Mohon tunggu...
Apriliana Limbong
Apriliana Limbong Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis Sosial dan Kemasyarakatan

Pegiat sosial di lingkungan sekitar. Pengagum SBY.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Risma Lebih Patuh Kepada Presiden

21 Februari 2014   17:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:36 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walikota Surabaya Tri Rismaharini sedang naik daun. Prestasinya memang luar biasa dan mencengangkan. Dalam tempo 3 tahun, Risma berhasil mencetak sederet prestasi besar, dan mengubah wajah Surabaya menjadi lebih baik. Kontan saja popularitasnya melonjak tajam. Para partikelir politik ramai-ramai mengerek nama Risma lebih tinggi, yaitu penantang kuat dalam pencalonan presiden 2014. Sayang, Risma bukan tipe orang oportunistis. Dia seorang ibu kalem namun tegas. Dia lebih mementingkan pekerjaannya ketimbang urusan polling politik calon presiden.

Namun di balik kehebatannya itu, Risma tetaplah manusia biasa. Seorang ibu dari anak-anaknya, dan istri dari suaminya. Risma bukan tipikal politisi haus kekuasaan, karena memang latar belakangnya bukan kader partai. Dia ahli pertamanan. Ketika tekanan politik datang bertubi-tubi, goyah juga kekuatannya. Kita sudah tahu kan, bahwa bu Risma yang dikagumi banyak orang itu, berniat mengundurkan diri dari posisi walikota? Kenapa? Karena ada pihak tertentu yang memberikan tekanan kuat.

Kita belum tahu siapa yang menekannya. Walaupun, yang diadukan Risma ke sejumlah pihak adalah proses pemilihan Wakil Walikota Surabaya yang tidak sesuai prosedur. Sang wakil adalah kader PDI P.  Mungkinkah partai tersebut yang memberikan tekanan? Hanya Risma dan sang penekan yang tahu. Nanti mungkin Risma akan membeberkannya.

Yang menarik adalah Risma mendapatkan telepon langsung dari presiden SBY. Dalam hirarki pemerintahan, presiden bukan atasan langsung walikota. Atasan langsung walikota adalah gubernur. Apalagi dalam alam demokrasi seperti sekarang, ketika latar belakang politik presiden, gubernur dan walikota/bupati, berbeda-beda. Menarik karena presiden meminta Risma tidak mundur. Presiden ingin melihat Risma tetap memimpin Surabaya, karena selama ini Risma dianggap presiden sudah berbuat sangat baik untuk Surabaya.

Nah, Risma adalah seorang profesional, yang dulunya adalah pegawai negeri, ahli pertamanan... dia bukan kader parpol yang maju ke kursi walikota dengan bantuan sejumlah parpol, terutama PDIP. Apakah sekarang Risma masih mau dipertahankan oleh PDI P atau sebaliknya? Sampai saat ini, belum ada suara dari partai tersebut yang meminta Risma tetap bertahan seperti keinginan publik. Yang ada malah dari wakil ketua DPR yang asal Golkar dan presiden yang bukan dari PDI P.

Risma memilih patuh kepada siapa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun