penyelesaian yang tepat. Dua, masyarakat tidak menemukan alasan yang pas, untuk melakukan aksi unjuk rasa besar. Ketiga, pemerintah tidak pernah mengeluarkan kebijakan yang benar-benar merugikan masyarakat. Keempat, pemerintah dan aparatur keamanan sudah belajar banyak dari pengalaman masa lalu dalam mengangani ketidakpuasan masyarakat. Kelima, pemerintahan SBY dianggap masih berjalan di rel yang benar oleh sebagian besar masyarakat. Keenam, jalur komunikasi tradisional (non demo) sudah makin membaik dalam mewadahi aspirasi. Dan banyak lagi alasan lainnya.

Tapi kita nggak merasa ya, kalau dalam 10 tahun terakhir kita tidak lagi khawatir berkendaraan atau naik kendaraan umum, diganggu oleh demonstrasi rusuh. Nggak ngerasa ya? Itulah stabilitas yang sesungguhnya. Kalau terganggu sungguh terasa, tapi ketika tidak ada gangguan, kita merasakannya sebagai sesuatu yang biasa. Bukan yang sesuatu bangetz gitu. Padahal, rasa yang positif itulah yang harus diperbesar, agar Tuhan menambah nikmatnya lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun